Banjarmasin, (AntaranewsKalsel) - Tarian kuda gepang yang dimainkan Sanggar Paku Rindang Kotabaru akan memeriahkan puncak peringatan Hari Jadi (Harjad) Provinsi Kalimantan Selatan yang ke-66 di Banjarmasin, Senin.
Menurut Supervisi Sanggar Paku Rindang Kotabaru Firmansyah, Minggu, tarian kuda gepang yang dimainkan siswa SDN Hilir Kotabaru ini baru saja pulang mengikuti festival tari anak nasional 2016 di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta.
"Jadi tarian kuda gipang anak ini diminta lagi untuk menghibur pada saat puncak peringatan hari jadi provinsi, Senin (15/8), semua sudah siap tampil," ujarnya.
Menurut dia, tarian yang ditata Lailatul Fitri ini pada saat festival tari anak nasional di TMII kemarin berhasil menyebat tata rias dan busana terbaik.
"Tari ini dimainkan sebanyak delapan penari anak, umur mereka antara 8-12 tahun, mereka akan tampil sebaik mungkin pada peringatan Harjad provinsi ini, dan latihan diintensifkan," paparnya.
Menurut Firmansyah, tarian kuda gipang Kalsel tidak sama dengan tarian kuda lumping dari jawa, sebab kudanya diapit di ketiak, tidak ditunggang.
Diungkapkan dia, ada sejarah kenapa tarian kuda gipang di Kalsel ini hingga diapit diketiak, karena legendanya pada saat Pangeran Lambung Mangkurat berkunjung kekerajaan Majapahit, saat itu beliau diberi seeokor kuda oleh sang raja, namun tidak bisa dimasukkan kekapal.
"Dalam ceritanya, pangeran Lambung Mangkurat berubah menjadi besar, dan kuda yang tidak mau dimuat kekapal itu beliau apit diketiak, baru bisa," tuturnya.
Dikatakan Firmansyah, tarian kuda gipang ini merupakan salah satu tarian tradisi di Kalsel, di mana dalam perkembangannya dibuat kreasi untuk membuatnya lebih enerjik, dan memenuhi perkembangan zaman.
"Meski demikian, gerakan-gerakan dasarnya tetap dipertahankan sebagaimana asalnya," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016
Menurut Supervisi Sanggar Paku Rindang Kotabaru Firmansyah, Minggu, tarian kuda gepang yang dimainkan siswa SDN Hilir Kotabaru ini baru saja pulang mengikuti festival tari anak nasional 2016 di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta.
"Jadi tarian kuda gipang anak ini diminta lagi untuk menghibur pada saat puncak peringatan hari jadi provinsi, Senin (15/8), semua sudah siap tampil," ujarnya.
Menurut dia, tarian yang ditata Lailatul Fitri ini pada saat festival tari anak nasional di TMII kemarin berhasil menyebat tata rias dan busana terbaik.
"Tari ini dimainkan sebanyak delapan penari anak, umur mereka antara 8-12 tahun, mereka akan tampil sebaik mungkin pada peringatan Harjad provinsi ini, dan latihan diintensifkan," paparnya.
Menurut Firmansyah, tarian kuda gipang Kalsel tidak sama dengan tarian kuda lumping dari jawa, sebab kudanya diapit di ketiak, tidak ditunggang.
Diungkapkan dia, ada sejarah kenapa tarian kuda gipang di Kalsel ini hingga diapit diketiak, karena legendanya pada saat Pangeran Lambung Mangkurat berkunjung kekerajaan Majapahit, saat itu beliau diberi seeokor kuda oleh sang raja, namun tidak bisa dimasukkan kekapal.
"Dalam ceritanya, pangeran Lambung Mangkurat berubah menjadi besar, dan kuda yang tidak mau dimuat kekapal itu beliau apit diketiak, baru bisa," tuturnya.
Dikatakan Firmansyah, tarian kuda gipang ini merupakan salah satu tarian tradisi di Kalsel, di mana dalam perkembangannya dibuat kreasi untuk membuatnya lebih enerjik, dan memenuhi perkembangan zaman.
"Meski demikian, gerakan-gerakan dasarnya tetap dipertahankan sebagaimana asalnya," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016