Guru besar Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari Banjarmasin, Kalimantan Selatan Prof Dr Abdul Hafiz Anshari MA menyatakan umat Islam harus memperkokoh ukhuwah islamiah guna menyongsong pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang.

Antasari menyampaikan itu saat menjadi khatib saat Shalat Hari Raya Idul Adha di Masjid Raya Sabilal Muhtadin Banjarmasin, Kamis.

Baca juga: Jokowi sumbang sapi kurban ke Masjid Sabilal Muhtadin Banjarmasin
 
Mantan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI ini menyampaikan khutbah bertema "Memperkokoh Ukhuwah menyongsong Pemilu 2024" yang dihadiri Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor dan ribuan jamaah lainnya.
 
Anshari mengawali khutbah dengan cerita jamaah haji yang saat ini sedang berada di Padang Arafah untuk melaksanakan rukun haji.
 
Menurut dia, di Tanah Suci, tergambar persatuan dan kesatuan umat muslim, walaupun dari berbagai ras, berbagai suku, berbagai aliran, berbagai organisasi, berbagai kelompok dari seluruh dunia.
 
"Melaksanakan ibadah yang sama dengan damai," ujar dia.
 
Karena, ucap Hafiz Anshari, orang yang beriman itu bersaudara, sehingga jika ada perselisihan harus bisa berdamai, karena harus menjalankan perintah Allah SWT untuk bertakwa dan mendapatkan Rahmat-Nya.

Baca juga: Disdag Kalsel segera gelar pasar murah di Tapin jelang Idul Adha 2023
 
Karenanya, ucap Hafiz Anshari, membina ukhuwah Islamiahh itu wajib bagi setiap muslim.
 
"Menodai dan merusak ukhuwah adalah haram," tegasnya.
 
Dia pun memberikan pesan terkait persiapan menghadapi pesta demokrasi lima tahunan merupakan hal wajar bagi semua peserta berjuang dan berusaha untuk memperoleh kemenangan.
 
Di sini, ucap dia, akan terjadi persaingan antar parpol, calon legislator atau kepala daerah, tokoh, pendukung, organisasi dan kelompok.
 
"Sebagai sesama muslim yang baik, kita harus waspada, jangan sampai terbawa arus yang dapat memecah belah dan merusak ukhuwah Islamiah," ujarnya.
 
Anshari pun menyampaikan untuk mewujudkan ukhuwah Islamiah sehingga tercipta kehidupan yang rukun, aman dan damai, yakni ada delapan perkara.

Baca juga: Disdag Tapin jual gula dan migor Rp15 ribu di pasar murah
 
Menurut dia, pertama menebarkan cinta dan kasih sayang antar sesama dengan cinta yang tulus, kedua saling tolong dan membantu dalam hal kebaikan dan takwa, ketiga mendamaikan yang berselisih.
 
Selanjutnya yang keempat, kata dia, tidak saling mencela, mencaci maki, menghina, atau merendahkan, kelima tidak berprasangka buruk, mencari-cari kesalahan orang atau menyebarluaskan aib orang lain.
 
Kemudian yang keenam, kata Hafiz Anshari, tidak saling menzalimi, menganiaya atau menyakiti, ketujuh jangan percaya kepada berita-berita yang tidak jelas kebenarannya, apalagi bernada mengadu domba atau mendiskreditkan orang.
 
"Yang kedelapan itu jangan turut serta menyebarluaskan berita-berita yang berisi hasutan, hujatan, penghinaan dan caci maki serta berita-berita bermuatan dosa dan maksiat karena kita pun akan terimbas dosa," ujarnya.

Baca juga: Banjarmasin pastikan stok bahan pokok dan hewan kurban mencukupi

Pewarta: Sukarli

Editor : Taufik Ridwan


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023