Ketua II Perhimpunan Anggrek Indonesia (PAI) Kalimantan Selatan, Marzuki mengungkapkan keberadaan Anggrek Bulan Pelaihari (Phalaenopsis amabilis) terancam punah.

Marzuki pun menyarankan pecinta anggrek tidak berburu anggrek jenis itu ke hutan atau habitat tanaman tersebut karena mempercepat kepunahan.

Baca juga: Dua ribuan bibit anggrek Meratus di tanam di lingkungan RSUD Kandangan

Marzuki di Banjarmasin, Minggu, menuturkan dulu anggrek tersebut cukup banyak di kalangan pecinta anggrek kawasan Banjarmasin dan daerah lain termasuk di Kota Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut.

Namun, saat ini anggrek tersebut kian langka, diungkapkan Marzuki, mungkin hidup jenis anggrek spesies itu tidak tumbuh baik jika berada di luar habitat.

"Bagi kita pecinta anggrek sebaiknya tidak berburu ke hutan mencari anggrek tersebut, kecuali yang dipelihara hasil budidaya, karena jika harus mencari ke hutan lalu dipelihara di luar habitat, dan mati,maka kita bisa diartikan bukan pecinta anggrek, tetapi bisa disebut pemusnah anggrek," kata pria biasa disapa Jack Kelimponay itu.

Marzuki yang juga menjabat Kepala Bidang Persampahan Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kota Banjarmasin tersebut memiliki lokasi budidaya anggrek seluas 20 meter x 60 meter di rumahnya kawasan bilangan Tanjung Pagar, Kelayan Dalam Banjarmasin Selatan Kota Banjarmasin.

Berdasarkan informasi, Anggrek Bulan Pelaihari memiliki kelebihan antara lain masa bunga cukup lama antara tiga sampai enam bulan, sedangkan anggrek biasa tidak lebih dari satu bulan.

Baca juga: Kenalkan Anggrek melalui Festival Anggrek Paris Van Borneo 2

Selain itu, Anggrek Bulan Pelaihari memiliki jumlah kuntum dalam satu tangkai bisa mencapai antara 25-50 kuntum, sedangkan anggrek biasa hanya sekitar 10-15 kuntum, dan banyak cabang dalam tangkai, sedangkan anggrek lain hanya satu cabang.

Bahkan Anggrek Bulan Pelaihari ini juga merupakan salah satu jenis anggrek memiliki bunga berwarna putih bersih dan bernilai ekonomi yang tinggi.

Mengutip keterangan lain, di wilayah Pelaihari Kabupaten Tanah Laut terdapat 1.000 jenis anggrek dari 4.000 jenis anggrek Kalimantan. Dari 1.000 anggrek di Kalsel itu tujuh di antaranya anggrek langka yang dilindungi undang-undang, sehingga tak bisa diperjualbelikan.

Ketujuh anggrek yang dilindungi tersebut, yakni Paraphalaenopsis laycocki, Paraphalaenopsis labukensis, dan Paraphalaenopsis serpentilingua, ketiga jenis itu merupakan jenis anggrek tikus yang kini sulit diperoleh.

Selanjutnya, Phalaennopsis gigantea atau Anggrek Bulan Gajah, Coelogyne pandurata atau Anggrek Hitam, Spatthoglottis aurea atau Anggrek Tanah Kuning, dan Grammatophylium speciosum.

Baca juga: Kenalkan Anggrek melalui Festival Anggrek Paris Van Borneo 2

Pewarta: Hasan Zainuddin

Editor : Taufik Ridwan


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023