Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Pemerintah Kota Banjarmasin, Kalimanyan Selatan terus berupaya membuat strategi untuk membuat jalan berfasilitas drainase, diantaranya wacana untuk membangun sistem drainase gorong-gorong di bawah jalan, karena sempitnya lahan.

"Karena banyak jalan di daerah kita ini sangat sempit lahannya untuk buat drainase, sehingga langkah yang baik itu kita wacanakan membangun drainase sistem gorong-gorong dibangun di bawah jalan," ujar Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Banjarmasin Gusti Ridwan Sofyan di Banjarmasin, Minggu.

Menurut dia, jika terus dipaksakan membangun drainase di lahan yang sempit, maka akan kurang maksimal fungsinya, untuk itu harus ada langkah yang tepat untuk solusinya.

"Kita pikir mau tidak mau kalau dilahan yang sempit bibir jalannya untuk membangun drainses yang standar bisa mengatasi genangan, harus dibangun sistem gorong-gorong di tengah jalan," paparnya.

Namun, aku Ridwan, langkah ini juga akan perlu kajian mendalam, sebab anggaran yang dibutuhkan juga akan lebih besar daripada membangunnya di samping jalan.

"Belum lagi harus dipikirkan juga terkait akan terjadinya kemacetan akibat pembangunan sistem seperti itu, termasuk bagaimana nantinya sistem perbersihannya," kata Ridwan.

Sejauh ini, ucap dia, pemerintah kota belum ada melakukan pembangunan drainase sistem gorong-gorong di bawah jalan tersebut, khususnya di jalur jalan wilayah pemukiman padat penduduk.

"Karena kesulitan membangun drainse yang benar-benar standar itukan di jalur jalan yang padat penduduk dan arus lalu lintasnya, kalau di jalan protokol todak ada masalah dalam pembangunan drainase ini," paparnya.

Sejauh ini, ungkap dia, masih banyak jalan di daerah ini belum memiliki fasilitas drainase, bahkan total jalan hingga ratusan kilometer lagi, tentunya percepatan pembangunan drainase ini terbentur anggaran.

"APBD kota kita ini hanya Rp1,6 triliun, tentunya banyak prioritas pembangunan yang dilaksanakan, tidak hanya drainase yang penting, namun juga rehabilitasi jembatan-jembatan kayu yang perlu segera diganti konstruksinya dengan beton, hingga tidak semuanya bisa maksimal dialokasikan," paparnya.

Untuk program pembangunan drainase baru dan perbaikan, ucap Ridwan, hanya bisa dianggarkan sekitra Rp10 miliar setiap tahunnya, sehingga dipilih yang sangat prioritas.

"Meski demikian, pembangunan drainase secara bertahap ini sudah cukup memperlihatkan hasilnya, di mana genangan saat terjadi hujan lebat tidak sampai seharian," paparnya.

Diutarakan Ridwan, masalah genagan di daerah ini tidak hanya terjadi karena hujan deras, namun juga karena terjadinya air sungai pasang, lantaran daratan daerah ini yang berdekatan dengan laut.

"Perlu dimaklumi, meski tidak terjadi hujan tiba-tiba terjadi genangan, karena tanah di daerah kita ini di bawah permukaan laut, semua drainase ujung-ujungnya ke sungai," paparnya.

Namun keuntungannya, kata Ridwan, daerah Kota Banjarmasin yang struktur tanahnya tidak perbukitan tapi lahan gambut, hingga besarnya air yang datang masih bisa diserapnya, hingga tidak pernah terjadi bencana banjir besar.

"Meski demikian, kita tetap harus selalu waspada, apalagi daerah kita ini berada paling hilir di sungai Martapura, setaip kapan air besar bisa datang dari hulu, inilah yang harus kita ingat bersama," pungkasnya.

Pewarta: Sukarli

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017