Lisa Halaby bikin gempar lantaran wanita kelahiran 11 September 1979 itu berani mundur sebagai Aparatur Sipil Negara untuk maju pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan.
Baru-baru ini, wanita bernama Hj. Erna Lisa Halaby itu menggelar Fun Walk Kemerdekaan dengan mengundang sejumlah artis.Yang paling menyita atensi publik tentu saja saat dia mengundang Raffi Ahmad dan Nagita Slavina, selebritis populer tanah air yang dikenal bertarif fantastis.
Baca juga: Forkopimda Banjarbaru siap wujudkan pilkada damai
Sebelumnya, Lisa mengundang Ustaz Adi Hidayat untuk mengisi ceramah dalam Tablig Akbar yang digelar oleh Yayasan Abdul Azis Halaby di Sofia Residence 2, Kecamatan Loktabat Utara, Banjarbaru. Saat itu umat Islam tumpah ruah memenuhi lokasi acara.
Lantas, siapakah Lisa Halaby?
Wanita bernama Hj. Erna Lisa Halaby sebelumnya tak pernah diperhitungkan dalam peta politik di Kota Banjarbaru. Dia tercatat sebagai ASN pada Bagian Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Kota Banjarbaru sebelum akhirnya memutuskan pensiun sebagai ASN pada 10 Juni 2024.
Karir Lisa sebagai ASN dimulai pada tahun 2000. Saat itu Kota Banjarbaru masih berada di bawah kepemimpinan Rudy Resnawan sebagai wali kotanya. Berkat kerja kerasnya, jebolan Strata 1 Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Pancasetia atau STIEPAN, akhirnya diangkat sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) pada 2007. Setahun kemudian, SK sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) berhasil ia kantongi.
Setelah sempat menjadi staf di Bagian Umum, lalu pada 2015 Lisa mendapat dua kali promosi kenaikan jabatan. Yakni sebagai sebagai Kepala Seksi (Kasi) Kesejahteraan Sosial di Kelurahan Komet, dan Sekretaris Lurah Loktabat Utara.
Baca juga: Pjs wali kota cek kesiapan pilkada di kantor kecamatan
Tiga tahun setelahnya, pada 2018, perempuan berdarah campuran Banjar – Timur Tengah ini kembali mendapat promosi kenaikan jabatan sebagai Kepala Sub Bagian (Kasubag) Kesejahteraan pada Bagian Kesra. Jabatan yang akhirnya ia pungkasi dengan surat pengunduran diri.
Pada 2016 lalu, Lisa Halaby bersama keluarga besarnya mendirikan Yayasan Abdul Aziz Halaby. Yayasan yang namanya diadopsi dari nama sang ayah, Abdul Aziz Halaby, bergerak di bidang kemasyarakatan, pendidikan, agama, dan sosial. Di sana ia dipercaya sebagai pengawas.
Taman Pendidikan Al Quran (TPA), menjadi salah satu fokus utama didirikannya Yayasan Abdul Aziz Halaby. Di bawah naungan yayasan tersebut, saat ini ada tak kurang 570 santri. Semuanya bebas biaya, alias gratis.
Tak hanya anak-anak, para orang tua yang belum bisa, atau belum lancar membaca Al Qur'an, juga diberi ruang yang sama untuk belajar di Yayasan Abdul Aziz Halaby.
Di bawah naungan yayasan yang sama, pada 2023 juga telah berdiri dan beroperasi, SD Al Halaby Islamic School. Ada 100 anak yang saat ini sedang menuntut ilmu di sana. Antusiasme masyarakat menyekolahkan anaknya di SD Al Halaby Islamic School sangat tinggi, tapi karena masih fase penambahan gedung, jumlah siswa masih dibatasi.
Tak hanya aktif di yayasan, perempuan yang baru akan genap berusia 45 tahun pada 11 September tahun ini juga telah mendirikan Majelis Taklim Halaby. Di sana Lisa Halaby sebagai pimpinannya.
Baca juga: Pjs Wali Kota pimpin deklarasi gerakan nasional netralitas ASN di pilkada
Pandangan Pengamat
Akademisi Universitas Lambung Mangkurat, Prof. Dr. Husaini, ikut berkomentar mengenai fenomena Lisa Halaby. Dia menilai strategi politik Lisa akan direspons pro dan kontra oleh masyarakat.
"Namun yang perlu dipahami bersama adalah sudah terlalu lama perempuan menunggu hadirnya peluang politik dan dukungan dari berbagai pihak," katanya.
Masifnya dukungan partai politik kepada tokoh perempuan, kata dia, dapat menjadi momentum terwujudnya demokrasi berkeadilan yang bermula dari Kota Banjarbaru, meskipun pada akhirnya fenomena ini tidak harus menyenangkan semua pihak.
Menurut dia, tantangan besar juga masih membayangi sosok Erna Lisa Hallaby, bahwa tidak ada korelasi secara langsung antara dukungan partai politik dengan dukungan di tingkat grassroot.
"Maka dari itu faktor personal perempuan akan menjadi krusial untuk dapat beradaptasi dengan berbagai konfigurasi institusi demokrasi terutama akar rumput nantinya," jelasnya.
Menjelang Pilkada Serentak 2024, tak bisa dipungkiri Lisa Halaby makin disukai. Sosoknya yang ramah dan kharismatik, ditambah dukungan politik yang kuat, membuat posisinya makin mantap menjadi calon orang nomor satu di Banjarbaru.
Kita tunggu saja, ada kejutan apalagi selanjutnya!
Baca juga: Ciptakan penyelenggaraan pilkada Banjarbaru kondusif
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024
Baru-baru ini, wanita bernama Hj. Erna Lisa Halaby itu menggelar Fun Walk Kemerdekaan dengan mengundang sejumlah artis.Yang paling menyita atensi publik tentu saja saat dia mengundang Raffi Ahmad dan Nagita Slavina, selebritis populer tanah air yang dikenal bertarif fantastis.
Baca juga: Forkopimda Banjarbaru siap wujudkan pilkada damai
Sebelumnya, Lisa mengundang Ustaz Adi Hidayat untuk mengisi ceramah dalam Tablig Akbar yang digelar oleh Yayasan Abdul Azis Halaby di Sofia Residence 2, Kecamatan Loktabat Utara, Banjarbaru. Saat itu umat Islam tumpah ruah memenuhi lokasi acara.
Lantas, siapakah Lisa Halaby?
Wanita bernama Hj. Erna Lisa Halaby sebelumnya tak pernah diperhitungkan dalam peta politik di Kota Banjarbaru. Dia tercatat sebagai ASN pada Bagian Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Kota Banjarbaru sebelum akhirnya memutuskan pensiun sebagai ASN pada 10 Juni 2024.
Karir Lisa sebagai ASN dimulai pada tahun 2000. Saat itu Kota Banjarbaru masih berada di bawah kepemimpinan Rudy Resnawan sebagai wali kotanya. Berkat kerja kerasnya, jebolan Strata 1 Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Pancasetia atau STIEPAN, akhirnya diangkat sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) pada 2007. Setahun kemudian, SK sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) berhasil ia kantongi.
Setelah sempat menjadi staf di Bagian Umum, lalu pada 2015 Lisa mendapat dua kali promosi kenaikan jabatan. Yakni sebagai sebagai Kepala Seksi (Kasi) Kesejahteraan Sosial di Kelurahan Komet, dan Sekretaris Lurah Loktabat Utara.
Baca juga: Pjs wali kota cek kesiapan pilkada di kantor kecamatan
Tiga tahun setelahnya, pada 2018, perempuan berdarah campuran Banjar – Timur Tengah ini kembali mendapat promosi kenaikan jabatan sebagai Kepala Sub Bagian (Kasubag) Kesejahteraan pada Bagian Kesra. Jabatan yang akhirnya ia pungkasi dengan surat pengunduran diri.
Pada 2016 lalu, Lisa Halaby bersama keluarga besarnya mendirikan Yayasan Abdul Aziz Halaby. Yayasan yang namanya diadopsi dari nama sang ayah, Abdul Aziz Halaby, bergerak di bidang kemasyarakatan, pendidikan, agama, dan sosial. Di sana ia dipercaya sebagai pengawas.
Taman Pendidikan Al Quran (TPA), menjadi salah satu fokus utama didirikannya Yayasan Abdul Aziz Halaby. Di bawah naungan yayasan tersebut, saat ini ada tak kurang 570 santri. Semuanya bebas biaya, alias gratis.
Tak hanya anak-anak, para orang tua yang belum bisa, atau belum lancar membaca Al Qur'an, juga diberi ruang yang sama untuk belajar di Yayasan Abdul Aziz Halaby.
Di bawah naungan yayasan yang sama, pada 2023 juga telah berdiri dan beroperasi, SD Al Halaby Islamic School. Ada 100 anak yang saat ini sedang menuntut ilmu di sana. Antusiasme masyarakat menyekolahkan anaknya di SD Al Halaby Islamic School sangat tinggi, tapi karena masih fase penambahan gedung, jumlah siswa masih dibatasi.
Tak hanya aktif di yayasan, perempuan yang baru akan genap berusia 45 tahun pada 11 September tahun ini juga telah mendirikan Majelis Taklim Halaby. Di sana Lisa Halaby sebagai pimpinannya.
Baca juga: Pjs Wali Kota pimpin deklarasi gerakan nasional netralitas ASN di pilkada
Pandangan Pengamat
Akademisi Universitas Lambung Mangkurat, Prof. Dr. Husaini, ikut berkomentar mengenai fenomena Lisa Halaby. Dia menilai strategi politik Lisa akan direspons pro dan kontra oleh masyarakat.
"Namun yang perlu dipahami bersama adalah sudah terlalu lama perempuan menunggu hadirnya peluang politik dan dukungan dari berbagai pihak," katanya.
Masifnya dukungan partai politik kepada tokoh perempuan, kata dia, dapat menjadi momentum terwujudnya demokrasi berkeadilan yang bermula dari Kota Banjarbaru, meskipun pada akhirnya fenomena ini tidak harus menyenangkan semua pihak.
Menurut dia, tantangan besar juga masih membayangi sosok Erna Lisa Hallaby, bahwa tidak ada korelasi secara langsung antara dukungan partai politik dengan dukungan di tingkat grassroot.
"Maka dari itu faktor personal perempuan akan menjadi krusial untuk dapat beradaptasi dengan berbagai konfigurasi institusi demokrasi terutama akar rumput nantinya," jelasnya.
Menjelang Pilkada Serentak 2024, tak bisa dipungkiri Lisa Halaby makin disukai. Sosoknya yang ramah dan kharismatik, ditambah dukungan politik yang kuat, membuat posisinya makin mantap menjadi calon orang nomor satu di Banjarbaru.
Kita tunggu saja, ada kejutan apalagi selanjutnya!
Baca juga: Ciptakan penyelenggaraan pilkada Banjarbaru kondusif
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024