Tanjung (Antaranews Kalsel) - Dinas Kesehatan Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan membagikan 1.200 botol obat Bactivec untuk membasmi jentik sebagai upaya mengurangi kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah ini.
Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kabupaten Tabalong Akhmad Rivai di Tanjung, Rabu, mengatakan obat pembasmi jentik diserahkan ke masing-masing Kader DBD di tiga Kecamatan.
"Ada tiga kecamatan dengan kasus DBD terbanyak yakni Tanjung, Murung Pudak dan Tanta karena itu kita berikan obat pembasmi jentik melalui Kader DBD yang telah mendapat pelatihan penanganan penyakit ini," jelas Rivai.
Selain memberikan obat pembasmi jentik dalam bentuk cairan ini, para kader DBD juga memberikan penyuluhan bagi masyarakat untuk melakukan 4M plus yakni menutup, menguras, mengubur dan memantau jentik pada tempat penampungan air.
Rivai menegaskan dalam penanganan DBD yang utama adalah menjaga kebersihan lingkungan serta memberantas sarang nyamuk bukan hanya menuntut pengasapan atau fogging yang faktanya kurang efektif berantas nyamuk.
"Selama ini masyarakat banyak menuntut dilakukan fogging atau pengasapan padahal penanganan DBD lebih efektif dengan 4M plus dan menjaga kebersihan lingkungan untuk memberantas berkembangnya nyamuk," jelas Rivai.
Upaya penangan DBD juga mendapat dukungan dari pemerintah daerah menyusul adanya surat edaran dari Bupati Tabalong Anang Syakfiani Nomor B.4247/KES/BID - P2PL.443.2/12/2015 tentang himbauan kewaspadaan terhadap penyakit DBD.
Rencananya penanganan DBD dilakukan secara serentak di Kecamatan Haruai dengan melibatkan jajaran puskesmas, Dinas Kesehatan dan masyarakat Jumat mendatang menyusul ditemukannya 17 penderita DBD di kecamatan ini.
Sedangkan data di bidang P2PL, kasus DBD di Tabalong sejak awal Januari 2016 sebanyak 49 kasus dan diperkirakan jumlah penderita lebih banyak karena belum masuknya laporan dari sejumlah puskesmas.
"Jumat nanti kita akan melakukan penanganan DBD di Kecamatan Haruai dengan melibatkan seluruh petugas di puskesmas maupun Dinas Kesehatan menyusul adanya penderita DBD di wilayah tersebut," tambah Rivai.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016
Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kabupaten Tabalong Akhmad Rivai di Tanjung, Rabu, mengatakan obat pembasmi jentik diserahkan ke masing-masing Kader DBD di tiga Kecamatan.
"Ada tiga kecamatan dengan kasus DBD terbanyak yakni Tanjung, Murung Pudak dan Tanta karena itu kita berikan obat pembasmi jentik melalui Kader DBD yang telah mendapat pelatihan penanganan penyakit ini," jelas Rivai.
Selain memberikan obat pembasmi jentik dalam bentuk cairan ini, para kader DBD juga memberikan penyuluhan bagi masyarakat untuk melakukan 4M plus yakni menutup, menguras, mengubur dan memantau jentik pada tempat penampungan air.
Rivai menegaskan dalam penanganan DBD yang utama adalah menjaga kebersihan lingkungan serta memberantas sarang nyamuk bukan hanya menuntut pengasapan atau fogging yang faktanya kurang efektif berantas nyamuk.
"Selama ini masyarakat banyak menuntut dilakukan fogging atau pengasapan padahal penanganan DBD lebih efektif dengan 4M plus dan menjaga kebersihan lingkungan untuk memberantas berkembangnya nyamuk," jelas Rivai.
Upaya penangan DBD juga mendapat dukungan dari pemerintah daerah menyusul adanya surat edaran dari Bupati Tabalong Anang Syakfiani Nomor B.4247/KES/BID - P2PL.443.2/12/2015 tentang himbauan kewaspadaan terhadap penyakit DBD.
Rencananya penanganan DBD dilakukan secara serentak di Kecamatan Haruai dengan melibatkan jajaran puskesmas, Dinas Kesehatan dan masyarakat Jumat mendatang menyusul ditemukannya 17 penderita DBD di kecamatan ini.
Sedangkan data di bidang P2PL, kasus DBD di Tabalong sejak awal Januari 2016 sebanyak 49 kasus dan diperkirakan jumlah penderita lebih banyak karena belum masuknya laporan dari sejumlah puskesmas.
"Jumat nanti kita akan melakukan penanganan DBD di Kecamatan Haruai dengan melibatkan seluruh petugas di puskesmas maupun Dinas Kesehatan menyusul adanya penderita DBD di wilayah tersebut," tambah Rivai.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016