"Batumbang apam" sebuah tradisi urang Banjar Hulu atau daerah hulu sungai Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), termasuk di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), yang kini sudah tergolong langka.

Pewarta Antara Kalsel dari Banjarmasin yang menyaksikan acara batumbang apam (menumbang/mengukur ketinggian badan dengan apam=wadai/kue khas Banjar) berlangsung di Masjid Su'ada Desa Aluan Mati Kecamatan Batu Benawa Kalsel.

Acara batumbang apam bagi bayi di bawah usia lima tahun (balita) itu dengan menginjakkan kaki bocah tersebut di tangga mimbar Masjid Su'ada yang sudah berumur lebih 125 tahun.

Tradisi batumbang apam jarang terjadi, kecuali bagi seseorang yang nazarnya Allah kabulkan, misalnya kalau si anak Allah sembuhkan dari penyakit yang sudah tentu pula melalui usaha, baik secara medis maupun melalui doa-doa.
Tradisi batumbang apam di Masjid Su'ada Desa Aluan Mati Kecamatan Batu Benawa Kabupaten Hulu Sungai Tengah Kalsel, Senin (24/4/23) (ANTARA/Syamsuddin Hasan)

Sebagai contoh batumbang apam terhadap bocah Muhammad Atka Rayan bin Ali Harni dan Askia binti Abdullah yang baru sembuh dari sakit.

Batumbang apam tersebut pada umumnya di masjid dan mendirikan anak yang atas nazar di atas mimbar, karena merupakan tempat khutbah atau kumpulan orang berdoa.


 

Pewarta: Syamsuddin Hasan

Editor : Mahdani


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023