Amuntai, (Antaranews Kalsel) - Sebanyak tiga ribu lebih warga Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan masih buta aksara atau tidak bisa membaca dan menulis.


Kasi Kesetaraan, Keaksaraan dan Pendidikan Kecakapan pada Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) Basuki Rahman di Amuntai,Jum'at, mengatakan dari sebanyak 3.173 warga buta aksara tersebut sebanyak  1.973 adalah anak usia 7-18 tahun.

"Jumlah anak usia hingga 15 tahun yang buta aksara ini sama dengan 3,66 persen penduduk Kabupaten Hulu Sungai Utara yang perlu di upayakan pengentasannya melalui pendidikan formal dan non formal," ujar Basuki.

Basuki mengatakan terdapat program Keaksaraan Fungsional di Dinas Pendidikan untuk mengentaskan buta aksara ini dengan memberikan pendidikan membaca dan menulis di pusat kegiatan belajar masyarakat atau PKBM.

Selain itu, katanya, Dinas Pendidikan juga menggalakan pendidikan melalui lembaga pendidikan anak usia dini atau PAUD

Ia menambahkan, pendidikan bagi warga buta aksara juga diarahkan kesejumlah pondok pesantren salafiyah guna memotivasi para santri untuk belajar membaca dan menulis huruf latin.

Sementara informasi dari bagian program Disdik menyebutkan akurasi data jumlah warga buta aksara kemungkinan lebih besar lagi mengingat tingkat kesulitan petugas mengorek informasi dari warga yang sebagian malu mengaku buta aksara.

"Demikian pula pendataan dan pembinaan di Ponpes Salafiyah agak sulit dilaksanakan," katanya.

Dikatakan, pemerintah Kabupaten HSU terus menggalakan pencegahan anak putus sekolah yang sebagian terpaksa diarahkan pada pendidikan luar sekolah seperti Program Paket A, B dan C karena mereka juga memilih bekerja.

"Bagi anak putus sekolah yang tidak bersedia bersekolah lagi di lembaga pendidikan formal karena ingin bekerja kita dorong agar bersedia mngikuti pendidikan di PKBM dalam rangka mengentaskan buta aksara," kata petugas Bagian Program tersebut.




Pewarta: Eddy Abdillah

Editor : Eddy Abdillah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016