Perhimpunan Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KB-PII) Kalimantan Selatan (Kalsel) berpendapat, provinsinya bisa/memungkinkan sebagai penyangga pangan Ibu Kota Nusantara atau IKN baru yang merupakan daerah tetangga nanti.
"Melihat potensi, provinsi kita memungkin atau bisa sebagai penyangga pangan IKN," ujar Sekretaris Umum KB PII Kalsel Didy Ariady melalui WA-nya dari Jakarta, usai mengikuti Konferensi Nasional Ketahanan Pangan, Jumat (5/8/22).
Begitu pula kalau melihat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kalsel 2021 - 2026 yang bukan saja memprioritaskan pembangunan sumber daya manusia (SDM), tetapi juga bidang pangan, lanjutnya.
"Insya Allah kita bisa sebagai penyangga pangan IKN. Namun semua itu tergantung upaya pemerintah provinsi (Pemprov) kita serta kabupaten," tegasnya menjawab Antara Kalsel.
"Apalagi sejak Tahun 2010, Kalsel masuk sepuluh besar penyangga ketahanan pangan nasional. Jadi untuk menjadi penyangga pangan IKN mungkin tak masalah," tambahnya.
Ia menerangkan, Konferensi Nasional Ketahanan Pangan dengan paparan antara lain dari Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Arif Satria itu mengawali Rapat Kerja Nasional (Rakernas) KB PII di Hotel Mercure Cikini Jakarta, 5 - 7 Agustus 2022.
"Salah satu statemen Rektor IPB tersebut tentang ketersediaan gandum di pasaran Indonesia karena perang Ukraina vs Rusia, 207 juta ton komoditas itu tertahan," kutipnya.
"Oleh sebab itu, menurut Rektor IPB yang juga KB PII tersebut, siap-siap kemungkinan harga Indomie dan roti akan naik," kutip Didy Ariady.
Rombongan KB PII Kalsel ke Rakernas organisasi mantan aktivis Pelajar Islam Indonesia (PII) tersebut dipimpin Ketua Umumnya Ustadz H Chairani Idris.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022
"Melihat potensi, provinsi kita memungkin atau bisa sebagai penyangga pangan IKN," ujar Sekretaris Umum KB PII Kalsel Didy Ariady melalui WA-nya dari Jakarta, usai mengikuti Konferensi Nasional Ketahanan Pangan, Jumat (5/8/22).
Begitu pula kalau melihat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kalsel 2021 - 2026 yang bukan saja memprioritaskan pembangunan sumber daya manusia (SDM), tetapi juga bidang pangan, lanjutnya.
"Insya Allah kita bisa sebagai penyangga pangan IKN. Namun semua itu tergantung upaya pemerintah provinsi (Pemprov) kita serta kabupaten," tegasnya menjawab Antara Kalsel.
"Apalagi sejak Tahun 2010, Kalsel masuk sepuluh besar penyangga ketahanan pangan nasional. Jadi untuk menjadi penyangga pangan IKN mungkin tak masalah," tambahnya.
Ia menerangkan, Konferensi Nasional Ketahanan Pangan dengan paparan antara lain dari Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Arif Satria itu mengawali Rapat Kerja Nasional (Rakernas) KB PII di Hotel Mercure Cikini Jakarta, 5 - 7 Agustus 2022.
"Salah satu statemen Rektor IPB tersebut tentang ketersediaan gandum di pasaran Indonesia karena perang Ukraina vs Rusia, 207 juta ton komoditas itu tertahan," kutipnya.
"Oleh sebab itu, menurut Rektor IPB yang juga KB PII tersebut, siap-siap kemungkinan harga Indomie dan roti akan naik," kutip Didy Ariady.
Rombongan KB PII Kalsel ke Rakernas organisasi mantan aktivis Pelajar Islam Indonesia (PII) tersebut dipimpin Ketua Umumnya Ustadz H Chairani Idris.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022