Banjarmasin,  (Antaranews Kalsel) - Antrean mobil untuk mendapatkan bahan bakar minyak pada beberapa Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum atau SPBU di Banjarmasin, ibukota Provinsi Kalimantan Selatan, tampak mulai meluber hingga tepi jalan raya/umum, Jumat sore.

Pantuan Antara Kalimantan Selatan (Kalsel), antrean mobil untuk mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) yang meluber dari SPBU seperti terlihat di Jalan A Yani Km6 dan Km5,5 Banjarmasin.

Selain itu, pada SPBU Sabilal Muhtadin - Jalan Jenderal Sudirman dan pertigaan Jalan Letjen S Parman/Jalan Pulau Laut Banjarmasin.

Dengan melubernya antrean mobil hingga ke luar kawasan SPBU atau sampai pinggir jalan raya itu mengakibatkan lalu lintas menjadi terganggu alias macet, seperti di A Yani Km6 arus masuk kota Banjarmasin.

Apalagi dekat SPBU Km6 Banjarmasin itu dekat komplek permukiman/perumahan Beruntung Jaya dan sekitarnya yang juga keluar-masuk kendaraan bermotor, serta ada belokan arah ke luar kota - menuju daerah hulu sungai atau "Banua Anam" Kalsel.

Selain itu, sekitar pintu gerbang perbatasan antara Kota Banjarmasin dan Kabupaten Banjar, Kalsel yang juga tidak jauh dari SPBU Km6 tersebut ada "terminal bayangan" serta tempat berhenti angkutan penumpang umum dari Banua Anam.

Antrean mobil yang sampai meluber kawasan SPBU tersebut karena kelangkaan BBM dalam tiga hari terakhir belakangan dengan jenis bervariasi, terkadang premium, pertalite dan pertamax, kecuali persediaan/suplai solar yang tidak terlalu bermasalah.

Sementara itu, baik dari pihak Pertamina maupun Pengurus Himpunan Swasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) setempat tidak bisa dikonfirmasi lewat telepon selular (HP) persoalan BBM sehingga membuat antrean panjang di SPBU.

Kecuali petugas/operator SPBU yang mengaku, pasokan BBM belakangan ini kurang lancar atau tidak seperti keadaan sebelumnya/beberapa hari lalu, sehingga mereka tak bisa memberikan pelayanan lebih maksimal.

Pada kesempatan terpisah Komisi III DPRD Kalsel meminta Pertamina melakukan langkah-langkah antisipasi kemungkinan terjadinya kelangkaan BBM, seperti jenis premium yang menjadi kebutuhan masyarakat banyak di provinsi tersebut.

Sekretaris Komisi III DPRD Kalsel yang juga membidangi pertambangan dan energi, serta perhubungan itu, H Riswandi SIP mengemukakan permintaan tersebut saat wartawan memintai tanggapannya terkait kelangkaan BBM belakangan ini..

Pasalnya, menurut mantan pegawai Departemen Keuangan RI tersebut, BBM (termasuk premium) merupakan kebutuhan yang cukup strategis, karena itu harus tetap terjaga pula ketersediaan, jangan terjadi kelangkaan, apalagi sampai kosong.

Oleh sebab itu, dia berharap, agar Pertamina melakukan antisipasi supaya tidak terjadi kelangkaan BBM yang bisa berdampak meresahkan masyarakat, karena komoditas tersebut merupakan hajat hidup orang banyak.

Sebelumnya ada pemberitaan media massa terjadi kelangkaan BBM terutama jenis premium dalam dua hari terakhir, karena terkendala kapal tanker menuju Banjarmasin akibat gelombang tinggi dan cuaca buruk.

Terkendalanya angkutan/kapal tanker, sehingga mengganggu pelayanan pada Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum (SPBU) di wilayah Kota Banjarmasin serta daerah sekitar, seperti Kota Banjarbaru dan Kabupaten Banjar beberapa hari lalu.

Anggota DPRD Kalsel tiga periode dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu bisa memaklumi kalau terganggunya angkutan/kapal tanker karena faktor cuaca, sehingga berdampak kekuranglancaran pelayanan di SPBU terhadap konsumen.

"Tapi terlepas alasan faktor cuaca, semestinya Pertamina memperhitungkan berbagai kemungkinan yang akan terjadi, serta melakukan antisipasi dini," tutur wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel IV/Kabupaten Tapin, Hulu Sungai Selatan dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah itu.

Karena, lanjutnya, pengalaman selama ini, setiap terjadi kelangkaan BBM membuat masyarakat resah, dan berbagai teka-teki muncul yang bisa menguntungkan spekulan.

Pengalaman masa lalu hendaknya menjadi pembelajaran yang berharga dalam membuat kebijakan mendatang, termasuk persediaan BBM yang merupakan hajat orang banyak agar jangan terjadi kelangkaan, terlebih lagi sampai kosong bisa berdampak fatal.

Ketika ditanya, apakah Komisi III DPRD Kalsel akan memanggil Pertamina, dia menyatakan, untuk sementara ini belum, terkeucali kalau permasalahannya berlarut-larut belum juga teratasi.

"Kalau persoalan/kelangkaan BBM masih berlarut-larut, tidak menutup kemungkinan kami akan rapat dengar pendapat (hearing) dengan Pertaminan untuk klarifikasi masalah tersebut," demikian Riswandi.

Pewarta: Sukarli

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016