Pemerintah Kabupaten Barito Kuala (Batola) Provinsi Kalimantan Selatan berupaya menekan kasus stunting guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan pembangunan daerah.
Sekretaris Daerah Kabupaten Barito Kuala (Sekda Batola) Zulkifli Yadi Noor menyebutkan permasalahan stunting berdampak pada kemajuan pembangunan.
Baca juga: Kalsel kemarin, 14 truk telur untuk stunting dan tujuh pasar raih penghargaan nasional
"Sumber daya banyak tapi tanpa memperhatikan pembangunan sumber daya manusianya, maka tidak akan maju," kata Zulkipli saat dikonfirmasi di Marabahan, Kabupaten Batola, Selasa.
Berdasarkan Statis Gizi Indonesia (SGI), Pemkab Batola mampu menurunkan jumlah anak penyandang stunting dari 33,6 persen pada 2022 menjadi 22,3 persen atau berkurang 11,3 persen selama 2023.
Zulkipli menyebutkan Pemkab Batola mendukung pemerintah pusat menyongsong Indonesia Emas 2045 untuk mengentaskan angka stunting.
Memaknai itu, Zulkipli mengajak anggota Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) untuk memerangi stunting.
Dijelaskan Zulkipli, anak stunting dan anak tidak stunting akan memiliki kemampuan otak berbeda.
"Anak-anak stunting kemampuan otaknya beda dengan anak tidak stunting dan ini berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia dan generasi penerus untuk diwariskan kepada anak dan cucu kita akan datang," pungkasnya.
Baca juga: Pj Bupati Batola: "LANTINGKUU" dukung percepatan turunkan stunting
Dia juga mengakui tidak gampang dalam menangani stunting, namun TPPS harus yakin dan optimis jika Batola bisa mengurangi maupun keluar dari permasalahan stunting melalui evaluasi rutin.
Zulkipli menekankan agar seluruh kecamatan di Batola harus menyusun evaluasi program pencapaian stunting.
Dia juga meminta kecamatan menggelar rapat koordinasi minimal dua kali selama satu tahun di seluruh kecamatan.
"Kami berharap bapak ibu sekalian rapat koordinasi diisi terkait rebuk stunting yang isinya evaluasi secara terstruktur di kecamatan dan kepala desanya diundang," ujar Zulkipli.
Zulkipli menyempatkan pertemuan “Rembuk Stunting” tingkat Kabupaten Batola diikuti seluruh camat membahas tentang percepatan penurunan stunting.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024
Sekretaris Daerah Kabupaten Barito Kuala (Sekda Batola) Zulkifli Yadi Noor menyebutkan permasalahan stunting berdampak pada kemajuan pembangunan.
Baca juga: Kalsel kemarin, 14 truk telur untuk stunting dan tujuh pasar raih penghargaan nasional
"Sumber daya banyak tapi tanpa memperhatikan pembangunan sumber daya manusianya, maka tidak akan maju," kata Zulkipli saat dikonfirmasi di Marabahan, Kabupaten Batola, Selasa.
Berdasarkan Statis Gizi Indonesia (SGI), Pemkab Batola mampu menurunkan jumlah anak penyandang stunting dari 33,6 persen pada 2022 menjadi 22,3 persen atau berkurang 11,3 persen selama 2023.
Zulkipli menyebutkan Pemkab Batola mendukung pemerintah pusat menyongsong Indonesia Emas 2045 untuk mengentaskan angka stunting.
Memaknai itu, Zulkipli mengajak anggota Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) untuk memerangi stunting.
Dijelaskan Zulkipli, anak stunting dan anak tidak stunting akan memiliki kemampuan otak berbeda.
"Anak-anak stunting kemampuan otaknya beda dengan anak tidak stunting dan ini berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia dan generasi penerus untuk diwariskan kepada anak dan cucu kita akan datang," pungkasnya.
Baca juga: Pj Bupati Batola: "LANTINGKUU" dukung percepatan turunkan stunting
Dia juga mengakui tidak gampang dalam menangani stunting, namun TPPS harus yakin dan optimis jika Batola bisa mengurangi maupun keluar dari permasalahan stunting melalui evaluasi rutin.
Zulkipli menekankan agar seluruh kecamatan di Batola harus menyusun evaluasi program pencapaian stunting.
Dia juga meminta kecamatan menggelar rapat koordinasi minimal dua kali selama satu tahun di seluruh kecamatan.
"Kami berharap bapak ibu sekalian rapat koordinasi diisi terkait rebuk stunting yang isinya evaluasi secara terstruktur di kecamatan dan kepala desanya diundang," ujar Zulkipli.
Zulkipli menyempatkan pertemuan “Rembuk Stunting” tingkat Kabupaten Batola diikuti seluruh camat membahas tentang percepatan penurunan stunting.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024