Majelis Ulama Indonesia (MUI) Hulu Sungai Selatan (HSS) bersama beberapa pakar keagamaan melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) membahas berbagai problematika dakwah di HSS, di Pendopo Wakil Bupati.
Ketua MUI HSS, TGH. M. Jamhari Muhdin, di Kandangan, Kamis (16/6), mengatakan diskusi ini dilaksanakan dalam rangka pembinaan da'i daerah terpencil dan rawan keagamaan.
"Saya sangat bersyukur hari ini mendapatkan kesempatan bertemu dengan para da'i yang berhadir, karena kegiatan ini adalah yang pertama kali dilaksanakan, semenjak saya didaulat menjadi ketua umum MUI," katanya.
Dijelaskan dia, kegiatan ini berhubungan dengan berbagai permasalahan termasuk kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), yang hal tersebut akan menjadi masukan bagi MUI HSS.
Baca juga: Bupati HSS lepas keberangkatan 137 JCH
Tak lupa, ia berterima kasih kepada para da'i yang terus berjuang dalam rangka syiar Islam, baik yang di daerah pegunungan maupun daerah yang terpencil dan merekalah ujung tombak pembinaan agama di sana.
"Bermacam masalah yang kita temui dan masukan-masukan yang disampaikan hari ini akan menjadi masukan untuk MUI HSS, mudah-mudahan bisa kita laksanakan dengan sebaik-baiknya," katanya.
Diskusi sendiri dimulai dengan materi dari Faturrahman selaku Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD HSS.
Dalam paparannya, ia menjelaskan tentang bagaimana pengendalian kebakaran hutan dan lahan yang meliputi tindakan pencegahan, penanggulangan dan penanganan kebakaran, khususnya di HSS.
Ia memberikan saran kepada peserta yang berhadir terkait dengan permasalahan karhutla ini agar senantiasa menjaga hutan dan lahan untuk mengurangi dampak terjadinya kebakaran.
"Permasalahan karhutla ini akan sangat berdampak, baik kepada ekosistem alam dan masyarakat," katanya.
Baca juga: Pemkab HSS sosialisasi program beasiswa bagi para santri
Materi diskusi kedua disampaikan Komisi Dakwah MUI HSS Al-Habib Abdussalam, yang menghimbau kepada para ustadz dan da'i senantiasa menghargai pendapat atas permasalahan yang dihadapi dalam masyarakat.
Baik yang pro maupun kontra, jangan sampai permasalahan tersebut menjadi pemisah, melainkan harus dijadikan khazanah karena yang paling penting adalah menjaga persatuan.
"Damainya masyarakat, tenangnya masyarakat, semua itu yang paling berpengaruh adalah dari para da'i," katanya.
Diskusi dilanjutkan dengan paparan dari Komisi Fatwa MUI HSS, TGH Abdul Wahid, yang menyampaikan pandangan dari sisi Fatwa MUI HSS, terkait karhutla dan permasalahan lainnya yang sedang terjadi dalam masyarakat.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022
Ketua MUI HSS, TGH. M. Jamhari Muhdin, di Kandangan, Kamis (16/6), mengatakan diskusi ini dilaksanakan dalam rangka pembinaan da'i daerah terpencil dan rawan keagamaan.
"Saya sangat bersyukur hari ini mendapatkan kesempatan bertemu dengan para da'i yang berhadir, karena kegiatan ini adalah yang pertama kali dilaksanakan, semenjak saya didaulat menjadi ketua umum MUI," katanya.
Dijelaskan dia, kegiatan ini berhubungan dengan berbagai permasalahan termasuk kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), yang hal tersebut akan menjadi masukan bagi MUI HSS.
Baca juga: Bupati HSS lepas keberangkatan 137 JCH
Tak lupa, ia berterima kasih kepada para da'i yang terus berjuang dalam rangka syiar Islam, baik yang di daerah pegunungan maupun daerah yang terpencil dan merekalah ujung tombak pembinaan agama di sana.
"Bermacam masalah yang kita temui dan masukan-masukan yang disampaikan hari ini akan menjadi masukan untuk MUI HSS, mudah-mudahan bisa kita laksanakan dengan sebaik-baiknya," katanya.
Diskusi sendiri dimulai dengan materi dari Faturrahman selaku Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD HSS.
Dalam paparannya, ia menjelaskan tentang bagaimana pengendalian kebakaran hutan dan lahan yang meliputi tindakan pencegahan, penanggulangan dan penanganan kebakaran, khususnya di HSS.
Ia memberikan saran kepada peserta yang berhadir terkait dengan permasalahan karhutla ini agar senantiasa menjaga hutan dan lahan untuk mengurangi dampak terjadinya kebakaran.
"Permasalahan karhutla ini akan sangat berdampak, baik kepada ekosistem alam dan masyarakat," katanya.
Baca juga: Pemkab HSS sosialisasi program beasiswa bagi para santri
Materi diskusi kedua disampaikan Komisi Dakwah MUI HSS Al-Habib Abdussalam, yang menghimbau kepada para ustadz dan da'i senantiasa menghargai pendapat atas permasalahan yang dihadapi dalam masyarakat.
Baik yang pro maupun kontra, jangan sampai permasalahan tersebut menjadi pemisah, melainkan harus dijadikan khazanah karena yang paling penting adalah menjaga persatuan.
"Damainya masyarakat, tenangnya masyarakat, semua itu yang paling berpengaruh adalah dari para da'i," katanya.
Diskusi dilanjutkan dengan paparan dari Komisi Fatwa MUI HSS, TGH Abdul Wahid, yang menyampaikan pandangan dari sisi Fatwa MUI HSS, terkait karhutla dan permasalahan lainnya yang sedang terjadi dalam masyarakat.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022