Banjarmasin,  (Antaranews Kalsel) - Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Kota Banjarmasin Priyo Eko W mengungkapkan, dua koperasi di daerahnya terdeteksi melakukan bisnis investasi yang diduga bodong.

Penjelasan Priyo di Banjarmasin, Kamis, dua koperasi yang terdeteksi itu diantara 262 perusahaan investasi bodong di seluruh Indonesia yang dilaporkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

"Saya dapat pemberitahuannya melalui WhatsApp tentang 262 perusahaan investasi bodong itu dari OJK, saya teliti satu persatu sepertinya ada belasan yang berbentuk koperasi, disinyalir dua berada di daerah kita ini," ujarnya tanpa menyebutkan nama koperasinya.

Menurut Priyo, kalau benar dua koperasi itu melakukan bisnis investasi, artinya sudah keluar dari fungsinya, ditambah melakukan penipuan.

"Kita coba telusuri juga laporan OJK ini, masyarakat kita minta hati-hati dengan bisnis investasi yang tidak jelas ini," tuturnya.

Dia menyatakan, banyak perusahaan yang menawarkan investasi yang tidak jelas di daerahnya ini, bahkan mangkalnya di pusat perbelanjaan modern, ini perlu jadi perhatian pula.

"Masyarakat kita minta jangan mudah tergiur dengan iming-iming akan mendapatkan bagian yang besar, tapi tidak jelas apa usahanya," tutur Priyo.

Untuk ranah koperasi, dia menyebutkan, sudah ratusan koperasi di Banjarmasin ini yang dibekukan karena tidak jelas lagi usaha dan anggotanya, selain itu tidak ada lagi Rapat Anggota Tahunan (RAT) dan laporan keuangan.

Menurut Priyo, ada sebanyak 600 koperasi yang terdaftar, sekitar 400 lebih koperasi kini terindikasi mati suri, bahkan meninggalkan banyak hutang.

"Inilah delemanya, mau dibekukan mereka lagi banyak hutangnya, terpaksa dipertahankan dulu untuk mereka bisa secara bertahap membayarnya," kata Priyo.

Pewarta: Sukarli

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016