Awal 2012 dipastikan pabrik baja Kalimantan yang dibangun PT Meratus Jaya Iron Steel mulai berproduksi karena saat ini pembangunannya telah mencapai 95,2 persen.
Hal tersebut terungkap dari pertemuan tim monitoring Pemerintah Provinsi dengan manajemen Pabrik Baja Meratus Jaya Iron Steel (MJIS) di Batu Licin Kabupaten Tanah Bumbu, Selasa.
Tim monitoring yang dipimpin staf ahli Gubernur Kalsel Hadi Susilo melakukan kunjungan ke lokasi pabrik untuk memastikan perkembangan pembangunan pabrik yang bakal menjadi kebanggaan warga Kalsel tersebut.
Menurut Hadi, dari pertemuan tersebut terungkap penyelesaian pembangunan pabrik baja tersebut molor dari target karena terkendala teknis.
Kendala tersebut antara lain, beberapa komponen alat power plan seperti broiler yang desain dari Jerman dan diproduksi di China ini terlambat datang.
"Berdasarkan penjelasan pihak perusahaan, kini progress power plan baru mencapai 58,2 persen," kata Hadi.
Selain itu, kata dia, terdapat tiga masalah yang harus diselesaikan perusahaan yaitu masalah infrastruktur terutama adalah jalan, air bersih dan pelabuhan.
Sampai saat ini, tambah Hadi, jalan dari perusahaan menuju pelabuhan belum bisa dituntaskan.
Persoalan lain adalah, sebagian masyarakat menguasai lahan Kapet dengan mendirikan perumahan secara liar di lokasi yang berdekatan dengan pembangunan pabrik baja.
Finance dam General Affair Direktur PT. MJIS Darwin Erwin, mengatakan untuk operasional power plan pabrik baja membutuhkan air bersih yang cukup besar dan terus menerus.
Menurut dia, kebutuhan air bersih tersebut akan disuplei dari PDAM Tanah Bumbu hanya saja hingga kini PDAM dan pabrik baja belum menemukan titik temu harga air bersih tersebut.
"PDAM mematok harga Rp11 ribu perliter sementara perusahaan kami hanya sanggup Rp6.300 perliter," kata Erwin.
Pabrik baja yang dibangun oleh PT. Meratus Jaya Iron Steel (MJIS) akan memproduksi besi spons untuk bahan baku pabrik baja di Cilegon, Banten. Kedepan pabrik baja itu akan langsung memproduksi barang jadi dari bijih besi.
Dibangunnya pabrik baja di Kalsel karena kebutuhan baja untuk pasar dalam negeri saat ini terus meningkat. Tahun 2008 kebutuhan baja nasional mencapai enam juta ton, sementara baja yang mampu diproduksi perusahaan di dalam negeri baru empat juta ton.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 2-3,5 juta ton di antaranya diproduksi oleh PT Krakatau Steel. Jika pabrik baja yang baru nanti beroperasi, produksi baja nasional bisa mencapai lima juta ton./B*C
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2011
Hal tersebut terungkap dari pertemuan tim monitoring Pemerintah Provinsi dengan manajemen Pabrik Baja Meratus Jaya Iron Steel (MJIS) di Batu Licin Kabupaten Tanah Bumbu, Selasa.
Tim monitoring yang dipimpin staf ahli Gubernur Kalsel Hadi Susilo melakukan kunjungan ke lokasi pabrik untuk memastikan perkembangan pembangunan pabrik yang bakal menjadi kebanggaan warga Kalsel tersebut.
Menurut Hadi, dari pertemuan tersebut terungkap penyelesaian pembangunan pabrik baja tersebut molor dari target karena terkendala teknis.
Kendala tersebut antara lain, beberapa komponen alat power plan seperti broiler yang desain dari Jerman dan diproduksi di China ini terlambat datang.
"Berdasarkan penjelasan pihak perusahaan, kini progress power plan baru mencapai 58,2 persen," kata Hadi.
Selain itu, kata dia, terdapat tiga masalah yang harus diselesaikan perusahaan yaitu masalah infrastruktur terutama adalah jalan, air bersih dan pelabuhan.
Sampai saat ini, tambah Hadi, jalan dari perusahaan menuju pelabuhan belum bisa dituntaskan.
Persoalan lain adalah, sebagian masyarakat menguasai lahan Kapet dengan mendirikan perumahan secara liar di lokasi yang berdekatan dengan pembangunan pabrik baja.
Finance dam General Affair Direktur PT. MJIS Darwin Erwin, mengatakan untuk operasional power plan pabrik baja membutuhkan air bersih yang cukup besar dan terus menerus.
Menurut dia, kebutuhan air bersih tersebut akan disuplei dari PDAM Tanah Bumbu hanya saja hingga kini PDAM dan pabrik baja belum menemukan titik temu harga air bersih tersebut.
"PDAM mematok harga Rp11 ribu perliter sementara perusahaan kami hanya sanggup Rp6.300 perliter," kata Erwin.
Pabrik baja yang dibangun oleh PT. Meratus Jaya Iron Steel (MJIS) akan memproduksi besi spons untuk bahan baku pabrik baja di Cilegon, Banten. Kedepan pabrik baja itu akan langsung memproduksi barang jadi dari bijih besi.
Dibangunnya pabrik baja di Kalsel karena kebutuhan baja untuk pasar dalam negeri saat ini terus meningkat. Tahun 2008 kebutuhan baja nasional mencapai enam juta ton, sementara baja yang mampu diproduksi perusahaan di dalam negeri baru empat juta ton.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 2-3,5 juta ton di antaranya diproduksi oleh PT Krakatau Steel. Jika pabrik baja yang baru nanti beroperasi, produksi baja nasional bisa mencapai lima juta ton./B*C
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2011