Komunitas jurnalis dari Pena Hijau Indonesia dorong wacana sentralisasi kopi di Desa Buni'in Jaya, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan dapat terwujud.
Ketua Pena Hijau Indonesia Denny S. Ainan, Jum'at, memberikan 150 bibit kopi jenis leberika dari Biji Kopi kepada petani di Desa Buni'in Jaya sebagai upaya memulai langkah sentralisasi kopi ini.
"Kopi ini adalah komiditas yang bagus untuk petani, untuk mendorong peningkatan ekonomi masyarakat desa ya salah satunya dengan kopi," ujarnya di Desa Buni'in Jaya.
Kopi Kalsel ini diminati pasar nasional - internasional, maka, lanjut Denny, wacana desa dan melihat potensi pasar itu harus didorong oleh semua pihak.
"Dengan peluang pasar yang besar itu, harus didorong semua pihak, terutama pemerintah. Sektor, swasta juga, karena Desa Buni'in Jaya ini ada di sekitar tambang," ujarnya.
Selain itu, untuk membangun ekonomi hijau yang kuat, Denny juga menyalurkan tanaman produktif lainnya, jenis buah-buahan dan tanaman hutan sebanyak 300 bibit pohon dari KPH Hulu Sungai Dinas Kehutanan Kalimantan Selatan.
Aksi di Kabupaten Tapin ini, kata Denny, adalah rangkaian program "Ekspedisi Meratus 2023", selanjutnya akan menyasar wilayah Kabupaten Hulu Sungai Tengah dengan kegiatan yang sama.
Denny mengucapkan terima kasih kepada pemerintah setempat baik pemerintah desa, pemerintah kabupaten khususnya Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD), serta PT Harapan Warga Mandiri, karena telah membantu program tahunan Pena Hijau Indonesia.
Bendahara Bumdes Karya Batu Pati Desa Buni'in Jaya Fani mengatakan keinginan petani untuk berkebun kopi itu berawal dari studi tiru di Desa Aranio, Riam Kanan, Kabupaten Banjar.
"Konsepnya nanti Bumdes yang beli. Ya, dari desa untuk desa," ujarnya.
Faktor utama yang mendorong keinginan itu adalah menurunnya produktivitas perkebunan hasil karet di Desa Buni'in Jaya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023
Ketua Pena Hijau Indonesia Denny S. Ainan, Jum'at, memberikan 150 bibit kopi jenis leberika dari Biji Kopi kepada petani di Desa Buni'in Jaya sebagai upaya memulai langkah sentralisasi kopi ini.
"Kopi ini adalah komiditas yang bagus untuk petani, untuk mendorong peningkatan ekonomi masyarakat desa ya salah satunya dengan kopi," ujarnya di Desa Buni'in Jaya.
Kopi Kalsel ini diminati pasar nasional - internasional, maka, lanjut Denny, wacana desa dan melihat potensi pasar itu harus didorong oleh semua pihak.
"Dengan peluang pasar yang besar itu, harus didorong semua pihak, terutama pemerintah. Sektor, swasta juga, karena Desa Buni'in Jaya ini ada di sekitar tambang," ujarnya.
Selain itu, untuk membangun ekonomi hijau yang kuat, Denny juga menyalurkan tanaman produktif lainnya, jenis buah-buahan dan tanaman hutan sebanyak 300 bibit pohon dari KPH Hulu Sungai Dinas Kehutanan Kalimantan Selatan.
Aksi di Kabupaten Tapin ini, kata Denny, adalah rangkaian program "Ekspedisi Meratus 2023", selanjutnya akan menyasar wilayah Kabupaten Hulu Sungai Tengah dengan kegiatan yang sama.
Denny mengucapkan terima kasih kepada pemerintah setempat baik pemerintah desa, pemerintah kabupaten khususnya Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD), serta PT Harapan Warga Mandiri, karena telah membantu program tahunan Pena Hijau Indonesia.
Bendahara Bumdes Karya Batu Pati Desa Buni'in Jaya Fani mengatakan keinginan petani untuk berkebun kopi itu berawal dari studi tiru di Desa Aranio, Riam Kanan, Kabupaten Banjar.
"Konsepnya nanti Bumdes yang beli. Ya, dari desa untuk desa," ujarnya.
Faktor utama yang mendorong keinginan itu adalah menurunnya produktivitas perkebunan hasil karet di Desa Buni'in Jaya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023