Ustadz Haji Ghazali Mukeri menyatakan nisfu Sya'ban tidak saja bersifat religi atau ibadah ritual semata, tetapi juga mengandung nilai-nilai moral dan sosial.

"Nilai-nilai moral- sosial pada nisfu Sya'ban persatuan dan kesatuan atau bukan bermusuh-musuhan," ujar Ustadz Ghazali dalam tausiyahnya di Masjid Assa'adah Komplek Beruntung Jaya Banjarmasin, sesudah shalat subuh Ahad hingga pagi hari.

Pasalnya, lanjut alumnus Universitas Al Azhar Kairo Mesir bergelar "Lc" itu, pada malam nisfu Sya'ban Allah mengampuni dosa semua umat Nya yang memohon ampun, kecuali orang yang menyerukan Allah dan bermusuh-musuhan tanpa saling memaafkan.

Menurut ahli hadits tersebut, pengecualian kedua yaitu bermusuh-musuhan mengandung nilai-nilai moral dan sosial yang mendalam serta luas.

"Sebab dari bermusuhan dapat mengganggu persatuan dan kesatuan atau kebersamaan," ujar pengasuh salah satu pondok pesantren di Kecamatan Kertak Hanyar Kabupaten Banjar Kalsel - Jalan A Yani km7 Banjarmasin.

Ia mengatakan, bagian dari bermusuhan itu termasuk "katuju manyaung" (senang mengadu domba serta bercanda yang berlebih-lebihan sehingga membuat orang marah

"Itukan, kenapa sejak ribuan tahun lalu dari para tokoh ulama atau thabj'in meminta ampun - bermaaf-maafan menyambut malam nisfu Sya'ban," ujar Ustadz Ghazali.

Ia menambahkan, pesan moral dan sosial lain pada malam nisfu Sya'ban Shalat Maghrib hingga Isya dan peribadahan lainnya secara berjamaah membina silaturahmi serta kebersamaan.

"Hal itu pula sebagaimana hadits sahih Rasulullah Muhammad Saw riwayat Buchari - Muslim, bahwa Sya'ban mengandung kemuliaan, sesudah Ramadhan," tambah putra almarhum H Mukeri Gawith, seorang ulama dan politikus di Kalsel tersebut.

Ustadz Haji Ghazali Mukeri saat tausiyah di Masjid Assa'adah Komplek Beruntung Jaya Banjarmasin, sesudah Shalat Subuh Ahad (25/2/24). (ANTARA/Syamsuddin Hasan)
 

Ia mengatakan, ada puluhan hadits Rasulullah Saw terkait kemuliaan atau memuliakan malam nisfu Sya'ban.

"Namun dari puluhan hadits tersebut di antaranya ada lemah dan hasan. Tetapi ada pula yang sahih riwayat Buchari - Muslim," demikian Ghazali Mukeri.

Pewarta: Syamsuddin Hasan

Editor : Gunawan Wibisono


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024