Politeknik Negeri Banjarmasin (Poliban) Kalimantan Selatan melalui Tim Inovokasi Kreatif Mitra Vokasi menciptakan alat pelebur aluminium dengan pelet dari limbah kayu sebagai bahan bakar alternatif.
Direktur Poliban Kalsel Joni Riadi di Banjarmasin, Minggu, menyampaikan apresiasi atas karya dosen dan mahasiswanya di jurusan teknik mesin dengan menciptakan alat pelebur aluminium tersebut.
Dia mengatakan, inovasi yang diciptakan ini sangat bermanfaat bagi masyarakat, terkhusus bagi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang bergerak pada pembuatan alat dari aluminium.
Salah satu contohnya UMKM Makuba di Kecamatan Daha Utara, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalsel untuk membuat baling-baling kapal.
Dosen Teknik Mesin / Tim Inovokasi Poliban Teguh Suprianto mengungkapkan, karya yang diciptakan pihaknya ini sangat membantu UMKM Makuba untuk beroperasi lebih ekonomis dan memaksimalkan produksi.
"Kita menggunakan serbuk kayu sebagai bahan bakar dalam proses pengecoran logam, pemanfaatan serbuk kayu ini sebagai bahan bakar dapat menjadi solusi yang efektif untuk mengurangi ketergantungan pada arang kayu ulin yang semakin langka dan mahal," tuturnya.
Menurut Teguh, adanya alat ini dapat membantu masalah pembiayaan produksi UMKM Makuba.
Disamping itu, penggunaan serbuk kayu bisa mengurangi deforestasi dan degradasi lingkungan.
"Ada beberapa tahapan yang kita lakukan, diantaranya pengolahan limbah kayu menjadi pelet lalu pembuatan alat tungku pembakaran (burners) pelet, setelah burner selesai, kita melakukan uji kelayakan untuk memastikan burner dapat digunakan sebagai alat peleburan aluminium," jelasnya.
Dia mengatakan, saat ini mitra masih menggunakan alat peleburan dengan sistem terbuka, yang menyebabkan banyaknya energi panas tidak sepenuhnya diarahkan ke logam yang dilebur, sehingga menyebabkan penggunaan bahan bakar kurang efisien.
"Sedangkan alat peleburan kita ini menggunakan sistem tertutup, dan berhasil meningkatkan efisiensi penggunaan bahan bakar dan memaksimalkan pemanfaatan energi panas, jadi jumlah bahan bakar yang dibutuhkan untuk mencapai suhu tertentu dapat dikurangi," ujarnya.
Sebagaimana disampaikan pemilik UMKM Makuba Ahmad Gazali yang berterima kasih atas bantuan alat dari Poliban ini, karena sangat membantu pembiayaan produksi jadi lebih hemat.
"Alhamdulillah untuk bantuan alat yang dibuat oleh Tim Inovokasi Poliban sangat membantu kami, terutama dari segi efisiensi bahan bakar jadi lebih hemat, biasanya arang yang kami gunakan harganya 50-60 ribu perkarung, nah kalau alat dari Poliban pakai kayu sisa pabrikan sehingga bisa gratis atau tergantung kesepakatan ditempat," ucapnya.
Menurut dia, selain hemat, proses pembakaran pun jadi lebih cepat dan efisien.
"Kemarin ada dua jenis bahan pelet, yang jenis pertama lebih banyak sisa debu yang dihasilkan dan lebih cepat habis, nah jenis yang kedua yang lebih baik hemat bahan bakar dan cepat panas," demikian katanya.
Baca link:Poliban
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024