Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan menargetkan "Revolusi Hijau" atau penghijauan di lahan kritis pada tahun ini mencapai 20.000 hektare.

Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kalsel Hanif Faisol Nurofiq di Banjarmasin, Kamis, mengungkapkan, semangat "Revolusi Hijau" yang digaungkan Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor untuk memperbaiki lahan kritis telah direalisasikan gencar, hingga targetnya tahun 2017 ini bisa mencapai 20 ribu hektare.

"Ini target profesional yang dapat kami rincikan dicapai, tentunya didukung program dari pemerintah kabupaten/kota dan pecinta lingkungan hidup," kata dia.

Menurut dia, capaian 20 ribu hektare untuk penanganan lahan kritis tersebut hanya berkisar enam persen dari luas lahan kritis di provinsi ini yang mencapai 461 ribu hektare.

Sebagaimana diketahui, ungkap Hanif, luas wilayah provinsi dengan 13 kabupaten/kota tersebut adalah 3,8 juta hektare di mana luas kawasan hutannya 1,7 juta hektare.

"Sementara terdata saat ini luas kawasan lahan kritis mencapai 461 ribu hektare, di antaranya seluas 398 hektare berada di kawasan hutan," terangnya.

Menurut dia, perlu waktu sekitar sepuluh tahun provinsi ini untuk memperbaiki hutannya yang terlanjur rusak untuk lestari kembali, paling tidak menghijaujan lahan yang kritis tersebut.

"Namun dengan gerakan revolusi hijau ini, ami percaya akan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga hutan dan dengan peduli menanam pohon di lahan yang kritis atau lahan tandus," ujarnya.

Hanif menjelaskan, gelaran revolusi hijau untuk mengubah prilaku masyarakat secara cepat dan tepat, melalui penanaman dengan pendekatan penyuluhan yang melibatkan stakeholder di semua lapisan masyarakat.

Dikatakan dia, penanganan lahan kritis ini harus dilakukan dengan bijak, sebab tujuannya tidak hanya untuk mengembalikan kelestarian hutan, tapi bermanfaat pula bagi kesejahteraan masyarakat.

"Jadi pohon yang ditanam itu bisa menghasilkan ekonomi, misalnya perkebunanan karet atau buah-buahan, ini yang harus digalakkan," ucapnya.

Pewarta: Sukarli

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017