Kotabaru, (Antaranews Kalsel) - Industri semen "Tiga Roda" PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Tarjun, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, melakukan konservasi memelihara keberadaan sumber daya air agar senantiasa tersedia untuk memenuhi kebutuhan mahluk hidup.
Manager Coorporate Social Responsibility/Cummunity Development PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Tarjun H Teguh Iman Basoeki, di Kotabaru, Rabu, mengatakan lahan yang disiapkan untuk kawasan konservasi seluas tujuh hektare, di sekitar lokasi perusahaan.
"Saat ini baru dua hektare yang dimanfaatkan untuk embung," katanya.
Dikatakan, hampir setiap tahun areal yang sebagian besar berupa semak belukar, dan rumput ilalang tersebut terbakar pada musim kemarau lebih dari empat bulan.
Namun dengan dijadikannya areal konservasi berupa embung, diharapkan upaya memelihara keberadaan serta keberlanjutan keadaan, sifat dan fungsi sumber daya air agar senantiasa tersedia dalam kuantitas dan kualitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan mahluk hidup, baik pada waktu sekarang maupun yang akan datang.
"Dulu di kawasan itu tidak ada burung belibis, namun dengan dijadikannya embung maka saat ini banyak burung belibis, dan yang lainnya berada di kawasan tersebut," terangnya.
Mendukung program tersebut, Indocement menargetkan untuk menanam pohon trembesi, pohon buah-buahan lokal, dan pohon kayu hutan di sekitar lokasi embung dan di kawasan yang lainnya.
Selain untuk menjaga agar tidak terjadi kebakaran, dengan tanaman pohon tersebut bisa menjaga sumber daya air demi memenuhi kebutuhan makhluk hidup.
Membantu mewujudkan program tersebut, industri semen Tiga Roda bekerja sama dengan perguruan tinggi Universitas Lambung Mangkurat, Pengendalian Kebakaran Hutan (PKH) Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan, serta instansi yang lainnya.
Kasi Perlindungan Hutan deni Prasetyo, menambahkan masyarakat diajak untuk mendukung program pemerintah melalui Gubernur Kalsel H Sahbirin menargetkan revolusi hijau dan "zero hotspot".
"Program Indocement untuk menanam 1.000 pohon merupakan salah satu upaya untuk mendukung program revolusi hijau dan zero hotspot," tambahnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017
Manager Coorporate Social Responsibility/Cummunity Development PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Tarjun H Teguh Iman Basoeki, di Kotabaru, Rabu, mengatakan lahan yang disiapkan untuk kawasan konservasi seluas tujuh hektare, di sekitar lokasi perusahaan.
"Saat ini baru dua hektare yang dimanfaatkan untuk embung," katanya.
Dikatakan, hampir setiap tahun areal yang sebagian besar berupa semak belukar, dan rumput ilalang tersebut terbakar pada musim kemarau lebih dari empat bulan.
Namun dengan dijadikannya areal konservasi berupa embung, diharapkan upaya memelihara keberadaan serta keberlanjutan keadaan, sifat dan fungsi sumber daya air agar senantiasa tersedia dalam kuantitas dan kualitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan mahluk hidup, baik pada waktu sekarang maupun yang akan datang.
"Dulu di kawasan itu tidak ada burung belibis, namun dengan dijadikannya embung maka saat ini banyak burung belibis, dan yang lainnya berada di kawasan tersebut," terangnya.
Mendukung program tersebut, Indocement menargetkan untuk menanam pohon trembesi, pohon buah-buahan lokal, dan pohon kayu hutan di sekitar lokasi embung dan di kawasan yang lainnya.
Selain untuk menjaga agar tidak terjadi kebakaran, dengan tanaman pohon tersebut bisa menjaga sumber daya air demi memenuhi kebutuhan makhluk hidup.
Membantu mewujudkan program tersebut, industri semen Tiga Roda bekerja sama dengan perguruan tinggi Universitas Lambung Mangkurat, Pengendalian Kebakaran Hutan (PKH) Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan, serta instansi yang lainnya.
Kasi Perlindungan Hutan deni Prasetyo, menambahkan masyarakat diajak untuk mendukung program pemerintah melalui Gubernur Kalsel H Sahbirin menargetkan revolusi hijau dan "zero hotspot".
"Program Indocement untuk menanam 1.000 pohon merupakan salah satu upaya untuk mendukung program revolusi hijau dan zero hotspot," tambahnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017