Banjarbaru (Antaranews Kalsel) - Jumlah penduduk miskin di Kalimantan Selatan hasil pendataan Badan Pusat Statistik (BPS) selama satu semester pada September 2016 hingga Maret 2017 bertambah sebanyak 9.760 orang.

Kepala BPS Kalsel Diah Utami di Kota Banjarbaru, Selasa mengatakan, jumlah penduduk miskin bertambah baik di perkotaan maupun perdesaan yang mencapai ribuan orang.

"Penduduk miskin di perkotaan bertambah sebanyak 1.698 orang dan di perdesaan lebih banyak lagi mencapai 8.062 orang sehingga totalnya sebanyak 9.760 orang ," ujarnya.

Ia mengatakan, jumlah penduduk miskin di Kalsel keadaan bulan Maret 2017 tercatat sebanyak 193.919 orang. Jika dibandingkan bulan September 2016 sebanyak 184.159 orang.

Disebutkan, jumlah penduduk miskin yang mencapai ratusan ribu orang itu tersebar di perkotaan sebanyak 62.596 orang, sedangkan di perdesaan lebih banyak lagi mencapai 121.323 orang.

"Tingkat kemiskinan di Kalsel baik perkotaan maupun perdesaan Maret 2017 sebesar 4,73 persen. Angka itu naik dibanding kemiskinan bulan September 2016 sebesar 4,52 persen," ungkapnya.

Dijelaskan, peranan komoditi makanan terhadap Garis Kemiskinan (GK) masih lebih besar jika dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan).

"Peranan komoditi makanan masih lebih besar dibanding komoditi bukan makanan dan peranan Garis Kemiskinan Makanan terhadap GK pada September sebesar 71,56 persen," ucapnya.

Menurut dia, komoditi makanan yang mempunyai peranan relatif besar dalam menentukan Garis Kemiskinan adalah beras, rokok kretek filter, kue basah, telur ayam ras, mie instan dan gula pasir.

Sedangkan komoditi non makanan yang mempunyai peranan relatif besar adalah perumahan, bensin, listrik, biaya pendidikan, air dan barang-barang untuk perlengkapan mandi.

"Komoditi yang memberikan sumbangan terbesar pembentukan GK adalah biaya perumahan, bensin, listrik, biaya pendidikan dan perlengkapan mandi," ujarnya.

Dikatakan, periode bulan September 2016 hingga bulan Maret 2017, indeks kedalaman kemiskinan dan indeks keparahan kemiskinan mengalami kenaikkan.

"Indeks kedalaman kemiskinan pada September naik 0,693 menjadi 0,722 pada Maret. Kenaikkan itu mengindikasi rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung menjauh dari garis kemiskinan," katanya.

Pewarta: Yose Rizal

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017