Banyak jembatan yang dibangun di Kota Banjarmasin dinilai sangat mengganggu kegiatan wisata susur sungai, lantaran terlalu rendah, sehingga meanghambat lalu lintas klotok (perahu bermotor) wisata.
Seorang pengemudi klotok, Usai, kepada Antara Kalsel di Banjarmasin, Senin, mengakui jika banyak jembatan yang dibangun sejak lama terlalu rendah sehingga sulit menembus jembatan tersebut jika kondisi sungai dalam keadaan air pasang naik.
Ia mencontohkan sungai Kuin yang menghubungkan wilayah Sungai Martapura kawasan Pasar Lama ke Kuin Sungai Barito yang melewati beberapa perkampungan, seperti Kampung Arab ,ada tiga buah jembatan yang kondisinya terlalu rendah.
Jika permukaan air naik karena air pasang, klotok wisata tak bisa melewati jembatan tersebut, padahal alur sungai tersebut sangat padat, karena banyaknya kunjungan wisata religi dari Pasar Terapung Siring Tendean menuju makam Sultan Suriansyah Kuin atau mesjid tertua di Banjarmasin, Mesjid Pangeran Suriansyah.
Jika tak bisa melewati alur tersebut, klotok terpaksa memutar berjam jam, padahal jika alur tersebut tak ada halangan perjalanan hanya sekitar setengah jam saja.
Oleh sebab itu, pihak pengemudi klotok wisata berharap sekali kepada pemerintah untuk meninggikan jembatan tersebut, karena jika tetap demikian akan menghambat upaya Pemkot Banjarmasin sendiri yang ingin menjadikan Banjarmasin sebagai kota wisata.
Di alur tersebut terdapat tiga jembatan yang rendah. Selain di kawasan Pasar Lama sendiri juga ada di kawasan Kuin yang dikenal sebagai Jembatan Putih, tambah Usai.
Menurut Usai bukan di kawasan itu saja ada jembatan yang rendah itu, tetapi cukup banyak karena terdapat di beberapa tempat, seperti kawasan Kelayan Dalam, Pekapuran, Pekauman, dan daerah lainnya.
Baca juga: Dinas LH Banjarmasin susun dokumen daya dukung daya tampung Sungai
Baca juga: Angkutan sungai Banjarmasin ke Tamban masih ramai
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022
Seorang pengemudi klotok, Usai, kepada Antara Kalsel di Banjarmasin, Senin, mengakui jika banyak jembatan yang dibangun sejak lama terlalu rendah sehingga sulit menembus jembatan tersebut jika kondisi sungai dalam keadaan air pasang naik.
Ia mencontohkan sungai Kuin yang menghubungkan wilayah Sungai Martapura kawasan Pasar Lama ke Kuin Sungai Barito yang melewati beberapa perkampungan, seperti Kampung Arab ,ada tiga buah jembatan yang kondisinya terlalu rendah.
Jika permukaan air naik karena air pasang, klotok wisata tak bisa melewati jembatan tersebut, padahal alur sungai tersebut sangat padat, karena banyaknya kunjungan wisata religi dari Pasar Terapung Siring Tendean menuju makam Sultan Suriansyah Kuin atau mesjid tertua di Banjarmasin, Mesjid Pangeran Suriansyah.
Jika tak bisa melewati alur tersebut, klotok terpaksa memutar berjam jam, padahal jika alur tersebut tak ada halangan perjalanan hanya sekitar setengah jam saja.
Oleh sebab itu, pihak pengemudi klotok wisata berharap sekali kepada pemerintah untuk meninggikan jembatan tersebut, karena jika tetap demikian akan menghambat upaya Pemkot Banjarmasin sendiri yang ingin menjadikan Banjarmasin sebagai kota wisata.
Di alur tersebut terdapat tiga jembatan yang rendah. Selain di kawasan Pasar Lama sendiri juga ada di kawasan Kuin yang dikenal sebagai Jembatan Putih, tambah Usai.
Menurut Usai bukan di kawasan itu saja ada jembatan yang rendah itu, tetapi cukup banyak karena terdapat di beberapa tempat, seperti kawasan Kelayan Dalam, Pekapuran, Pekauman, dan daerah lainnya.
Baca juga: Dinas LH Banjarmasin susun dokumen daya dukung daya tampung Sungai
Baca juga: Angkutan sungai Banjarmasin ke Tamban masih ramai
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022