Kandangan, (Antaranews Kalsel) - Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), Kalimantan Selatan, ternyata masih kekurangan guru sekolah dasar (SD) terutama untuk guru kelas sebanyak 420 orang.

"Kekurangan guru SD terutama untuk guru kelas," Plt Kepala Bidang Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), Kalimantan Selatan, Yusperi di Kandangan, Jumat.

Menurut Yusperi, dari data Dinas Pendidikan (Disdik) HSS, kekurangan guru terutama yang berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk SD, hampir merata di beberapa Kecamatan, terutama untuk guru kelas.

Saat ini jumlah guru ASN di tingkat SDN, sebanyak 1.842 orang dengan rincian, Kepala sekolah sebanyak 226 orang, guru pendidikan agama, sebanyak 194 orang dan guru pendidikan jasmani dan kesehatan, atau olahraga sebanyak 151 orang dan guru kelas sebanyak 1.271 orang.

Sedangkan total rombongan belajar (Rombel) untuk tingkat SDN, kini sebanyak 1.498 ruangan atau unit dan totaljumlah SDN se Kabupaten HSS sebanyak 244 unit.

"Dari data yang ada, saat ini kita masih kekurangan ratusan guru atau tepatnya 420 orang guru, untuk memenuhi kebutuhan guru di daerah ini," katanya.

Dirincikan dia, kekurangan 420 orang guru tersebut, meliput yaitu guru agama kurang sebanyak 50 orang, guru Penjaskes atau olahraga sebanyak 93 orang dan guru kelas sebanyak 227 orang.

Yusperi berharap, pada 2017, akan ada penerimaan ASN, untuk memenuhi kekurangan tenaga guru, terutama untuk sekolah di daerah-daerah terpencil.

Kekurangan tersebut, akan bertambah jumlahnya tahun depan, karena adanya guru yang pensiun," ujarnya.

Diungkapkannya, untuk menutupi kekurangan guru saat ini terpaksa merekrut tenaga honorer komite dengan menggunakan anggaran dana BOS, serta menata ulang sekolah-sekolah yang ada, antara lain dengan melakukan regrouping dalam belajar.

"Sekolah, yang memiliki siswa sedikit dan saling berdekatan lokasinya, proses belajar mengajarnya kita gabung," katanya.

Kabupaten HSS, merupakan salah satu daerah yang kini fokus meningkatkan sumber daya manusia, melalui program pendidikan 12 tahun atau hingga tingkat SLTA.

Program tersebut, bersinergi dengan program menekan angka kematian ibu dan bayu, serta pernikahan dini, yang kini masih cukup tinggi terjadi di daerah tersebut.

Pewarta: Fathurrahman

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016