Tim Dosen Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Tahun 2024 dari Program Studi Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lambung Mangkurat (FISIP ULM) mengajarkan pembuatan Nugget Ikan Gabus (Nuiga) untuk menu sehat anak mencegah stunting.
"Kami memberikan praktek secara langsung pembuatan makanan sehat Nuiga kepada tim Dapur Sehat di Kelurahan Antasan Kecil Timur (AKT), Kota Banjarmasin," kata salah satu anggota Tim Dosen ULM Trisylvana Azwari di Banjarmasin, Kamis.
Baca juga: Kalsel kemarin, bantuan rehabilitasi 100 rumah hingga sembako ke warga pesisir
Nuiga itu diharapkan dapat memberikan varian menu yang bisa menjadi inspirasi makanan sehat bagi Kelompok Dapur Sehat di Kelurahan AKT.
PKM yang dilaksanakan merupakan kegiatan tahunan dengan bantuan hibah dari LPPM ULM dengan nama Program Dosen Wajib Mengabdi (PDWA) dengan ketua tim yaitu Avela Dewi, S.Sos., M.Si bersama anggota Trisylvana Azwari, S.Sos., M.AP, Erma Ariyani, S.Sos., M.Sc, Widyakanti, S.Sos., M.AP dan Anjani, S,AP., M.AP serta dibantu oleh mahasiswa yang menjadi pencetus Nuiga yaitu Annisa Rizky, Meisya Kamila, Selfa, dan Sukma Az Zahra.
Kegiatan PKM telah dilaksanakan pada 8 Agustus 2024 di Kantor Kelurahan AKT, Kecamatan Banjarmasin Utara, Kota Banjarmasin bertema “Pembinaan Kelompok Dapur Sehat Melalui Pembuatan Nuiga Untuk Pemenuhan Gizi Dalam Pencegahan Stunting di Kelurahan Antasan Kecil Timur Kecamatan Banjarmasin Utara Kota Banjarmasin”.
Tim Dapur Sehat Kelurahan AKT diberikan pengetahuan pembuatan makanan sehat yang bisa dimakan semua kalangan yaitu pembuatan Nugget Ikan Gabus yang disingkat menjadi Nuiga.
Baca juga: ULM cetak 682 tenaga perawat sokong layanan kesehatan di Kalimantan
Kegiatan ini juga didampingi oleh pihak kesehatan Puskesmas Kayu Tangi yang ikut juga ambil andil dalam acara pengabdian ini dan tentunya merupakan upaya tim PKM dan Puskesmas untuk dapat memberikan pembinaan dalam memberikan varian makanan sebagai menu sehat yang bisa masuk ke dalam program Dapur Sehat.
Menurut Avela selaku ketua tim, makanan Nuiga ini tentunya tidak hanya diperuntukkan bagi anak-anak saja tetapi dapat membantu ibu yang baru melahirkan dalam memperlancar ASI sebagai penambah gizi dan nutrisi.
Karena Nuiga ini berbahan dasar dari Ikan Gabus (Haruan) yang memang tidak asing lagi di wilayah Kota Banjarmasin dengan kandungan penuh proteinnya.
Masakan Nuiga merupakan ide dari tim anggota mahasiswa Prodi Administrasi Publik FISIP ULM yang mencoba mengikuti Program Kreatifitas Mahasiswa dan menjadi inspirasi bagi tim PKM untuk memberikan pembinaan Kelompok Dapur Sehat Kelurahan AKT.
Diharapkan kedepannya para ibu di Kelurahan AKT agar bisa membuat sendiri di rumah dan diberikan kepada anak agar mendapatkan gizi dan nutrisi dari Nuiga sebagai pengganti makanan sehat lainnya.
Sementara pihak Puskesmas Kayu Tangi Mega mengatakan pembinaan kelompok dapur sehat ini sangat membantu pihaknya dalam program dapur sehat selanjutnya.
Menurut dia, ada beberapa menu yang memang sulit untuk dimakan anak-anak khususnya anak umur 2 tahun ke atas dalam pemenuhan gizi.
Dengan adanya Nuiga ini tentunya tidak hanya sebagai pengganti ikan, tetapi juga bisa dijadikan camilan di saat anak-anak melakukan aksi GTM (Gerakan Tutup Mulut) karena terdapat menu sehat yang tidak mereka sukai.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024
"Kami memberikan praktek secara langsung pembuatan makanan sehat Nuiga kepada tim Dapur Sehat di Kelurahan Antasan Kecil Timur (AKT), Kota Banjarmasin," kata salah satu anggota Tim Dosen ULM Trisylvana Azwari di Banjarmasin, Kamis.
Baca juga: Kalsel kemarin, bantuan rehabilitasi 100 rumah hingga sembako ke warga pesisir
Nuiga itu diharapkan dapat memberikan varian menu yang bisa menjadi inspirasi makanan sehat bagi Kelompok Dapur Sehat di Kelurahan AKT.
PKM yang dilaksanakan merupakan kegiatan tahunan dengan bantuan hibah dari LPPM ULM dengan nama Program Dosen Wajib Mengabdi (PDWA) dengan ketua tim yaitu Avela Dewi, S.Sos., M.Si bersama anggota Trisylvana Azwari, S.Sos., M.AP, Erma Ariyani, S.Sos., M.Sc, Widyakanti, S.Sos., M.AP dan Anjani, S,AP., M.AP serta dibantu oleh mahasiswa yang menjadi pencetus Nuiga yaitu Annisa Rizky, Meisya Kamila, Selfa, dan Sukma Az Zahra.
Kegiatan PKM telah dilaksanakan pada 8 Agustus 2024 di Kantor Kelurahan AKT, Kecamatan Banjarmasin Utara, Kota Banjarmasin bertema “Pembinaan Kelompok Dapur Sehat Melalui Pembuatan Nuiga Untuk Pemenuhan Gizi Dalam Pencegahan Stunting di Kelurahan Antasan Kecil Timur Kecamatan Banjarmasin Utara Kota Banjarmasin”.
Tim Dapur Sehat Kelurahan AKT diberikan pengetahuan pembuatan makanan sehat yang bisa dimakan semua kalangan yaitu pembuatan Nugget Ikan Gabus yang disingkat menjadi Nuiga.
Baca juga: ULM cetak 682 tenaga perawat sokong layanan kesehatan di Kalimantan
Kegiatan ini juga didampingi oleh pihak kesehatan Puskesmas Kayu Tangi yang ikut juga ambil andil dalam acara pengabdian ini dan tentunya merupakan upaya tim PKM dan Puskesmas untuk dapat memberikan pembinaan dalam memberikan varian makanan sebagai menu sehat yang bisa masuk ke dalam program Dapur Sehat.
Menurut Avela selaku ketua tim, makanan Nuiga ini tentunya tidak hanya diperuntukkan bagi anak-anak saja tetapi dapat membantu ibu yang baru melahirkan dalam memperlancar ASI sebagai penambah gizi dan nutrisi.
Karena Nuiga ini berbahan dasar dari Ikan Gabus (Haruan) yang memang tidak asing lagi di wilayah Kota Banjarmasin dengan kandungan penuh proteinnya.
Masakan Nuiga merupakan ide dari tim anggota mahasiswa Prodi Administrasi Publik FISIP ULM yang mencoba mengikuti Program Kreatifitas Mahasiswa dan menjadi inspirasi bagi tim PKM untuk memberikan pembinaan Kelompok Dapur Sehat Kelurahan AKT.
Diharapkan kedepannya para ibu di Kelurahan AKT agar bisa membuat sendiri di rumah dan diberikan kepada anak agar mendapatkan gizi dan nutrisi dari Nuiga sebagai pengganti makanan sehat lainnya.
Sementara pihak Puskesmas Kayu Tangi Mega mengatakan pembinaan kelompok dapur sehat ini sangat membantu pihaknya dalam program dapur sehat selanjutnya.
Menurut dia, ada beberapa menu yang memang sulit untuk dimakan anak-anak khususnya anak umur 2 tahun ke atas dalam pemenuhan gizi.
Dengan adanya Nuiga ini tentunya tidak hanya sebagai pengganti ikan, tetapi juga bisa dijadikan camilan di saat anak-anak melakukan aksi GTM (Gerakan Tutup Mulut) karena terdapat menu sehat yang tidak mereka sukai.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024