Barabai, (Antaranews Kalsel) - Bagi umat Islam bulan Syaban merupakan momentum penting untuk diramaikan, sebab, pada bulan ini diyakini sebagai penutup catatan amal manusia selama setahun.
Dengan demikian, banyak faedah dan keutamaan yang terkandung di bulan tersebut. Untuk meramaikan dan mendapatkan keutamaan itu, berbagai tradisi dan ritual khusus dipraktikkan di malam Nisfu Syaban (pertengahan bulan syaban) yang pada tahun ini jatuh pada tanggal 21 mei atau 15 sya’ban 1437 Hijriyah.
Diantaranya, ritual selamatan dan tahlil untuk mendoakan leluhur yang telah meninggal dunia. Ada pula yang meramaikan malam Nisfu Syaban dengan membaca ayat suci Quran.
Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah Kalimantan Selatan sampai ke pelosok desa, ada tradisi turun temurun untuk merayakan malam Nisfu Syaban, yaitu tradisi membawa nasi bungkus atau kue dan makan-makanan lain untuk disantap bersama-bersama di Mushalla, langgar ataupun masjid.
Menurut H Rusli salah satu tokoh masyarakat mengungkapkan makanan-makanan tersebut tidak boleh disantap sebelum ritual-ritual "babacaan" selesai.
"Biasanya masyarakat Barabai di malam nisfu sya’ban berkumpul di mesjid atau langgar dengan di awali dengan sholat magrib berjamaah, dilanjutkan dengan sholat hajat 2 rakaat dan pembacaan surah yasin sebanyak 3 kali. Setelah sholat isya dilanjutkan dengan sholat Tashbih 4 rakaat dan berdo’a bersama serta saling bermaaf-maafan, setelah itu baru boleh makan,"katanya.
Lebih lanjut dia menjelaskan pada keesokan harinya hampir seluruh warung makan minum tutup karena masyarakatnya melaksanakan puasa.
"Untuk membuat menu berbuka, para tetangga berkumpul di satu rumah warga untuk bersama-sama "bamasakan" yaitu membuat kue-kue maupun hidangan lain yang nantinya disantap bersama saat berbuka,â€ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016
Dengan demikian, banyak faedah dan keutamaan yang terkandung di bulan tersebut. Untuk meramaikan dan mendapatkan keutamaan itu, berbagai tradisi dan ritual khusus dipraktikkan di malam Nisfu Syaban (pertengahan bulan syaban) yang pada tahun ini jatuh pada tanggal 21 mei atau 15 sya’ban 1437 Hijriyah.
Diantaranya, ritual selamatan dan tahlil untuk mendoakan leluhur yang telah meninggal dunia. Ada pula yang meramaikan malam Nisfu Syaban dengan membaca ayat suci Quran.
Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah Kalimantan Selatan sampai ke pelosok desa, ada tradisi turun temurun untuk merayakan malam Nisfu Syaban, yaitu tradisi membawa nasi bungkus atau kue dan makan-makanan lain untuk disantap bersama-bersama di Mushalla, langgar ataupun masjid.
Menurut H Rusli salah satu tokoh masyarakat mengungkapkan makanan-makanan tersebut tidak boleh disantap sebelum ritual-ritual "babacaan" selesai.
"Biasanya masyarakat Barabai di malam nisfu sya’ban berkumpul di mesjid atau langgar dengan di awali dengan sholat magrib berjamaah, dilanjutkan dengan sholat hajat 2 rakaat dan pembacaan surah yasin sebanyak 3 kali. Setelah sholat isya dilanjutkan dengan sholat Tashbih 4 rakaat dan berdo’a bersama serta saling bermaaf-maafan, setelah itu baru boleh makan,"katanya.
Lebih lanjut dia menjelaskan pada keesokan harinya hampir seluruh warung makan minum tutup karena masyarakatnya melaksanakan puasa.
"Untuk membuat menu berbuka, para tetangga berkumpul di satu rumah warga untuk bersama-sama "bamasakan" yaitu membuat kue-kue maupun hidangan lain yang nantinya disantap bersama saat berbuka,â€ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016