Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Ketua Komisi II DPRD Provinsi Kalimantan Selatan, Suwardi Sarlan mengharapkan provinsinya mampu lebih maksimal lagi menarik wisatawan, baik nusantara maupun mancanegara.

"Untuk bisa lebih maksimal menarik wisnus dan wisman, maka provinsi kita harus betul-betul masuk distenasi wisata di Indonesia," ujar ketua komisi bidang ekonomi keuangan itu di Banjarmasin, Jumat.

Hal lain yang perlu menjadi perhatian bersama, lanjut wakil rakyat bergelar sarjana agama itu, bagaimana menyediakan/menyuguhkan objek wisata Kalsel agar memberi kesan/kenangan baik bagi wisatawan, bukan sebaliknya.

"Sebab kesan, baik yang baik ataupun buruk akan menjadi bahan ceritera/perbincangan dengan masyarakat asal daerah mereka. Jadi kalau kesannya baik atau buruk, semua itu akan berdampak terhadap kunjungan wisatawan lain," lanjutnya.

Wakil rakyat asal daerah pemilihan (dapil) Kalsel V/Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Balangan dan Kabupaten Tabalong tersebut mengaku tidak mengetahui objek wisata primadona di provinsinya yang terdiri atas 13 kabupaten/kota.

Kalsel tempo dulu, objek wisata primadona provinsi tersebut, antara lain pasar terapung (floting market) di muara Sungai Kuin/Sungai Barito, Kota Banjarmasin sehingga menjadi salah satu ikon siaran telivisi swasta yang tersuhur ke pelosok nusantara Indonesia.

Selain itu, objek wisata alam Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), berada di kawasan Pegunungan Meratus, yang juga bisa untuk wisata petualangan, serta menyimpan budaya komunitas masyarakat terasing atau Suku Dayak-salah satu penduduk asli Kalimantan.

Kemudian keunikan dari kehidupan kerbau rawa daerah Paminggir dan sekitarnya di HSU, juga ramai kunjungan wisnus dan wisman tempo dulu atau hingga awal tahun 1990-an, yang belakangan ini terkesan kurang mendapat perhatian.

"Apakah pasar terapung di `kota seribu sungai` Banjarmasin dan Loksado masih menjadi primadona objek wisata Kalsel," ucap politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tersebut dengan nada bertanya.

Suwardi yang juga Ketua Fraksi PPP DPRD Kalsel itu mengaku bisa memaklumi, kalau pasar terapung di kota seribu sungai dan Loksado tersebut ketermasyhurannya berkurang atau tidak menjadi primadona objek wisata provinsinya.

Pasalnya belakangan ini sentuhan-sentuhan alami atau keaslian (orisinalitas) pada kedua objek wisata pasar terapung Kota Banjarmasin dan Loksado juga agak berkurang.

"Sebagai contoh pasar terapung di Taman Siring Jalan Kapten Pere Tendean/Jalan Pacinan Laut Banjarmasin dan objek wisata Loksado, kurang orisinalitas. Hal itu mungkin yang kurangnya kunjungan wisman bila dibandingkan dengan keadaan tahun 1980-an," demikian Suwardi.

Pada kesempatan terpisah, rekannya satu komisi dan sama-sama dapil Kalsel V, H Yadi Ilhami SH, MHI berharap, sektor kepariwisataan bisa memberi kontribusi yang besar terhadap pendapatan asli daerah (PAD) provinsi/daerah setempat.

Oleh sebab itu, selain terus membenahi infrastruktur penunjang, juga mungkin perlu lmemaksimal promosi melalui berbagai media massa, serta pada setiap kesempatan dan dimana pun, saran anggota DPRD Kalsel pengganti antarwaktu dari Partai Demokrat tersebut.

Pasalnya Kalsel juga mempunyai banyak objek wisata potensial untuk memberi nilai tambah bagi PAD setempat, tinggal bagaimana mengemas agar menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan, demikian Yadi Ilhami.

Selain objek wisata alam, Kalsel juga ada peninggalan sejarah serta objek wisata religi (keagamaan) antara lain masjid tua dan bernilai karamah, dan makam ulama terkenal tempo, seperti makam Maulana Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari dan Syekh Muhammad Nafis.

Muhammad Arsyad Al Banjari atau dengan sebutan Datuk Kelampayan Martapura, Kabupaten Banjar menghasilkan karya berupa Kitab Sabilal Muhtadin, sebuah rujukan ilmi fiq (fikih) yang terkenal hingga ke negeri jiran seperti Malaysia dan Brunai Darussalam.

Begitu pula, Syeh Muhammad Nafis yang bermakan di Kelua, Kabupaten Tabalong atau dekat perbatasan Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah itu terkenal dengan karya Kitab Durun Nafis, sebuah rujukan ilmu tasauf, juga tersyuhur sampai ke Malaysia dan Brunai Darussalam.

Oleh sebab itu, setiap acara haul/peringatan meninggal dunia kedua ulama Banjar terkenal dan kharismatik pada abad ke-18 tersebut juga selalu ada tamu dari negeri jiran Malaysia dan Brunai Darussalam.

Pewarta: Syamsudin Hasan

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017