Tanjung, (Antaranews Kalsel) - Kasus pernikahan dini di Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan hingga kini masih tinggi bahkan menempati peringkat kedua setelah Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST).

Bupati Tabalong Anang Syakhfiani di Tanjung, Jumat mengatakan kondisi ini harus segera ditindaklanjuti dan perlu peran serta semua pihak agar angka pernikahan dini di "Bumi Saraba Kawa" ini bisa dikendalikan.

"Tingginya angka pernikahan dini selain dipengaruhi kondisi ekonomi juga dipicu masih banyaknya pasangan suami istri yang memiliki anak lebih dari dua," jelas Anang.

Karena itu program Keluarga Berencana pun harus terus digiatkan untuk meningkatkan angka kepesertaan program kependudukan ini mengingat masih banyak warga pedesaan yang belum menjadi peserta KB.

Salah satu upaya pemerintah mendekatkan pelayanan KB di wilayah pedesaan maupun dusun dilaksanakan pencanangan Kampung KB di tiap kecamatan.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencanan Kabupaten Tabalong Hormansyah menyampaikan pencanangan Kampung KB sudah dilaksanakan di 12 kecamatan.

"Desa percontohan Kampung KB merupakan wilayah dengan jumlah kepesertaan KB yang rendah termasuk metode kontrasepsi jangka panjang juga kecil," jelas Hormansyah.

Salah satunya Desa Nawin Kecamatan Haruai jumlah peserta KB tercatat 296 orang dengan jenis kontrasepsi terbanyak yakni suntik 183 orang, pil 97 orang dan implan 12 orang.

Sebelumnya pencanangan Kampung KB juga dilaksanakan di Desa Purui Kecamatan Jaro, Desa Burum Kecamatan Bintang Ara guna menguatkan upaya pengendalian penduduk, sekaligus meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Termasuk di Desa Kasiau Raya Kecamatan Murung Pudak, Desa Walangkir Kecamatan Tanta dan Desa Banyu Tajun Kecamatan Tanjung serta Desa Purui Kecamatan Jaro, Desa Burum Kecamatan Bintang Ara, dan Desa Murung Karangan Kecamatan Kelua.

Pewarta: Herlina Lasmianti

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017