Dari 30 orang korban yang diduga keracunan tersebut satu orang meninggal dan satu orang lainnya kritis.
Salah seorang perawat RSUD Damanhuri ruang Zamrud Inna menjelaskan jumlah pasien yang mengalami keracunan sekitar tiga puluhan orang.
"Rata-rata mereka kehilangan cairan tubuh karena muntah dan berak dan kini telah kami berikan infus," katanya.
Banyaknya pasien yang masuk secara bersamaan tersebut membuat ruang perawatan tidak memadai dan terpaksa dirujuk ke Rumah Sakit lain untuk mendapatkan penanganan medis.
Salah seorang warga yang keracunan Anang menuturkan keluarganya mendapatkan undangan maulid di salah satu ruang warga pada hari Selasa (9/2) dan berangkat bersama Anggota keluarganya yaitu AhmadJayadi (Ayahnya), Rusdinawati (Ibunya), Misrainah (Istri) dan seorang anaknya yang masih kecil.
Di acara tersebut warga mendapatkan jamuan makan seperti ayam goreng dan kue agar-agar setelah itu sesampai di rumah mereka mulai merasakan pusing, mual, muntah
dan berak serta tidak dapat mengonsumsi makanan lagi.
Sekitar pukul 05.00 Wita, Kamis Pagi (9/2/2012) walaupun sudah dilakukan perawatan oleh keluarga di rumah, Akhmad Jayadi (60 tahun) menghembuskan nfas terakhir dan dikebumikan di Kuburan Mslimin Wawai Kiring, Desa Wawai Kecamatan Batang Alai Selatan.
Sedangkan Anang dan Misrainah dilarikan ke RSUD H Damanhuri untuk
mendapatkan pengobatan, namun Ibunya, Rusdinawati menolak di bawa serta karena
berhalangan mengurus pemakaman suaminya walaupun kondisinya kesehatannya tidak
jauh beda mengalami gejala keracunan yang sama dengan kedua anaknya.
Selain Keluarga Anang, keracunan juga menimpa enam anak-anak Panti Asuhan Birayang beserta tiga Anggota keluarga Pengasuhnya yang turut menghadiri acara Maulidan di rumah warga yang sama.
Enam anak tersebut setelah dirawat kondisinya mulai pulih kecuali Ahmad Riyad (13 tahun) masih kritis.
Menurut Abidin, dirinya bersama anggota panti asuhan lainnya diundang mengisi acara Maulid kemudian disuguhi makanan itik panggang, roti bakar dan agar-agar. Setelah itu seluruh anggota panti merasa mual, muntah dan berak terus-menerus.
“Untuk saat ini biaya berobat kami ditanggung pihak pengurus panti asuhan Birayang dan dari pihak warga yang bermaulidan kemarin telah ada yang datang menjenguk kesini,†katanya. fat/B
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2012