Upaya percepatan penanganan stunting di Kabupaten Tabalong membuahkan hasil menyusul turunnya prevalensi stunting dari 8,88 persen menjadi 7,89 persen pada tahun 2022.
 
Kepala Bappedalitbang Kabupaten Tabalong Akhmad Noor Rifani mengatakan turunnya prevalensi stunting berdasarkan pendataan melalui aplikasi elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis masyarakat (e-PPGBM).
 
"Hasil prevalensi stunting kini turun menjadi 7,89 persen dibanding tahun sebelumnya 8,88 persen," jelas Rifani, Rabu.
 
Angka ini jauh lebih rendah dari target yang ditetapkan nasional sebesar 14 persen.
 
Untuk target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah jelas Rifani balita stunting tahun 2024 angka prevalensi 10 persen dan baduta 8 persen.
 
Sedangkan target nasional penurunan prevalenai stunting pada tahun 2023 16 persen dan 2024 14 persen yang tertuang dalam RPJMN 2020-2024.
 
Sebelumnya Pemkab Tabalong melalui Gerakan Masyarakat Dalam Upaya Percepatan Penurunan dan Pencegahan Stunting (Gempur) mendapat penghargaan dari Kementerian Dalam Negeri.
 
Sementara itu data prevalensi stunting di 'Bumi Saraba Kawa' ini tertinggi di Kecamatan Bintang Ara 14,03 persen dan Pugaan 13,4 persen.
 
Menurut salah satu tenaga kesehatan Puskesmas Pugaan Rosita pihaknya terus melakukan upaya peningkatan partisipasi masyarakat untuk kegiatan posyandu dalam rangka penanganan stunting.
 
"Kita melakukan beberapa inovasi untuk percepatan penurunan stunting di Kecamatan Pugaan termasuk meningkatkan partisipasi masyarakat," jelas Rosita.
 
Hasilnya angka stunting di Kecamatan Pugaan turun dari 18,5 persen menjadi 13 persen  di tahun 2022.
 

Pewarta: Herlina Lasmianti

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023