Kotabaru,  (AntaranewsKalsel) - Nelayan bagan di Kabupaten Kotabaru, Provinsi Kalimantan Selatan, akhir-akhir ini panen raya dengan hasil tangkapan yang melimpah.


"Hasil penjualan dari menangkap ikan tiga malam saja, keluarga kami memperoleh pendapatan Rp10 juta lebih," kata Akhmad Qomarudin, di Kotabaru, Sabtu.

Melimpahnya hasil tangkapan kali ini, belum pernah terjadi dalam kurun waktu lima tahun terakhir.

"Biasanya, tangkapan ikan bilis atau teri, cumi-cumi dan ikan yang lainnya hasilnya cukup banyak selama tiga hari atau paling lama satu minggu, tetapi kali ini sudah lebih sebulan hasil tangkapan masih terus membaik," terangnya.

Karena tidak terbiasa dengan hasil tangkapan yang terus-menerus lebih satu bulan, sebagian nelayan timbul tanda tanya, kok tumben hasil tangkapan selalu baik...?

Qomarudin mengemukakan, dengan hasil yang baik tersebut, hampir sebagian besarnelayan di Sarangtiung, Kotabaru membeli kendaraan roda dua yang baru.

"Coba kita datang ke Desa Sarangtiung, hampir di setiap emperan ada kendaraan baru dari hasil menangkap ikan dari bagan," demikian Qomarudin.

Sebelumnya, Kepala Desa Sarangtiung, Pulaulaut Utara, Kotabaru, Abdul Mulud, mengatakan, jumlah alat tangkap (bagan) yang tersebar di Perairan Kotabaru, beberapa tahun terakhir terus berkurang, karena adanya larangan penebangan pohon mangrove di kawasan hutan cagar alam.

Sejak adanya larangan penebangan kayu bakau di hutan mangrove nelayan kesulitan untuk membangun bagan.

"Karena penebangan kayu bakau di hutan cagar alam, dilarang. Sementara tiang-tiang bagan selama ini menggunakan kayu bakau dan `kayu laut`," ujar Mulud.

Mulud mengaku saat sensus bagan sekitar 2004, jumlah bagan di Sarangtiung dan Gedambaan, sebanyak 715 buah, setelah ada pelarangan penebangan kayu bakau, jumlah tersebut dari tahun ke tahun terus menyusut.

"Bahkan saat ini jumlah bagan hanya sekitar 500 buah. Bagan yang ada saat ini juga banyak menggunakan kayu serdang, bambu dan yang lainnya," katanya.

Menurutnya, lima tahun mendatang jumlah bagan akan semakin berkurang, bahkan mungkin akan punah. Karena biaya pembuatan bagan semakin mahal sementara pendapatan nelayan bagan terus merosot.

Beberapa tahun lalu, pendapatan nelayan bagan masih lumayan baik, rata-rata bisa mendapatkan 40 kg - 50 kg ikan per malam. Sedangkan saat ini hanya 5 kg -10 kg per malam.

Pewarta: Imam Hanafi

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016