Polda Kalimantan Selatan bersama semua unsur menyiapkan sebanyak 1.577 alat pencarian dan pertolongan (SAR) untuk menghadapi potensi bencana alam saat cuaca ekstrem yang kini rawan terjadi di akhir tahun.
"Selain kesiapan alat SAR, dalam penanganan bencana banjir dan tanah longsor kami juga siagakan 3.200 personel gabungan," kata Kapolda Kalsel Irjen Pol Andi Rian R Djajadi di Banjarmasin, Selasa.
Untuk Polda Kalsel sendiri, kata dia, tim SAR disiagakan di Direktorat Sabhara, Direktorat Polairud dan Satuan Brimob yang setiap saat bisa diterjunkan ke lokasi bencana memperkuat pengerahan pasukan di Polres setempat yang wilayahnya terdampak.
Andi Rian mengakui, penanggulangan bencana alam dibutuhkan kekompakan dan kerja sama semua unsur yang terlibat termasuk kesiapan alat pendukungnya.
Hal itu menyangkut keselamatan korban saat proses evakuasi dan meminimalisir jatuhnya korban jiwa lebih banyak.
"Makanya saat apel ini merupakan bentuk kesiapan Polda Kalsel untuk bersinergi dengan seluruh instansi, TNI dan pemerintah daerah dalam penanggulangan bencana," tegas dia.
Apalagi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi di bulan November 2022 hingga Februari 2023 di berbagai wilayah di Indonesia berpotensi terjadi cuaca ekstrem seperti hujan lebat disertai petir dan angin kencang.
Kondisi ini berpotensi berdampak terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, puting beliung, gelombang tinggi yang dapat mengganggu aktivitas bahkan keselamatan jiwa manusia.
Kapolda menyebut intensitas curah hujan juga sudah beberapa pekan belakangan meningkat di wilayah Kalsel.
Bahkan angin kencang dan gelombang tinggi telah merenggut satu korban jiwa di kawasan perairan Kabupaten Tanah Laut.
"Ini tentu jadi atensi kita mengantisipasi dengan kesiapsiagaan baik personel maupun peralatan pendukungnya," ucap dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022
"Selain kesiapan alat SAR, dalam penanganan bencana banjir dan tanah longsor kami juga siagakan 3.200 personel gabungan," kata Kapolda Kalsel Irjen Pol Andi Rian R Djajadi di Banjarmasin, Selasa.
Untuk Polda Kalsel sendiri, kata dia, tim SAR disiagakan di Direktorat Sabhara, Direktorat Polairud dan Satuan Brimob yang setiap saat bisa diterjunkan ke lokasi bencana memperkuat pengerahan pasukan di Polres setempat yang wilayahnya terdampak.
Andi Rian mengakui, penanggulangan bencana alam dibutuhkan kekompakan dan kerja sama semua unsur yang terlibat termasuk kesiapan alat pendukungnya.
Hal itu menyangkut keselamatan korban saat proses evakuasi dan meminimalisir jatuhnya korban jiwa lebih banyak.
"Makanya saat apel ini merupakan bentuk kesiapan Polda Kalsel untuk bersinergi dengan seluruh instansi, TNI dan pemerintah daerah dalam penanggulangan bencana," tegas dia.
Apalagi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi di bulan November 2022 hingga Februari 2023 di berbagai wilayah di Indonesia berpotensi terjadi cuaca ekstrem seperti hujan lebat disertai petir dan angin kencang.
Kondisi ini berpotensi berdampak terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, puting beliung, gelombang tinggi yang dapat mengganggu aktivitas bahkan keselamatan jiwa manusia.
Kapolda menyebut intensitas curah hujan juga sudah beberapa pekan belakangan meningkat di wilayah Kalsel.
Bahkan angin kencang dan gelombang tinggi telah merenggut satu korban jiwa di kawasan perairan Kabupaten Tanah Laut.
"Ini tentu jadi atensi kita mengantisipasi dengan kesiapsiagaan baik personel maupun peralatan pendukungnya," ucap dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022