Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menggelar pelatihan penanggulangan bencana berupa peningkatan kapasitas regional untuk pemasangan tenda rumah sakit lapangan Emergency Medical Team (EMT) Type II di Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan.
“Petugas lapangan harus menguasai materi penyediaan fasilitas kesehatan, khususnya pendirian tenda yang akan digunakan sebagai rumah sakit lapangan untuk melayani masyarakat terdampak bencana,” kata Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes RI Sumarjaya melalui keterangan resmi di Banjarbaru, Kamis.
Baca juga: DPRD Kalsel minta dukungan Kemenkes terhadap RSUD Ulin Banjarmasin
Ia menuturkan Indonesia merupakan negara yang berpotensi mengalami bencana alam seperti gempa bumi, tanah longsor, banjir, tsunami, dan lainnya.
“Untuk mengantisipasi bencana, kita harus melakukan penanggulangan khusus di bidang kesehatan, contohnya pelatihan pemasangan tenda rumah sakit lapangan,” ujarnya.
Sumarjaya menjelaskan dalam kondisi krisis di lokasi bencana, tenda yang didirikan itu digunakan EMT dan unit kesehatan lain sebagai rumah sakit lapangan untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat terdampak.
Ia mengatakan bencana alam memicu krisis kesehatan yang memerlukan penanganan khusus.
Dia menyebutkan saat ini Indonesia memiliki 10 set tenda rumah sakit lapangan yang disiagakan di 10 Regional Pusat Krisis Kesehatan se-Indonesia. Per set terdiri dari 19 unit tenda beragam ukuran, alat kesehatan lain, dan logistik kegawatdaruratan.
Baca juga: Kalsel boyong penghargaan PPKM Award 2023 dari Kemenkes RI
“Saya ingin sumber saya manusia Pusat Krisis di Kalimantan Selatan selalu siap melakukan upaya penanggulangan krisis kesehatan, khususnya pemasangan tenda rumah sakit lapangan,” kata Sumarjaya.
Sementara itu Tim Kerja Logistik Kesehatan dan Regional Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes RI Ellen Herliana Pratiwi selaku koordinator pelatihan pemasangan tenda rumah sakit lapangan, mengatakan ada 12 peserta dari Dinkes Kalsel yang diberikan pelatihan.
Ellen mengatakan para peserta terlebih dahulu diberikan pemahaman dasar terkait komponen apa saja yang ada dalam satu paket tenda rumah sakit lapangan. Setelah itu, peserta diajarkan urutan penggunaan unit per unit agar tidak dipasang secara acak.
Menurut dia, komponen pada tenda rumah sakit lapangan terlebih dahulu dipasang bagian atapnya, agar mempermudah kerja tim saat memasang unit lainnya. Hal itu juga untuk mempermudah tim saat pembongkaran tenda agar lebih rapi dan tersusun.
“Untuk memasang satu tenda rumah sakit lapangan biasanya kami membutuhkan minimal tujuh orang. Hal penting yang harus dipahami adalah tim harus mengetahui unit yang terlebih dahulu dipasang, agar tidak mengalami kesulitan saat pembongkaran,” ujar Ellen.
Baca juga: Banjarbaru raih penghargaan kota bebas Frambusia dari Kemenkes
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023
“Petugas lapangan harus menguasai materi penyediaan fasilitas kesehatan, khususnya pendirian tenda yang akan digunakan sebagai rumah sakit lapangan untuk melayani masyarakat terdampak bencana,” kata Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes RI Sumarjaya melalui keterangan resmi di Banjarbaru, Kamis.
Baca juga: DPRD Kalsel minta dukungan Kemenkes terhadap RSUD Ulin Banjarmasin
Ia menuturkan Indonesia merupakan negara yang berpotensi mengalami bencana alam seperti gempa bumi, tanah longsor, banjir, tsunami, dan lainnya.
“Untuk mengantisipasi bencana, kita harus melakukan penanggulangan khusus di bidang kesehatan, contohnya pelatihan pemasangan tenda rumah sakit lapangan,” ujarnya.
Sumarjaya menjelaskan dalam kondisi krisis di lokasi bencana, tenda yang didirikan itu digunakan EMT dan unit kesehatan lain sebagai rumah sakit lapangan untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat terdampak.
Ia mengatakan bencana alam memicu krisis kesehatan yang memerlukan penanganan khusus.
Dia menyebutkan saat ini Indonesia memiliki 10 set tenda rumah sakit lapangan yang disiagakan di 10 Regional Pusat Krisis Kesehatan se-Indonesia. Per set terdiri dari 19 unit tenda beragam ukuran, alat kesehatan lain, dan logistik kegawatdaruratan.
Baca juga: Kalsel boyong penghargaan PPKM Award 2023 dari Kemenkes RI
“Saya ingin sumber saya manusia Pusat Krisis di Kalimantan Selatan selalu siap melakukan upaya penanggulangan krisis kesehatan, khususnya pemasangan tenda rumah sakit lapangan,” kata Sumarjaya.
Sementara itu Tim Kerja Logistik Kesehatan dan Regional Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes RI Ellen Herliana Pratiwi selaku koordinator pelatihan pemasangan tenda rumah sakit lapangan, mengatakan ada 12 peserta dari Dinkes Kalsel yang diberikan pelatihan.
Ellen mengatakan para peserta terlebih dahulu diberikan pemahaman dasar terkait komponen apa saja yang ada dalam satu paket tenda rumah sakit lapangan. Setelah itu, peserta diajarkan urutan penggunaan unit per unit agar tidak dipasang secara acak.
Menurut dia, komponen pada tenda rumah sakit lapangan terlebih dahulu dipasang bagian atapnya, agar mempermudah kerja tim saat memasang unit lainnya. Hal itu juga untuk mempermudah tim saat pembongkaran tenda agar lebih rapi dan tersusun.
“Untuk memasang satu tenda rumah sakit lapangan biasanya kami membutuhkan minimal tujuh orang. Hal penting yang harus dipahami adalah tim harus mengetahui unit yang terlebih dahulu dipasang, agar tidak mengalami kesulitan saat pembongkaran,” ujar Ellen.
Baca juga: Banjarbaru raih penghargaan kota bebas Frambusia dari Kemenkes
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023