Komunitas sepeda antik Banjarmasin (Saban) yang sebagian besar pemakai sepeda jenis ontel berupaya meramaikan Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan, sebagai Kota Tua yang menjadi destinasi wisata di wilayah ini.
Ketua Saban Banjarmasin Praptono di Banjarmasin, Minggu, menyebutkan sebagian besar anggota komunitas selalu bersepeda termasuk ke pasar atau ke tempat kerja untuk menyemarakkan wisata Kota Tua Banjarmasin.
Bahkan sebagian besar anggota dari jumlah total sebanyak 270 orang, nongkrong di Siring Kota Banjarmasin yang menjadi tujuan wisata di kota ini kawasan Jalan Sudirman, atau depan Masjid Sabilal Muhtadin.
Kawasan yang menjadi tempat nongkrong tersebut adalah kawasan lalu lintas yang selama pagi minggu menjadi kawasan hari bebas berkendaraan atau "Car Free Day" dan digunakan untuk pejalan kaki.
Lokasi itu menjadi perhatian pengunjung khususnya wisatawan yang datang dari luar daerah Banjarmasin, yakni untuk foto foto menggunakan sepeda tua, atau yang pinjam sepeda tua untuk nikmati Banjarmasin.
Baca juga: Kemenkumham Kalsel tur sepeda motor di Banjarmasin semarakkan G20
Ketua Komunitas Saban, Praptono Zakaria (kanan) di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Minggu (12/2/2023). ANTARA/Hasan Z
Kegiatan komunitas yang sudah terbentuk sejak 2008 tersebut bersilaturahmi antara anggota atau menjadi penggiat sosial, bencana, dan warga yang kesusahan.
Komunitas ini juga menjadi penggiat lingkungan yang selalu bergabung dengan Forum Komunitas Hijau (FKH) Banjarmasin, atau Komunitas Hijau Daun (PHD) dalam upaya membersihkan lingkungan kota dari sampah, bersihkan sungai, serta menanam pohon penghijauan.
Ketika ditanya soal koleksi ontel disebutkan oleh Pratono sebagian besar berusia tua, bahkan ada yang keluaran sebelum kemerdekaan, dan aneka merk yang dimiliki seperti, Simking, raleigh, BSA, Barsumi, fongers hingga gazalle.
Harga tertinggi dari sekian sepeda itu adalah merk gazalle yang seharga hampir Rp25 juta per unit. Semua koleksi tersebut banyak di antaranya yang mencari hingga ke Pulau Jawa.
