Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Adat (LPMA) Borneo Selatan, Kalimantan Selatan, mengeluarkan himbauan kepada seluruh warga Dayak Meratus di Kalsel agar jangan terpancing isu SARA yang menyesatkan.
Hal tersebut disampaikan oleh Koordinator LPMA Borneo Selatan, Juliade di Barabai, ibu kota Hulu Sungai Tengah (HST), Kamis, menyikapi isu dan informasi yang beredar dan meresahkan di Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu).
"Kami selaku lembaga yang mengayomi masyarakat adat di Kalsel, menghimbau agar seluruh warga Dayak Meratus tidak mudah terpancing isu-isu dan informasi yang tidak benar," ujarnya.
Sebelumnya, telah beredar isu yang disebarkan melalui pesan pendek (SMS) oleh orang tidak bertanggung jawab tentang kondisi keamanan di Tanbu yang tidak kondusif.
Masih berdasarkan SMS tersebut, telah terjadi bentok di Tanbu yang melibatkan dua etnis berbeda.
Ia mengatakan, SMS yang beredar tersebut sama sekali tidak benar karena saat ini kondisi keamanan di Tanbu terkendali dan tidak ada bentrok antar etnis.
"Yang terjadi sebenarnya adalah sengketa tanah antara warga Dayak Meratus di Tanbu dengan sebuah perusahaan pertambangan batu bara di sana dan sama sekali bukan konflik etnis," katanya.
Warga Dayak Meratus di Tanbu terlibat sengketa dengan perusahaan pertambangan batu bara tersebut karena menurut versi mereka dalam areal pertambangan termasuk wilayah adat dan hal tersebut terjadi sejak 2010 lalu.
Namun oleh orang yang tidak bertanggung jawab, masalah tersebut kemudian dimanfaatkan dengan menyebarkan isu SARA sehingga meresahkan warga Tanbu dan warga Dayak Meratus di Kalsel.
"Dalam hal ini, warga Dayak Meratus diharapkan dapat bijaksana menyikapi isu yang menyesatkan tersebut jangan sampai menjadi korban karena ketidak tahuan dan hanya menelan mentah-mentah informasi tanpa menyaringnya," tambahnya.
Kepada seluruh warga Dayak Meratus di Kalsel diminta untuk tenang dan berperan serta menjaga keamanan dan ketertiban.
Karena isu SARA yang beredar melalui SMS tersebut sama sekali tidak benar, demikian Juliade./Nadi/D
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2012
Hal tersebut disampaikan oleh Koordinator LPMA Borneo Selatan, Juliade di Barabai, ibu kota Hulu Sungai Tengah (HST), Kamis, menyikapi isu dan informasi yang beredar dan meresahkan di Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu).
"Kami selaku lembaga yang mengayomi masyarakat adat di Kalsel, menghimbau agar seluruh warga Dayak Meratus tidak mudah terpancing isu-isu dan informasi yang tidak benar," ujarnya.
Sebelumnya, telah beredar isu yang disebarkan melalui pesan pendek (SMS) oleh orang tidak bertanggung jawab tentang kondisi keamanan di Tanbu yang tidak kondusif.
Masih berdasarkan SMS tersebut, telah terjadi bentok di Tanbu yang melibatkan dua etnis berbeda.
Ia mengatakan, SMS yang beredar tersebut sama sekali tidak benar karena saat ini kondisi keamanan di Tanbu terkendali dan tidak ada bentrok antar etnis.
"Yang terjadi sebenarnya adalah sengketa tanah antara warga Dayak Meratus di Tanbu dengan sebuah perusahaan pertambangan batu bara di sana dan sama sekali bukan konflik etnis," katanya.
Warga Dayak Meratus di Tanbu terlibat sengketa dengan perusahaan pertambangan batu bara tersebut karena menurut versi mereka dalam areal pertambangan termasuk wilayah adat dan hal tersebut terjadi sejak 2010 lalu.
Namun oleh orang yang tidak bertanggung jawab, masalah tersebut kemudian dimanfaatkan dengan menyebarkan isu SARA sehingga meresahkan warga Tanbu dan warga Dayak Meratus di Kalsel.
"Dalam hal ini, warga Dayak Meratus diharapkan dapat bijaksana menyikapi isu yang menyesatkan tersebut jangan sampai menjadi korban karena ketidak tahuan dan hanya menelan mentah-mentah informasi tanpa menyaringnya," tambahnya.
Kepada seluruh warga Dayak Meratus di Kalsel diminta untuk tenang dan berperan serta menjaga keamanan dan ketertiban.
Karena isu SARA yang beredar melalui SMS tersebut sama sekali tidak benar, demikian Juliade./Nadi/D
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2012