Batulicin, (Antaranews Kalsel) - Dinas Kesehatan Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, menargetkan 2019 seluruh masyarakat "Bumi Bersujud" terbebas dari penyakit kaki gajah atau Filariasis.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu H Damrah melalui Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Nurliana, di Batulicin, Senin, mengatakan Oktober 2017 akan melaksanakan Bulan Eliminasi Kaki Gajah (BELKAGA) dengan membagikan secara serentak obat penyakit kaki gajah atau filariasis kepada masyarakat.
"Konsepnya adalah petugas di 14 kecamatan akan membentuk kader-kader di seluruh desa binaannya, dan akan membagi obat kaki gajah kepada seluruh masyarakat di Tanah Bumbu," katanya.
Ia mengatakan, pada saat pelaksanaan BELKAGA para kader akan membuat posko di desa masing-masing, mempersilahkan masyarakat untuk datang mengambil dan minum obat langsung di tempat.
Periode 2017 merupakan tahun ketiga bagi Kabupaten Tanah Bumbu melaksanakan Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) penyakit kaki gajah.
"Ini merupakan tahun ke tiga kami melaksanakan POPM Penyakit Kaki Gajah," tuturnya.
Semoga 2019 sesuai target, masyarakat "Bumi Bersujud" dapat terbebas dari penyakit kaki gajah atau filariasis sehingga masyarakatnya hidup sehat berkualitas untuk menunjang Tridharma Pembangunan di Kabupaten Tanah Bumbu.
Untuk diketahui, penyakit kaki gajah atau filariasis adalah jenis penyakit menular yang disebabkan oleh cacing filaria dan ditularkan melalui segala macam nyamuk yang telah menggigit orang yang dalam darahnya mengandung anak cacing filarial.
Dalam periode satu sampai dua minggu, anak cacing yang terhisap nyamuk berubah menjadi larva dan jika nyamuk tersebut menggigit orang sehat, maka larva akan berpindah ke orang sehat tersebut.
Menurut survey terakhir yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan, Kabupaten Tanah Bumbu memiliki kepadatan 2,3 per mikloliter anak cacing filarial dalam darah penduduknya.
Dari data tersebut, maka Tanah Bumbu dianggap sebagai daerah yang memiliki potensi penularan penyakit kaki gajah yang tinggi karena kepadatan yang normal dalam suatu wilayah agar dikatakan aman adalah dibawah satu mikroliter.
"Oleh sebab itu kami akan melaksankan Bulan Eliminasi Kaki Gajah setiap tahun selama lima tahun untuk mengeliminasi penyakit yang menakutkan dan seringkali dianggap sebagai kutukan," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu H Damrah melalui Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Nurliana, di Batulicin, Senin, mengatakan Oktober 2017 akan melaksanakan Bulan Eliminasi Kaki Gajah (BELKAGA) dengan membagikan secara serentak obat penyakit kaki gajah atau filariasis kepada masyarakat.
"Konsepnya adalah petugas di 14 kecamatan akan membentuk kader-kader di seluruh desa binaannya, dan akan membagi obat kaki gajah kepada seluruh masyarakat di Tanah Bumbu," katanya.
Ia mengatakan, pada saat pelaksanaan BELKAGA para kader akan membuat posko di desa masing-masing, mempersilahkan masyarakat untuk datang mengambil dan minum obat langsung di tempat.
Periode 2017 merupakan tahun ketiga bagi Kabupaten Tanah Bumbu melaksanakan Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) penyakit kaki gajah.
"Ini merupakan tahun ke tiga kami melaksanakan POPM Penyakit Kaki Gajah," tuturnya.
Semoga 2019 sesuai target, masyarakat "Bumi Bersujud" dapat terbebas dari penyakit kaki gajah atau filariasis sehingga masyarakatnya hidup sehat berkualitas untuk menunjang Tridharma Pembangunan di Kabupaten Tanah Bumbu.
Untuk diketahui, penyakit kaki gajah atau filariasis adalah jenis penyakit menular yang disebabkan oleh cacing filaria dan ditularkan melalui segala macam nyamuk yang telah menggigit orang yang dalam darahnya mengandung anak cacing filarial.
Dalam periode satu sampai dua minggu, anak cacing yang terhisap nyamuk berubah menjadi larva dan jika nyamuk tersebut menggigit orang sehat, maka larva akan berpindah ke orang sehat tersebut.
Menurut survey terakhir yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan, Kabupaten Tanah Bumbu memiliki kepadatan 2,3 per mikloliter anak cacing filarial dalam darah penduduknya.
Dari data tersebut, maka Tanah Bumbu dianggap sebagai daerah yang memiliki potensi penularan penyakit kaki gajah yang tinggi karena kepadatan yang normal dalam suatu wilayah agar dikatakan aman adalah dibawah satu mikroliter.
"Oleh sebab itu kami akan melaksankan Bulan Eliminasi Kaki Gajah setiap tahun selama lima tahun untuk mengeliminasi penyakit yang menakutkan dan seringkali dianggap sebagai kutukan," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017