Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan berupaya memenuhi kekurangan dokter spesialis melalui Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS).
Hal itu dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) tenaga kesehatan di rumah sakit maupun puskesmas Kota Banjarmasin.
Baca juga: Dua dokter spesialis RSUD Daha Sejahtera habis masa tugas
"Kami dapat mengupayakan dalam memenuhi kebutuhan dokter spesialis dengan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS)," ucap Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin Tabiun Huda di Banjarmasin, Rabu.
Tabiun Huda mengatakan saat ini dokter spesialis di Kota Banjarmasin sebanyak 291 orang dari berbagai bidang.
"Hampir semua spesialis kami ada, terutama empat spesialis dasar yang harus terpenuhi seperti penyakit dalam, anak, bedah dan kandungan. Selain itu spesialis penunjang juga terisi. Yang tidak terisi dan tidak menjadi prioritas seperti spesialis kelautan," ungkapnya.
Meski begitu, dia mengungkapkan untuk pemenuhan dokter serta tenaga medis di rumah sakit dan puskesmas di Banjarmasin masih terbilang kurang.
"Untuk dokter dan tenaga medis beberapa masih kurang terpenuhi, makanya masih menggunakan tenaga kontrak dan perekrutan di CPNS," ucapnya.
"Secara perhitungannya seharusnya di setiap puskesmas minimal memiliki tiga dokter di dalam gedung, belum lagi pelayanan di luar gedung yang harus disediakan juga dokter, belum lagi beban kerjanya yang harus diperhitungkan juga, paling tidak empat dokter untuk setiap wilayah kelurahan," ujarnya.
Baca juga: Poliban lakukan langkah maksimal cegah kekerasan seksual di kampus
Bukan itu saja, untuk di Kota Banjarmasin sendiri tidak ada atau belum ada program beasiswa bagi calon dokter.
"Kalau di Banjarmasin tidak ada, yang ada hanya untuk dokter yang mau ke spesialis. Program beasiswa calon dokter hanya ada di daerah terpencil, perbatasan dan kepulauan," ujarnya.
"Dinas Kesehatan pernah ada mengajukan program tersebut, namun hal itu tidak bisa dilakukan karena daerah perkotaan," katanya.
Untuk Kota Banjarmasin, pihaknya dapat mengupayakan dalam memenuhi kebutuhan dokter spesialis melalui Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS).
"Kita lakukan pemetaan dulu, kalau lingkup pemerintah kota biasanya membuat perencanaan dokter spesialis dengan PPDS. Seperti, Pemko yang punya RSUD Sultan Suriansyah. dari rumah sakit tersebut membuat rencana kebutuhan lima tahun ke depan lalu disusun kebutuhan dokter spesialis apa saja, jika nanti ada PPDS maka bisa diajukan," katanya.
Baca juga: Dokter spesialis saraf siap layani pasien di RSUD Brigjend H Hasan Basry
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024
Hal itu dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) tenaga kesehatan di rumah sakit maupun puskesmas Kota Banjarmasin.
Baca juga: Dua dokter spesialis RSUD Daha Sejahtera habis masa tugas
"Kami dapat mengupayakan dalam memenuhi kebutuhan dokter spesialis dengan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS)," ucap Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin Tabiun Huda di Banjarmasin, Rabu.
Tabiun Huda mengatakan saat ini dokter spesialis di Kota Banjarmasin sebanyak 291 orang dari berbagai bidang.
"Hampir semua spesialis kami ada, terutama empat spesialis dasar yang harus terpenuhi seperti penyakit dalam, anak, bedah dan kandungan. Selain itu spesialis penunjang juga terisi. Yang tidak terisi dan tidak menjadi prioritas seperti spesialis kelautan," ungkapnya.
Meski begitu, dia mengungkapkan untuk pemenuhan dokter serta tenaga medis di rumah sakit dan puskesmas di Banjarmasin masih terbilang kurang.
"Untuk dokter dan tenaga medis beberapa masih kurang terpenuhi, makanya masih menggunakan tenaga kontrak dan perekrutan di CPNS," ucapnya.
"Secara perhitungannya seharusnya di setiap puskesmas minimal memiliki tiga dokter di dalam gedung, belum lagi pelayanan di luar gedung yang harus disediakan juga dokter, belum lagi beban kerjanya yang harus diperhitungkan juga, paling tidak empat dokter untuk setiap wilayah kelurahan," ujarnya.
Baca juga: Poliban lakukan langkah maksimal cegah kekerasan seksual di kampus
Bukan itu saja, untuk di Kota Banjarmasin sendiri tidak ada atau belum ada program beasiswa bagi calon dokter.
"Kalau di Banjarmasin tidak ada, yang ada hanya untuk dokter yang mau ke spesialis. Program beasiswa calon dokter hanya ada di daerah terpencil, perbatasan dan kepulauan," ujarnya.
"Dinas Kesehatan pernah ada mengajukan program tersebut, namun hal itu tidak bisa dilakukan karena daerah perkotaan," katanya.
Untuk Kota Banjarmasin, pihaknya dapat mengupayakan dalam memenuhi kebutuhan dokter spesialis melalui Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS).
"Kita lakukan pemetaan dulu, kalau lingkup pemerintah kota biasanya membuat perencanaan dokter spesialis dengan PPDS. Seperti, Pemko yang punya RSUD Sultan Suriansyah. dari rumah sakit tersebut membuat rencana kebutuhan lima tahun ke depan lalu disusun kebutuhan dokter spesialis apa saja, jika nanti ada PPDS maka bisa diajukan," katanya.
Baca juga: Dokter spesialis saraf siap layani pasien di RSUD Brigjend H Hasan Basry
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024