Balangan - (Antaranews Kalsel) - PT Adaro Indonesia di Kabupaten Balangan, Provinsi Kalimantan Selatan, memprogramkan pengadaan lampu bertenaga surya dengan nilai Rp90 juta, di wilayah desa yang tidak mendapatkan aliran listrik negara.
CSR Department Head PT Adaro Indonesia, Idham Kurniawan Jumat di Paringin mengatakan, pengadaan lampu penerangan jalan tersebut guna mendukung aktivitas warga pada malam hari.
"Program yang kita laksanakan di Dusun Bayu Kelurahan Paringin Kota, Kecamatan Paringin hanya berupa penerangan jalan umum, sebanyak enam buah tiang dan lampu bertenaga surya, dengan harapan bisa membantu masyarakat beraktivitas pada malam hari," katanya.
Selain itu lanjut Idham Kurniawan, penerangan tersebut juga bermanfaat untuk meningkatkan keamanan dan keselamatan warga Dusun Bayu.
"Dengan adanya penerangan jalan, secara otomatis bisa meningkatkan keselamatan dan keamanan warga saat beraktivitas pada malam hari, karena jalan utama yang mereka gunakan banyak yang rusak dan berlobang," urainya.
Selama puluhan tahun, Dusun Bayu yang terdiri dari 39 kepala keluarga ini tidak terjamah oleh listrik. Menurut Hamsun, kepala Desa Lasung Batu, pihaknya telah mengupayakan usul pemasangan sambungan listrik di Dusun Bayu.
Namun, akses masuk ke desa yang jauh dan sulit, ditambah jumlah kepala keluarga yang hanya berjumlah 39 keluarga, tidak memenuhi syarat dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk pemasangan sambungan listrik.
"Untuk menyiasati keadaan, beberapa warga membeli genset untuk penerangan rumah, namun biaya operasionalnya tentu tidak sedikit. Untuk menghidupkan genset selama kurang lebih tiga jam, dibutuhkan satu liter bahan bakar. Belum lagi jika genset rusak, biaya perawatan bisa membengkak," jelasnya.
Sementara itu, Bahran (65) dan istrinya Kartasiah (58), satu-satunya warga setempat yang memiliki usaha warung kopi di Dusun Bayu selama kurang lebih 10 tahunan, mengungkapkan kegembiraannya.
"Meskipun hanya berupa penerangan jalan dengan lampu 50 watt, namun aktivitas warga disini pada malam hari terasa hidup, dan kebetulan salah satu lampu penerangan berada di depan warung saya, jadi bisa buka warung pada malam hari, dan warga banyak yang berkumpul disini," ujarnya.
Warga Dusun Bayu mayoritas bekerja sebagai petani penyadap karet dan petani padi, meskipun hanya terdapat 39 keluarga, namun aktivitas jalan di Dusun Bayu bisa meningkat drastis, ketika memasuki musim pertumbuhan ikan lokal di areal irigasi dan persawahan di dusun tersebut.
Aktivitas para pemancing dari dalam dan luar kabupaten dari pagi hingga subuh dinihari terjadi setiap tahunnya, dimana para pencari ikan pepuyu atau batok serta ikan gabus beraktivitas dari pagi hingga sore, dan aktivitas para pencari ikan gabus ditambah ikan lais atau selais, akan berlanjut dari pukul 21.00 wita hingga subuh dini hari.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016
CSR Department Head PT Adaro Indonesia, Idham Kurniawan Jumat di Paringin mengatakan, pengadaan lampu penerangan jalan tersebut guna mendukung aktivitas warga pada malam hari.
"Program yang kita laksanakan di Dusun Bayu Kelurahan Paringin Kota, Kecamatan Paringin hanya berupa penerangan jalan umum, sebanyak enam buah tiang dan lampu bertenaga surya, dengan harapan bisa membantu masyarakat beraktivitas pada malam hari," katanya.
Selain itu lanjut Idham Kurniawan, penerangan tersebut juga bermanfaat untuk meningkatkan keamanan dan keselamatan warga Dusun Bayu.
"Dengan adanya penerangan jalan, secara otomatis bisa meningkatkan keselamatan dan keamanan warga saat beraktivitas pada malam hari, karena jalan utama yang mereka gunakan banyak yang rusak dan berlobang," urainya.
Selama puluhan tahun, Dusun Bayu yang terdiri dari 39 kepala keluarga ini tidak terjamah oleh listrik. Menurut Hamsun, kepala Desa Lasung Batu, pihaknya telah mengupayakan usul pemasangan sambungan listrik di Dusun Bayu.
Namun, akses masuk ke desa yang jauh dan sulit, ditambah jumlah kepala keluarga yang hanya berjumlah 39 keluarga, tidak memenuhi syarat dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk pemasangan sambungan listrik.
"Untuk menyiasati keadaan, beberapa warga membeli genset untuk penerangan rumah, namun biaya operasionalnya tentu tidak sedikit. Untuk menghidupkan genset selama kurang lebih tiga jam, dibutuhkan satu liter bahan bakar. Belum lagi jika genset rusak, biaya perawatan bisa membengkak," jelasnya.
Sementara itu, Bahran (65) dan istrinya Kartasiah (58), satu-satunya warga setempat yang memiliki usaha warung kopi di Dusun Bayu selama kurang lebih 10 tahunan, mengungkapkan kegembiraannya.
"Meskipun hanya berupa penerangan jalan dengan lampu 50 watt, namun aktivitas warga disini pada malam hari terasa hidup, dan kebetulan salah satu lampu penerangan berada di depan warung saya, jadi bisa buka warung pada malam hari, dan warga banyak yang berkumpul disini," ujarnya.
Warga Dusun Bayu mayoritas bekerja sebagai petani penyadap karet dan petani padi, meskipun hanya terdapat 39 keluarga, namun aktivitas jalan di Dusun Bayu bisa meningkat drastis, ketika memasuki musim pertumbuhan ikan lokal di areal irigasi dan persawahan di dusun tersebut.
Aktivitas para pemancing dari dalam dan luar kabupaten dari pagi hingga subuh dinihari terjadi setiap tahunnya, dimana para pencari ikan pepuyu atau batok serta ikan gabus beraktivitas dari pagi hingga sore, dan aktivitas para pencari ikan gabus ditambah ikan lais atau selais, akan berlanjut dari pukul 21.00 wita hingga subuh dini hari.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016