Sebanyak tiga pekerja asal Tiongkok tewas di duga keracunan gas di tambang bawah tanah PT Sumber Daya Energi (SDE) di Kecamatan Kelumpang Barat Kotabaru Kalimantan Selatan.
"Penyebab meninggalnya masih menunggu hasil sampel darah yang akan di kirim ke laboratorium forensik," kata Kapolres Kotabaru AKBP Gafur Adytia H Siregar SIK di Kotabaru, Kamis .
Baca juga: Jokowi bakal hadir, Staf Khusus hadiri pembukaan Muktamar Rabithah Melayu-Banjar
Menurut Kapolres, karyawan TKA melakukan pekerjaan seperti biasa masuk lubang sebanyak 10 orang yang di bagi menjadi tiga kelompok masing masing tiga orang dalam satu kelompok.
Kemudian kelompok yang berjumlah 4 orang kembali ke mulut lubang untuk mengambil peralatan lainnya yang masih tertinggal.
Dari hasil penyidikan, di lokasi pada saat pekerja hendak mengambil peralatan, alarm di dalam lubang mengeluarkan deteksi adanya gas.
Baca juga: Jokowi ke Kalsel, Kodam Mulawarman pastikan pengamanan lokasi
" Pada saat alarm deteksi gas rekan korban melihat hendak segera keluar namun tidak keluar," terangnya
Ia menambahkan, karena korban tidak kunjung naik, maka tim rescue melakukan evakuasi ke tiga korban, dan di temukan di terowongan lokasi tambang dengan kedalaman 1.3 kilo meter di bawa tanah.
" Setelah temukan selanjutnya di bawa ke klinik suaka insan Desa Magalau Hulu Kelumpang Barat dan di nyatakan meninggal, kemudian dibawa ke Rumah Sakit Husada Batulicin," terangnya
TKA yang meninggal dunia dimasing-masing Xuecen Tiang (41), Lizie Day (45) dan Jinxiang Yao (51).
Sementara itu tim Puslabfor Mabes pori, AKBP Arif Andi Setiawan, menerangkan, telah mengambil sampel Sebanyak dua bag untuk di lakukan pemeriksaan lanjutnya jenis gas apa yang membuat korban meninggal dunia, dan hasil di perkirakan memakan waktu dua minggu ke depan.
Baca juga: Jokowi akan kunjungi Tabalong, Pangdam VI Mulawarman meninjau lokasi
"kita juga sudah mengambil sampel darah dan swap akan di bawa ke Jakarta guna periksaan secara mendalam," paparnya.
Saat ini korban berada di rumah sakit Bayangkara di Banjarmasin untuk di lakukan autopsi sambil menunggu keluarga korban.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023
"Penyebab meninggalnya masih menunggu hasil sampel darah yang akan di kirim ke laboratorium forensik," kata Kapolres Kotabaru AKBP Gafur Adytia H Siregar SIK di Kotabaru, Kamis .
Baca juga: Jokowi bakal hadir, Staf Khusus hadiri pembukaan Muktamar Rabithah Melayu-Banjar
Menurut Kapolres, karyawan TKA melakukan pekerjaan seperti biasa masuk lubang sebanyak 10 orang yang di bagi menjadi tiga kelompok masing masing tiga orang dalam satu kelompok.
Kemudian kelompok yang berjumlah 4 orang kembali ke mulut lubang untuk mengambil peralatan lainnya yang masih tertinggal.
Dari hasil penyidikan, di lokasi pada saat pekerja hendak mengambil peralatan, alarm di dalam lubang mengeluarkan deteksi adanya gas.
Baca juga: Jokowi ke Kalsel, Kodam Mulawarman pastikan pengamanan lokasi
" Pada saat alarm deteksi gas rekan korban melihat hendak segera keluar namun tidak keluar," terangnya
Ia menambahkan, karena korban tidak kunjung naik, maka tim rescue melakukan evakuasi ke tiga korban, dan di temukan di terowongan lokasi tambang dengan kedalaman 1.3 kilo meter di bawa tanah.
" Setelah temukan selanjutnya di bawa ke klinik suaka insan Desa Magalau Hulu Kelumpang Barat dan di nyatakan meninggal, kemudian dibawa ke Rumah Sakit Husada Batulicin," terangnya
TKA yang meninggal dunia dimasing-masing Xuecen Tiang (41), Lizie Day (45) dan Jinxiang Yao (51).
Sementara itu tim Puslabfor Mabes pori, AKBP Arif Andi Setiawan, menerangkan, telah mengambil sampel Sebanyak dua bag untuk di lakukan pemeriksaan lanjutnya jenis gas apa yang membuat korban meninggal dunia, dan hasil di perkirakan memakan waktu dua minggu ke depan.
Baca juga: Jokowi akan kunjungi Tabalong, Pangdam VI Mulawarman meninjau lokasi
"kita juga sudah mengambil sampel darah dan swap akan di bawa ke Jakarta guna periksaan secara mendalam," paparnya.
Saat ini korban berada di rumah sakit Bayangkara di Banjarmasin untuk di lakukan autopsi sambil menunggu keluarga korban.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023