Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Selatan (BI Kalsel) meluncurkan program Desa Devisa berupa pembinaan kepada pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk mendorong kerajinan purun asal Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) dapat menembus pasar ekspor.
“Kerajinan purun berbahan eceng gondok ini memiliki potensi besar, perajin harus meningkatkan keahlian supaya kualitas produknya juga meningkat,” kata Kepala Kantor Perwakilan BI Kalsel Wahyu Pratomo di Banjarmasin, Sabtu.
Baca juga: BI Kalsel ajak generasi cintai Sasirangan melalui karya literasi
Wahyu menyebutkan program Desa Devisa berkolaborasi dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), Pemprov Kalsel, dan Pemkab Hulu Sungai Utara.
Pada kesempatan tersebut, Wahyu menyerahkan bantuan sarana dan prasarana kriya eceng gondok kepada pelaku UMKM binaan BI Kalsel yakni Kelompok Usaha Bersama (KUB) Kembang Ilung asal Hulu Sungai Utara.
BI Kalsel juga memberikan dukungan penanganan stunting melalui Program Sosial Bank Indonesia (PBSI) dalam bentuk intervensi spesifik berupa paket susu bagi 50 balita yang tersebar di empat desa yakni Desa Patarikan, Desa Palanjungan Sari, Desa Karias Dalam, dan Desa Paminggir.
Selanjutnya, bantuan dalam bentuk intervensi sensitif berupa alat kesehatan untuk tiga unit pelayanan kesehatan yakni di Poskesdes Karias Dalam, Poskesdes Pelanjungan Sari, dan Poskesdes Patarikan.
Sementara itu, Kepala Divisi Jasa Konsultasi LPEI Sofyan Irianto Naibaho menyatakan siap mencarikan calon pembeli kerajinan purun dari luar negeri.
Menurut dia, KUB Kembang Ilung selaku perajin purun sudah menghasilkan produk yang bagus dan memenuhi kualitas ekspor.
Baca juga: Sekjen ASEAN minta Kalimantan kolaborasi percepatan transisi hijau
“Kami bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri rutin menyelenggarakan business matching dengan para pembeli luar negeri, kita terus menggali produk UMKM yang bisa di ekspor termasuk di Hulu Sungai Utara,” ungkap Sofyan.
Ketua Bidang IV Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kalsel Supri Nuryani mengatakan pihaknya mendukung langkah BI Kalsel memberikan bantuan penanganan stunting di Hulu Sungai Utara.
“Dengan dukungan berbagai pihak, kita optimis target penurunan stunting akan tercapai 14 persen pada 2024,” kata Supri.
Pada kesempatan yang sama, Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Kabupaten HSU Akhmad Rijani menyebutkan program yang direalisasikan BI Kalsel tersebut merupakan bentuk gotong royong untuk memajukan daerahnya.
Kegiatan peresmian Program Desa Devisa dan PBSI tersebut dilaksanakan pada Jumat kemarin di Desa Banyu Hirang, Amuntai Selatan dan dihadiri TP-PKK Kalsel, Kepala SKPD, Porles Amuntai Selatan, Camat dan Kepala Desa sekitar, serta para perajin purun KUB Kembang Ilung.
Baca juga: BI Kalsel bekali penerima beasiswa "GenBI" pendidikan literasi
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023
“Kerajinan purun berbahan eceng gondok ini memiliki potensi besar, perajin harus meningkatkan keahlian supaya kualitas produknya juga meningkat,” kata Kepala Kantor Perwakilan BI Kalsel Wahyu Pratomo di Banjarmasin, Sabtu.
Baca juga: BI Kalsel ajak generasi cintai Sasirangan melalui karya literasi
Wahyu menyebutkan program Desa Devisa berkolaborasi dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), Pemprov Kalsel, dan Pemkab Hulu Sungai Utara.
Pada kesempatan tersebut, Wahyu menyerahkan bantuan sarana dan prasarana kriya eceng gondok kepada pelaku UMKM binaan BI Kalsel yakni Kelompok Usaha Bersama (KUB) Kembang Ilung asal Hulu Sungai Utara.
BI Kalsel juga memberikan dukungan penanganan stunting melalui Program Sosial Bank Indonesia (PBSI) dalam bentuk intervensi spesifik berupa paket susu bagi 50 balita yang tersebar di empat desa yakni Desa Patarikan, Desa Palanjungan Sari, Desa Karias Dalam, dan Desa Paminggir.
Selanjutnya, bantuan dalam bentuk intervensi sensitif berupa alat kesehatan untuk tiga unit pelayanan kesehatan yakni di Poskesdes Karias Dalam, Poskesdes Pelanjungan Sari, dan Poskesdes Patarikan.
Sementara itu, Kepala Divisi Jasa Konsultasi LPEI Sofyan Irianto Naibaho menyatakan siap mencarikan calon pembeli kerajinan purun dari luar negeri.
Menurut dia, KUB Kembang Ilung selaku perajin purun sudah menghasilkan produk yang bagus dan memenuhi kualitas ekspor.
Baca juga: Sekjen ASEAN minta Kalimantan kolaborasi percepatan transisi hijau
“Kami bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri rutin menyelenggarakan business matching dengan para pembeli luar negeri, kita terus menggali produk UMKM yang bisa di ekspor termasuk di Hulu Sungai Utara,” ungkap Sofyan.
Ketua Bidang IV Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kalsel Supri Nuryani mengatakan pihaknya mendukung langkah BI Kalsel memberikan bantuan penanganan stunting di Hulu Sungai Utara.
“Dengan dukungan berbagai pihak, kita optimis target penurunan stunting akan tercapai 14 persen pada 2024,” kata Supri.
Pada kesempatan yang sama, Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Kabupaten HSU Akhmad Rijani menyebutkan program yang direalisasikan BI Kalsel tersebut merupakan bentuk gotong royong untuk memajukan daerahnya.
Kegiatan peresmian Program Desa Devisa dan PBSI tersebut dilaksanakan pada Jumat kemarin di Desa Banyu Hirang, Amuntai Selatan dan dihadiri TP-PKK Kalsel, Kepala SKPD, Porles Amuntai Selatan, Camat dan Kepala Desa sekitar, serta para perajin purun KUB Kembang Ilung.
Baca juga: BI Kalsel bekali penerima beasiswa "GenBI" pendidikan literasi
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023