Angkutan ferry penyebarangan di Sungai Barito yang mebnghubungkan Kota Banjarmasin ke Tamban Kabupaten Barito Kuala dan Tamban Kalimantan Tengah masih ramai walau jalan darat antar dua wilayah sudah terhubung dengan aspal mulus.
Wartawan Antara Kalsel yang melakukan perjalanan ke Tamban, Kamis menyaksikan angkutan jenis ferry penyeberangan tersebut selalu penuh, baik dimuati para karyawan, pedagang, dan masyarakat yang melakukan kunjungan dua wilayah tersebut.
Seperti di ferry penyebarangan Alalak, atau Kuin jurusan Handil Subarjo, Tamban dengan kapasitas 65 buah kendaraan full, dengan tarif Rp8.000,- per buah kendaraan plus pengendara dan penumpangnya.
Sementara sepeda dan plus pemakainya hanya dikenakan tarif Rp2.000 per buah, dan pejalan kaki juga dikenakan Rp2.000,- per orang per sekali menyeberang.
Menurut warga, penyebarangan tersebut tetap diminati karena lebih cepat kunjungan ke dua wilayah tersebut, karena hanya menelan waktu sekitar 15 menit sudah sampai seberang, dibandingkan harus jalan darat melalui jembatan barito itu untuk sampai ke tamban bisa menelan waktu berjam jam.
"Kalau kita hitung ongkos bulak baik antara Banjarmasin-Tamban tetap enting pakai ferry, walau bayar rp8.000 per sebuah sepeda motor tak masalah, ketimbang harus jalan dearat mengeliling ya habis juga BBM satu liter ditambah waktu yang lama dan agak lelah," kata Windi seorang pengendara.
Menurut cerita, kapal ferry tersebut dalam sehari ada 16 kali keberangkatan bulak balik dan waktu keberangkatan hingga pukul 22.00 Wita Malam.
Setelah itu jam 0.2 Wita dini hari ada pula keberangkatan tetapi lebih didominasi pelayanan angkutan sayuran dan buah buahan, sehingga satu kapal agak penuh oleh hasil bumi tersebut yang dibawa para pedagang dari Tamban ke Kota Banjarmasin untuk dijual.
Masyarakat berharap, kendati jalan darat sudah mulus tetapi angkutan sungai semacam itu harus tetap dipertahankan sebagai ciri khas angkutan sungai di Kota Banjarmasin yang dikenal sebagai kota seribu sungai tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022
Wartawan Antara Kalsel yang melakukan perjalanan ke Tamban, Kamis menyaksikan angkutan jenis ferry penyeberangan tersebut selalu penuh, baik dimuati para karyawan, pedagang, dan masyarakat yang melakukan kunjungan dua wilayah tersebut.
Seperti di ferry penyebarangan Alalak, atau Kuin jurusan Handil Subarjo, Tamban dengan kapasitas 65 buah kendaraan full, dengan tarif Rp8.000,- per buah kendaraan plus pengendara dan penumpangnya.
Sementara sepeda dan plus pemakainya hanya dikenakan tarif Rp2.000 per buah, dan pejalan kaki juga dikenakan Rp2.000,- per orang per sekali menyeberang.
Menurut warga, penyebarangan tersebut tetap diminati karena lebih cepat kunjungan ke dua wilayah tersebut, karena hanya menelan waktu sekitar 15 menit sudah sampai seberang, dibandingkan harus jalan darat melalui jembatan barito itu untuk sampai ke tamban bisa menelan waktu berjam jam.
"Kalau kita hitung ongkos bulak baik antara Banjarmasin-Tamban tetap enting pakai ferry, walau bayar rp8.000 per sebuah sepeda motor tak masalah, ketimbang harus jalan dearat mengeliling ya habis juga BBM satu liter ditambah waktu yang lama dan agak lelah," kata Windi seorang pengendara.
Menurut cerita, kapal ferry tersebut dalam sehari ada 16 kali keberangkatan bulak balik dan waktu keberangkatan hingga pukul 22.00 Wita Malam.
Setelah itu jam 0.2 Wita dini hari ada pula keberangkatan tetapi lebih didominasi pelayanan angkutan sayuran dan buah buahan, sehingga satu kapal agak penuh oleh hasil bumi tersebut yang dibawa para pedagang dari Tamban ke Kota Banjarmasin untuk dijual.
Masyarakat berharap, kendati jalan darat sudah mulus tetapi angkutan sungai semacam itu harus tetap dipertahankan sebagai ciri khas angkutan sungai di Kota Banjarmasin yang dikenal sebagai kota seribu sungai tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022