Barabai, (Antaranews Kalsel) - Banjir yang melanda Kota Barabai sejak pagi Minggu (7/1) dini hari membuat sejumlah aktifitas ekonomi dan perdagangan lumpuh.

Hingga Minggu  sore, debit air makin meningkat yang membuat akses menuju pasar Keramat dan Pasar Murakata Barabai  tidak bisa  dilalui oleh kendaraan roda dua maupun roda empat.

Salah satu pedagang di kota Barabai Asmi menyebutkan, ketinggian air di samping kiri dan kanan pasar Murakata sudah mencapai setinggi paha orang dewasa.

"Sejak tengah hari tadi kami telah menutup toko, karena melihat genangan air semakin tinggi dan takut tidak bisa pulang, karena sepeda motor bisa mati mesinnya jika memaksakan melewati banjir," katanya.

Pedagang sembako di pasar Keramat Barabai, Ain mengungkapkan, terpaksa memindahkan barang dagangannya ke tempat yang lebih tinggi karena debit air makin meningkat.

"Saat ini kami hanya berharap semoga banjir secepatnya surut karena yang rugi kita semua, pembeli tidak bisa datang dan kamipun tidak bisa berjualan," katanya.

Pedagang sayur mayur dan ikan basah juga terpaksa bergeser memidahkan lapak-lapak jualannya ke jalan raya di muka pintu gerbang hingga mencapai lampu merah simpang 10.

Akibatnya, kemacetanpun tak terhindarkan karena banyaknya pedagang yang berjualan di kiri kanan jalan raya.

Banjir di Kota Barabai kali ini menurut warga Barabai Riza merupakan yang terparah diantara Dua Tahun terahkir walaupun drainase-drainase sudah diperbaiki.

"Hampir semua titik penting di Kota Barabai digenangi banjir seperti area perkantoran, lapangan Dwi Warna, Lapangan Pelajar dan Pusat perbelanjaan," katanya.

Tidak hanya itu, Desa dengan dataran rendah yang dilewati sungai Batang Alai dan sungai Batu Benawa juga terkena luapan yang mengakibatkan lahan-lahan pertanian warga juga terancam gagal panen.

Pewarta: M. Taupik Rahman

Editor : Muhammad Taufikurrahman


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018