Kotabaru (Antaranews Kalsel) - Kalangan DPRD Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, mengimbau pemerintah daerah setempat melalui satuan kerja perangkat daerah segera melakukan langkah antisipasi dalam menghadapi cuaca ekstrem yang bisa berakibat, seperti gelombang tinggi, banjir, dan tanah longsor.
Wakil Ketua DPRD Kotabaru M. Arif di Kotabaru, Selasa, mengatakan hendaknya eksekutif melalui SKPD terkait segera mengambil langkah sebagai antisipasi, sebab Kotabaru sebagai daerah kepulauan akan terimbas jika terjadi perubahan iklim secara ektrem.
"Perubahan musim kemarau ke musim hujan dikhawatirkan menimbulkan dampak yang ekstrem, agar tidak jatuh korban perlu langkah strategis antar-SKPD," katanya.
Arif mengharapkan di Kotabaru tidak terjadi banjir atau tanah longsor, terlebih sampai makan korban jiwa seperti yang terjadi di Kabupaten Garut dan Sumedang, Jawa Barat.
Beredar melalui media sosial, bahwa beberapa hari ke depan akan terjadi curah hujan tinggi, sehingga masyarakat diimbau untuk mewaspadai potensi hujan lebat disertai petir dan angin kencang.
Dari laman tersebut dijelaskan, kondisi atmosfer terkini masih terpantau beberapa indikasi munculnya potensi hujan lebat disertai kilat/petir dan angin kencang di sekitar wilayah Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi.
Sejumlah daerah mencakup Lampung, Kalimantan Tengah bagian selatan, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Bali, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Sulawesi Tengah, serta sebagian Sulawesi Selatan.
Masyarakat diimbau agar waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan, seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, pohon tumbang, dan jalan licin.
Selain itu, bagi pengguna dan operator jasa transportasi laut, nelayan, dan masyarakat yang berlibur ke wilayah pesisir diimbau untuk mewaspadai potensi gelombang laut tinggi dengan ketinggian antara 2,5-4 meter.
Bagi masyarakat yang hendak memperoleh informasi terkini, BMKG membuka layanan informasi cuaca 24 jam dapat menghubungi melalui call center 021-6546318, http://web.meteo.bmkg.go.id serta follow @infobmkg, playstore: info BMKG atau dapat langsung menghubungi kantor BMKG terdekat.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016
Wakil Ketua DPRD Kotabaru M. Arif di Kotabaru, Selasa, mengatakan hendaknya eksekutif melalui SKPD terkait segera mengambil langkah sebagai antisipasi, sebab Kotabaru sebagai daerah kepulauan akan terimbas jika terjadi perubahan iklim secara ektrem.
"Perubahan musim kemarau ke musim hujan dikhawatirkan menimbulkan dampak yang ekstrem, agar tidak jatuh korban perlu langkah strategis antar-SKPD," katanya.
Arif mengharapkan di Kotabaru tidak terjadi banjir atau tanah longsor, terlebih sampai makan korban jiwa seperti yang terjadi di Kabupaten Garut dan Sumedang, Jawa Barat.
Beredar melalui media sosial, bahwa beberapa hari ke depan akan terjadi curah hujan tinggi, sehingga masyarakat diimbau untuk mewaspadai potensi hujan lebat disertai petir dan angin kencang.
Dari laman tersebut dijelaskan, kondisi atmosfer terkini masih terpantau beberapa indikasi munculnya potensi hujan lebat disertai kilat/petir dan angin kencang di sekitar wilayah Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi.
Sejumlah daerah mencakup Lampung, Kalimantan Tengah bagian selatan, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Bali, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Sulawesi Tengah, serta sebagian Sulawesi Selatan.
Masyarakat diimbau agar waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan, seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, pohon tumbang, dan jalan licin.
Selain itu, bagi pengguna dan operator jasa transportasi laut, nelayan, dan masyarakat yang berlibur ke wilayah pesisir diimbau untuk mewaspadai potensi gelombang laut tinggi dengan ketinggian antara 2,5-4 meter.
Bagi masyarakat yang hendak memperoleh informasi terkini, BMKG membuka layanan informasi cuaca 24 jam dapat menghubungi melalui call center 021-6546318, http://web.meteo.bmkg.go.id serta follow @infobmkg, playstore: info BMKG atau dapat langsung menghubungi kantor BMKG terdekat.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016