Banjarmasin,  (Antaranews Kalsel) - Hakim Agung pada Mahkamah Agung Republik Indonesia Dr H Abdurrahman SH MH kelahiran tahun 1949 asal Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel), tutup usia, dan jenazahnya rencananya dimakamkan di Banjarmasin, Rabu (29/11) siang.

Almarhum yang adalah mantan dosen Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin itu, meninggal dunia setelah sempat mendapat perawatan di Rumah Sakit Mitra Citra Land-Jalan A Yani km8 Kecamatan Kertak Hanyar, Kabupaten Banjar, Kalsel.

Ketika dihubungi, Dekan Fakultas Hukum Universitas Lambung Mangkurat (ULM/Unlam) Dr H Mohammad Effendy SH MH selain menyatakan turut berduka cita, juga merasa kehilangan atas meninggalnya Dr Abdurrahman tersebut.

"Apalagi almarhum, satu-satunya dosen Unlam yang menjadi Hakim Agung, dan hingga akhir hayatnya tetap menjaga citra penegakan hukum atau dunia peradilan," lanjutnya menjawab Antara Kalsel melalui telepon seluler (hp).

Pasalnya Dekan Fakultas Hukum Unlam tersebut, kini sedang berada di Surabaya menghadiri dosen fakultasnya yang menempuh ujian doktor atau strata tiga (S3), dan berharap bisa menghadiri pemakaman Abdurrahman itu.

Menurut dia, almarhum bukan sekadar ilmuwan, tetapi sosok seorang yang baik, suka berbagai ilmu, bahkan penuh "kebapakan" dalam membimbing mahasiswa.

Sebagai contoh, dia selalu meminjamkan buku-buku bahan kuliah kepada mahasiswa, dan terkadang memberikan buku tersebut kalau kebetulan karya/tulisan almarhum itu sendiri.

Oleh sebab itu, orang-orang yang pernah mendapat kuliah atau bimbingan skripsi dari almarhum tersebut niscaya akan selalu mengenang, dengan kenangan yang manis.

"Untuk sementara ini, belum ada duanya di `Bumi Perjuangan Pangeran Antasari` Kalsel seperti sosok almarhum Abdurrahman, ya sebagai Hakim Agung dan masih bisa berbagi waktu selaku dosen," demikian Moh Effendy.

Sementara Dr H Karlie Hanafi Kalianda SH MH mengaku selain banyak kenangan baik dengan almarhum tersebut, juga kaget atas meninggalnya sahabat karib, Abdurrahman itu.

"Pasalnya baru lebih kurang sepekan lalu saya bersama-sama Dr Abdurrahman kembali dari melaksanakan ibadah umrah, dan sempat membaca buku-buku perpustakaan di Thaib-Arab Saudi," tuturnya.

"Oleh sebab itu, dengan meninggalnya Abdurrahman, saya betul-betul merasa kehilangan sahabat baik. Karena almarhum `kawan sarantang suruntung` (teman sejalan sehaluan), terlebih ketika sama-sama melaksanakan ibadah umrah," demikian Karlie.

Sebagai catatan kecil, ketika kuliah di Fakultas Hukum Unlam, Abdurrahman muda terkenal sebagai seorang mahasiswa "kutu buku" (rajin membaca), karenanya buku-buku pelajarannya hampir tak pernah lepas dari tanggannya setiap hari.

Almarhum meninggalkan seorang istri yang juga pensiunan pegawai Mahkamah Agung RI dan sama-sama alumnus Fakultas Hukum Unlam, tanpa anak.

Pewarta: Syamsuddin Hasan

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017