Badan Pengelola Geopark Meratus beserta Komunitas Dangsanak Geopark Meratus mengadakan dialog dengan kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Desa Tiwingan Lama atau kawasan Matang Kladan.
Dialog disebut yang dilakukan bersamaan dengan kegiatan Geopark Workshop Series bertemakan Geopark Meratus Merawat Bumi dan Menyejahterakan Masyarakat berlangsung di Desa Tiwingan Lama, Rabu.
Wakil ketua BP Geopark Meratus. Fajar Desira mengajak warga Tiwingan Lama untuk mengerti keberadaan geopark yang di dalamnya terkandung pelestarian lingkungan serta pelestarian budaya, di samping pendidikan, dan pembangunan berkelanjutan.
Dengan pelestarian tersebut diharapkan keberadaan Geopark Meratus akan menjadi magnet penelitian dan magnet kunjungan wisata.
Apalagi jika Geopark Meratus diakui sebagai geopark global yang dinyatakan oleh Unesco, maka akan menjadi perhatian masyarakat dunia, tambah Fajar Desira yang sekarang sebagai Asisten I Bidang Pemerintahan di Pemerintahan Provinsi Kalimantan Selatan.
Geopark yang bisa diartikan sebagai taman bumi itu harus dikelola secara bersama-sama dengan baik, agar menjadi kawasan yang berkelanjutan, dan masyarakat sekitar kawasan geopark itu harus dilibatkan.
Ia berhadap pokdarwis yang merupakan ujung tombak pengelolaan wisata harus mengerti keberadaan dan tujuan pengelolaan Geopark Meratus dengan ikut serta melestarikan dan mengembangkan seni budaya, kuliner, serta lagenda-lagenda yang berkembang di masyarakat, termasuk melestarikan benda benda purbakala dan tempat tempat ibadah.
Jika semua yang ada di geopark itu dikembangkan, maka pada gilirannya bisa meningkatkan perekonomian masyarakat, seperti berkembangnya produksi cenderamata, penjualan kuliner, penginapan, jasa transportasi, dan jasa lainnya yang ujung-ujungnya akan menyejahterakan warga semua.
Dialog tesebut juga menghadirkan enam anggota Komunitas Dangsanak Geopark Meratus yang kiprahnya membantu pemerintah dalam mengembangkan atau melestarikan Geopark Meratus.
Dialog dengan komunitas tersebut dipandu ketuanya Faried Soufyan dan berbicara juga Akhmad Arifin yang mengajak pokdarwis mendalami sapta pesona.
Sementara Paman Anum, juga dari Komunitas Dangsanak Geopark Meratus, mengajak anggota pokdarwis memanfaatkan media sosial dalam upaya memperkenalkan keindahan dan keunikan Geopark Meratus, khususnya Desa Tiwingan Lama atau kawasan Matang Kladan.
Anggota komunitas lainnya, Amanul Yakin, berharap anggota pordarwis setempat selalu mengedepankan 5 S, senyum, sopan, santun, dan sapa.
Kemudian Mohamad Ary mengajak pokdarwis memanfaatkan seluruh sumberdaya manusia dan sumberdaya alam yang ada dalam upaya mengembangkan wisata, termasuk menggelar atraksi-atraksi wisata seperti lomba kelotok, atau lomba perahu di kawasan Danau Riam Kanan.
Bagon Tidarta, anggota senior Komunitas Dangsanak Geopark Meratus, meminta anggota pokdarwis mengembangkan kuliner khususnya makanan khas Banjar.
"Buatlah sambal pedas olahan Tiwingan yang citra rasanya menarik. Itu kan menjadi daya tarik wisatawan untuk menikmati kuliner setempat," tuturnya.
Selain itu Bagong Tidarta berharap makanan setempat yang terbuat dari kerang sungai yang disebut kijing itu lebih digali agar menjadi makanan khas.
Penyelanggaraan Geopark Workshop Series tersebut hasil kerjasama antara Bapan Pengelola Geopark Meratus dengan LKBN Antara Biro Kalsel.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023
Dialog disebut yang dilakukan bersamaan dengan kegiatan Geopark Workshop Series bertemakan Geopark Meratus Merawat Bumi dan Menyejahterakan Masyarakat berlangsung di Desa Tiwingan Lama, Rabu.
Wakil ketua BP Geopark Meratus. Fajar Desira mengajak warga Tiwingan Lama untuk mengerti keberadaan geopark yang di dalamnya terkandung pelestarian lingkungan serta pelestarian budaya, di samping pendidikan, dan pembangunan berkelanjutan.
Dengan pelestarian tersebut diharapkan keberadaan Geopark Meratus akan menjadi magnet penelitian dan magnet kunjungan wisata.
Apalagi jika Geopark Meratus diakui sebagai geopark global yang dinyatakan oleh Unesco, maka akan menjadi perhatian masyarakat dunia, tambah Fajar Desira yang sekarang sebagai Asisten I Bidang Pemerintahan di Pemerintahan Provinsi Kalimantan Selatan.
Geopark yang bisa diartikan sebagai taman bumi itu harus dikelola secara bersama-sama dengan baik, agar menjadi kawasan yang berkelanjutan, dan masyarakat sekitar kawasan geopark itu harus dilibatkan.
Ia berhadap pokdarwis yang merupakan ujung tombak pengelolaan wisata harus mengerti keberadaan dan tujuan pengelolaan Geopark Meratus dengan ikut serta melestarikan dan mengembangkan seni budaya, kuliner, serta lagenda-lagenda yang berkembang di masyarakat, termasuk melestarikan benda benda purbakala dan tempat tempat ibadah.
Jika semua yang ada di geopark itu dikembangkan, maka pada gilirannya bisa meningkatkan perekonomian masyarakat, seperti berkembangnya produksi cenderamata, penjualan kuliner, penginapan, jasa transportasi, dan jasa lainnya yang ujung-ujungnya akan menyejahterakan warga semua.
Dialog tesebut juga menghadirkan enam anggota Komunitas Dangsanak Geopark Meratus yang kiprahnya membantu pemerintah dalam mengembangkan atau melestarikan Geopark Meratus.
Dialog dengan komunitas tersebut dipandu ketuanya Faried Soufyan dan berbicara juga Akhmad Arifin yang mengajak pokdarwis mendalami sapta pesona.
Sementara Paman Anum, juga dari Komunitas Dangsanak Geopark Meratus, mengajak anggota pokdarwis memanfaatkan media sosial dalam upaya memperkenalkan keindahan dan keunikan Geopark Meratus, khususnya Desa Tiwingan Lama atau kawasan Matang Kladan.
Anggota komunitas lainnya, Amanul Yakin, berharap anggota pordarwis setempat selalu mengedepankan 5 S, senyum, sopan, santun, dan sapa.
Kemudian Mohamad Ary mengajak pokdarwis memanfaatkan seluruh sumberdaya manusia dan sumberdaya alam yang ada dalam upaya mengembangkan wisata, termasuk menggelar atraksi-atraksi wisata seperti lomba kelotok, atau lomba perahu di kawasan Danau Riam Kanan.
Bagon Tidarta, anggota senior Komunitas Dangsanak Geopark Meratus, meminta anggota pokdarwis mengembangkan kuliner khususnya makanan khas Banjar.
"Buatlah sambal pedas olahan Tiwingan yang citra rasanya menarik. Itu kan menjadi daya tarik wisatawan untuk menikmati kuliner setempat," tuturnya.
Selain itu Bagong Tidarta berharap makanan setempat yang terbuat dari kerang sungai yang disebut kijing itu lebih digali agar menjadi makanan khas.
Penyelanggaraan Geopark Workshop Series tersebut hasil kerjasama antara Bapan Pengelola Geopark Meratus dengan LKBN Antara Biro Kalsel.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023