Barabai,  (Antaranews Kalsel) - Ikatan Guru Indonesia (IGI) Hulu Sungai Tengah menilai kemampuan guru untuk menulis hingga Senin masih rendah atau jauh dari yang diharapkan pemerintah, yaitu satu guru minimal membuat satu artikel, buku, karya ilmiah, dan jurnal.

Pengurus IGI Muhammad Isnaini mengatakan bahwa seorang guru dituntut untuk memiliki kemampuan menulis, terutama dalam menyelesaikan tugas yang menjadi kewajibannya.

"Kita menyadari sampai saat ini kemampuan menulis bagi guru sangatlah jauh dari harapan yang dicita-citakan oleh Pemerintah," katanya di Barabai.

Menyikapi hal tersebut, IGI hadir di tengah-tengah kegalauan guru dalam mencari pelatihan yang bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan kognitif maupun fisikomotorik serta pengalaman mereka.

Menurut dia, saat ini, kesempatan untuk mengikuti pelatihan bagi guru sangatlah terbatas dengan alasan terkendala oleh pendanaan yang minim serta terbatasnya jatah guru yang mengikuti pelatihan program dari pemerintah.

"Untuk itu, IGI HST hadir dengan mengerahkan segala daya dan upaya demi membantu pemerintah dalam meningkatkan kompetensi guru sehingga menjadi guru hebat," katanya.

Menurut dia, setelah dilakukan kunjungan ke sekolah-sekolah, ternyata problematika ketidakmampuan guru dalam menulis bukan hanya karena ketidakmampuan guru dalam menelurkan sebuah pemikiran, melainkan faktor penguasaan terhadap peralatan teknologi dan informasi juga memengaruhi terhadap minat dan kemampuan guru dalam menulis.

"Mengatasi hal tersebut, kami menawarkan solusi bagi mereka yang susah menulis, baik karena kemampuan mengetik yang minim maupun kemampuan mengoperasikan laptop/komputer yang masih belum mumpuni," katanya.

Salah satu cara yang ditawarkan, kata dia, dengan hanya mengajak para guru berbicara didepan tablet yang sudah terinstal aplikasi "color note" untuk mengeluarkan pemikiran mereka yang pada akhirnya menghasilkan sebuah tulisan.

Melalui aplikasi tersebut, tanpa mereka sadari, para guru ternyata bisa menulis dan mampu menjabarkan sesuatu melalui tulisan yang dibuat dari kata-kata yang diucapkan.

"Kami telah melaksanakan pelatihan `color note` ini untuk terus mengembangkan minat menulis para guru," katanya.

Peserta pelatihan Nurul Pajriah menyimulasikan aplikasi itu dalam pembuatan 20 soal pilihan ganda dengan cara mengetik di komputer/laptop.

"Biasanya menghabiskan waktu kurang lebih 2 jam karena kurang mahir dalam mengetik," ujarnya.

Melalui aplikasi "color note" tersebut, lanjut Nurul, menghabiskan waktu kurang lebih 10 menit untuk menulis soal yang sama.

"Ini merupakan suatu hal yang sangat luar biasa dan belum pernah saya selesaikan secepat ini," katanya.


Pewarta: M Taufik Rahman

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016