Banjarbaru (Antaranews Kalsel) - Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Banjarbaru, Kalimantan Selatan, menemukan sapi kurban yang terserang penyakit tuberkulosis (TBC) dan bisa menular ke manusia (zoonosis).
Kepala Bidang Peternakan DKP3 Kota Banjarbaru Yohana Kriswinantu di Kota Banjarbaru, Selasa mengatakan, sapi kurban yang terserang TBC ditemukan di kawasan Kelurahan Mentaos Banjarbaru.
"Satu ekor sapi kurban yang sudah disembelih dan diperiksa bagian hatinya ternyata terdapat gumpalan putih seperti keju dan diketahui sebagai penyakit TBC pada sapi," ujarnya.
Ia mengatakan, pihaknya sudah meminta kepada panitia kurban untuk membuang bagian hati yang terserang TBC karena jika dikonsumsi oleh manusia maka berpotensi tertular.
Dijelaskan, penyakit Tuberkulosis pada hewan khususnya sapi disebabkan infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis dan bisa menular ke hewan lain maupun pada manusia atau Zoonosis.
"Sebenarnya, sapi yang terserang TBC tidak layak konsumsi karena tubuhnya sudah mengandung bakteri penyakit yang berpotensi menular ke manusia dan membahayakan," ungkapnya.
Menurut dia, temuan sapi kurban yang terserang TBC merupakan pertama kali dan kemungkinan penyebabnya adalah bakteri yang berkembang di sekitar area kandang binatang ternak itu.
"Kami mengimbau pemilik kandang ternak untuk mengenakan masker saat mendekati sapinya sehingga mereka tidak tertular TBC yang menular melalui udara," pesannya.
Dikatakan, selain menemukan sapi kurban yang terserang TBC, pihaknya juga menemukan beberapa sapi kurban yang menderita cacing hati dan sudah meminta bagian hati jangan dikonsumsi.
"Hasil pemeriksaan yang dilakukan ke sejumlah tempat penyembelihan hewan kurban ditemukan hati sapi mengandung cacing sehingga diminta hatinya dibuang dan jangan dikonsumsi," ujarnya.
Ditambahkan, hati sapi yang sudah terserang cacing hati berbahaya jika dikonsumsi terutama jika bagian hatinya dibikin sate, tetapi jika dimasak secara benar tidak masalah.
"Jika dibikin sate otomatis masaknya tidak sempurna dan kemungkinan cacing masih hidup kecuali direbus atau dimasak lama. Namun, jika sudah terserang cacing hati kami tidak menganjurkan bagian hatinya dikonsumsi," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017
Kepala Bidang Peternakan DKP3 Kota Banjarbaru Yohana Kriswinantu di Kota Banjarbaru, Selasa mengatakan, sapi kurban yang terserang TBC ditemukan di kawasan Kelurahan Mentaos Banjarbaru.
"Satu ekor sapi kurban yang sudah disembelih dan diperiksa bagian hatinya ternyata terdapat gumpalan putih seperti keju dan diketahui sebagai penyakit TBC pada sapi," ujarnya.
Ia mengatakan, pihaknya sudah meminta kepada panitia kurban untuk membuang bagian hati yang terserang TBC karena jika dikonsumsi oleh manusia maka berpotensi tertular.
Dijelaskan, penyakit Tuberkulosis pada hewan khususnya sapi disebabkan infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis dan bisa menular ke hewan lain maupun pada manusia atau Zoonosis.
"Sebenarnya, sapi yang terserang TBC tidak layak konsumsi karena tubuhnya sudah mengandung bakteri penyakit yang berpotensi menular ke manusia dan membahayakan," ungkapnya.
Menurut dia, temuan sapi kurban yang terserang TBC merupakan pertama kali dan kemungkinan penyebabnya adalah bakteri yang berkembang di sekitar area kandang binatang ternak itu.
"Kami mengimbau pemilik kandang ternak untuk mengenakan masker saat mendekati sapinya sehingga mereka tidak tertular TBC yang menular melalui udara," pesannya.
Dikatakan, selain menemukan sapi kurban yang terserang TBC, pihaknya juga menemukan beberapa sapi kurban yang menderita cacing hati dan sudah meminta bagian hati jangan dikonsumsi.
"Hasil pemeriksaan yang dilakukan ke sejumlah tempat penyembelihan hewan kurban ditemukan hati sapi mengandung cacing sehingga diminta hatinya dibuang dan jangan dikonsumsi," ujarnya.
Ditambahkan, hati sapi yang sudah terserang cacing hati berbahaya jika dikonsumsi terutama jika bagian hatinya dibikin sate, tetapi jika dimasak secara benar tidak masalah.
"Jika dibikin sate otomatis masaknya tidak sempurna dan kemungkinan cacing masih hidup kecuali direbus atau dimasak lama. Namun, jika sudah terserang cacing hati kami tidak menganjurkan bagian hatinya dikonsumsi," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017