Banjarbaru,  (AntaranewsKalsel) - Nilai Tukar Petani (NTP) di Kalimantan Selatan (Kalsel) bulan Agustus 2016 tercatat 96,22 atau turun sebesar 0,49 persen dibanding nilai tukar petani pada bulan Juli 2016 yang tercatat sebesar 96,69.

Kepala Badan Pusat Statisik Kalsel Diah Utami di Kota Banjarbaru, Minggu mengatakan, turunnya NTP akibat indeks harga hasil produksi pertanian naik lebih kecil dibanding harga barang/jasa.

"Penurunan disebabkan indeks yang diterima petani turun 0,63 persen dan indeks yang dibayar petani mengalami penurunan relatif kecil yakni sebesar 0,14 persen," ujarnya.

Ia mengatakan, jika dilihat masing-masing subsektor maka empat subsektor pertanian mengalami penurunan nilai tukar yakni subsektor tanaman pangan sebesar 0,80 persen.

Disebutkan, penurunan subsektor tanaman pangan disebabkan turunnya indeks pada kelompok padi sebesar 0,93 persen dan palawija (jagung dan ketela pohon) sebesar 0,56 persen.

Penurunan subsektor holtikultura sebesar 1,23 persen disebabkan harga komoditas kelompok buah-buahan seperti jeruk dan semangka sebesar 2,82 persen serta tanaman obat (jahe dan kencur).

Kemudian, penurunan subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,12 persen akibat indeks harga komoditas yakni karet dan sawit yang mengalami penurunan sebesar 0,32 persen.

Sedangkan penurunan subsektor perikanan yang turun sebesar 0,13 persen disebabkan indeks kelompok penangkapan ikan komoditas udang laut, ikan bawal dan gabus turun 0,14 persen.

"Subsektor yang mengalami kenaikan NTP adalah subsektor peternakan baik ternak besar, kecil, unggas dan hasil ternak yang mengalami kenaikan sebesar 0,25 persen," ujarnya.

Dikatakan, pada Agustus 2016 terjadi deflasi di pedesaan Kalsel sebesar 0,24 persen yang disebabkan turunnya indeks kelompok penyusun Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT).

Sementara, Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Kalsel sebesar 103,73 atau mengalami penurunan sebesar 0,81 persen dibandingkan NTUP bulan sebelumnya.

Pewarta: Yose Rizal

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016