Kaum Muslim pada umumnya mendambakan "Lailatul Qadar" atau malam qadar yang terjadi atau ada di seluruh hari terakhir bulan puasa Ramadhan.

Situasi di Banjarmasin, Ahad malam, sejumlah muslim meningkatkan ibadah pada malam sepuluh hari terakhir Ramadhan 1445 Hijriah yang terhitung mulai 1 April 2024.

Tidak hanya puasa dan melaksanakan Shalat Tarawih dan Witir pada malam hari, tetapi ada pula melakukan shalat sunat lain, seperti Shalat Hajat, Shalat Tasbih dan Shalat Taubat.

Selain itu, menekuni 'tadabur" Al Qur'an, berzikir dan peribadahan lain sesuai tuntunan Allah dan Rasulullah Muhammad Saw.

Melalui peningkatan peribadahan pada malam hari, kaum Muslim berharap bertemu dengan malam qadar/Lailatul Qadar yang lebih baik dari seribu bulan.

Sebagai contoh, jamaah Masjid Assa'adah Komplek Beruntung Jaya Banjarmasin, mulai malam Senin pukul 02.00 Wita melaksanakan Shalat Hajat dan Shalat Tasbih secara berjamaah.

Sebagaimana penuturan mantan Guru Agama Islam H Muhammad Bachtiar, bahwa Rasulullah Muhammad Saw sendiri pada sepuluh hari terakhir Ramadhan lebih banyak beri'tikaf di masjid.

"Jadi apa yang kita lakukan berupaya mengikuti jejak Rasulullah Saw, walaupun tidak sama dengan Beginda Rasul. Dengan harapan segala hajat dan pinta kita Allah kabulkan," demikian Guru Bachtiar.
 
Suasana Shalat Hajat dan Shalat Tasbih mengawali peningkatan perubahan pada sepuluh hari terakhir Ramadhan 1445 H di Masjid Assa'adah Komplek Beruntung Jaya Banjarmasin, dinihari Senin (1/4/2024). (ANTARA/Syamsuddin Hasan)

Suasana sehat Tahajud dan Shalat Tasbih cukup pada keheningan malam, kecuali bacaan secara perlahan.

Sebelumnya Ustadz H Abdurrahman Siddiq mengatakan, bahwa Lailatul Qadar itu pada malam-malam ganjil.

"Tetapi karena kita tidak pasti, maka peribadahan dalam rangka menyambut Lailatul Qadar, kita kerjakan sepanjang sepuluh hari terakhir Ramadhan," Kata Abdurrahman Siddiq.

Pewarta: Syamsuddin Hasan

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024