Petani Kabupaten Barito Kuala (Batola), Kalimantan Selatan (Kalsel) mengeluhkan serangan hama terhadap tanaman padi mereka dan sulit untuk mengatasi.
"Keluhan petani Batola itu saat reses yang merupakan daerah pemilihan (Dapil) saya," sebagaimana WA yang Antara Kalsel terima, Ahad (22/5/22) sore
"Berdasarkan keterangan petani tersebut hama yang menyerang tanaman padi mereka seperti tongro, wereng dan hama tikus," kutip wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel III/Batola itu
Ia menerangkan, dalam resesnya kali/masa persidangan kedua Tahun 2022 berbagai masukkan atau aspirasi warga masyarakat dari enam desa "Bumi Selidah" atau daerah pertanian pasang surat tersebut sampaikan, yang mata pencariannya Bertani.
"Kalau dulu masalah kelangkaan pupuk bersubsidi yang menjadi keluhan petani saat saya reses. Alhamdulillah mengenai pupuk bersubsidi tersebut bukan menjadi keluhan mendasar bagi petani Batola," ungkap Ketua Fraksi Partai Golkar tersebut.
"Tetapi sekarang yang menjadi keluhan petani Batola masalah serangan yang sulit mereka berantas," ujar anggota Komisi II Bidang Ekonomi dan Keuangan DPRD Kalsel yang juga membidangi pertanian secara umum.
Dengan mengutip pendapat petani daerah pertanian pasang surat Batola yang juga sebagai lumbung padi Kalsel, mantan aktivis mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat itu menambahkan, perkiraan munculnya hama tanaman padi tersebut berkaitan pula masalah cuaca.
"Menurut petani kabupaten yang berada di wilayah barat Kalsel atau berbatasa Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah (Kalteng) tersebut, keadaan cuaca tahun ini kurang mendukung, sehingga tanaman banyak rusak karena serangan hama seperti tungro," kutipnya.
Pasalnya dengan perkiraan 50 persen areal pertanian warga Batola terserang tungro, untuk membasmi/penanggulangan memutus mata rantai penyebarluasan belum menemukan obat , kecuali dengan cara dibakar.
Melalui wakil rakyatnya agar memohonkan izin kepada pemerintah untuk membakar rumpun padi yang terserabg hama tersebut.
"Karena selama ini untuk membasmi hama seperti tungro dan wereng harus dengan cara membakar rumpun padi tersebut," kutipnya.
Namun, menurut dia, pembakaran lahan bertentangan peraturan perundang-undangan menanggapi usulan salah seorang Desa Hilir Masjid, Kecamatan Anjir Pasar.
Oleh karenanya, laki-laki kelahiran Banjarmasin Tahun 1952 yang beberapa kali menjadi anggota DPRD Kalsel berjanji akan membicarakan masalah pembakaran lahan, terutama kawasan persawahan yang padinya rusak terserang hama.
"Mungkin perlu Peraturan Daerah (Perda) Kalsel yang mengatur pembakaran lahan secara terbatas, seperti hanya pada kawasan padi terserang hama tersebut, demikian Karlie Hanafi Kalianda.
Kegiatan reses kali ini hadir Camat Anjir Pasar Muhammad Yusuf, yang mengikuti kegiatan reses dari desa ke desa di dalam wilayahnya, serta para kepala desa, tokoh masyarakat, tokoh agama serta masyarakat umum lainnya.
Dalam resesnya, 16- 18 Mei lalu itu, Karlie mengunjungi/menemui konstituen di Kecamatan Anjir Muara dan Kecamatan Anjir Pasar.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022
"Keluhan petani Batola itu saat reses yang merupakan daerah pemilihan (Dapil) saya," sebagaimana WA yang Antara Kalsel terima, Ahad (22/5/22) sore
"Berdasarkan keterangan petani tersebut hama yang menyerang tanaman padi mereka seperti tongro, wereng dan hama tikus," kutip wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel III/Batola itu
Ia menerangkan, dalam resesnya kali/masa persidangan kedua Tahun 2022 berbagai masukkan atau aspirasi warga masyarakat dari enam desa "Bumi Selidah" atau daerah pertanian pasang surat tersebut sampaikan, yang mata pencariannya Bertani.
"Kalau dulu masalah kelangkaan pupuk bersubsidi yang menjadi keluhan petani saat saya reses. Alhamdulillah mengenai pupuk bersubsidi tersebut bukan menjadi keluhan mendasar bagi petani Batola," ungkap Ketua Fraksi Partai Golkar tersebut.
"Tetapi sekarang yang menjadi keluhan petani Batola masalah serangan yang sulit mereka berantas," ujar anggota Komisi II Bidang Ekonomi dan Keuangan DPRD Kalsel yang juga membidangi pertanian secara umum.
Dengan mengutip pendapat petani daerah pertanian pasang surat Batola yang juga sebagai lumbung padi Kalsel, mantan aktivis mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat itu menambahkan, perkiraan munculnya hama tanaman padi tersebut berkaitan pula masalah cuaca.
"Menurut petani kabupaten yang berada di wilayah barat Kalsel atau berbatasa Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah (Kalteng) tersebut, keadaan cuaca tahun ini kurang mendukung, sehingga tanaman banyak rusak karena serangan hama seperti tungro," kutipnya.
Pasalnya dengan perkiraan 50 persen areal pertanian warga Batola terserang tungro, untuk membasmi/penanggulangan memutus mata rantai penyebarluasan belum menemukan obat , kecuali dengan cara dibakar.
Melalui wakil rakyatnya agar memohonkan izin kepada pemerintah untuk membakar rumpun padi yang terserabg hama tersebut.
"Karena selama ini untuk membasmi hama seperti tungro dan wereng harus dengan cara membakar rumpun padi tersebut," kutipnya.
Namun, menurut dia, pembakaran lahan bertentangan peraturan perundang-undangan menanggapi usulan salah seorang Desa Hilir Masjid, Kecamatan Anjir Pasar.
Oleh karenanya, laki-laki kelahiran Banjarmasin Tahun 1952 yang beberapa kali menjadi anggota DPRD Kalsel berjanji akan membicarakan masalah pembakaran lahan, terutama kawasan persawahan yang padinya rusak terserang hama.
"Mungkin perlu Peraturan Daerah (Perda) Kalsel yang mengatur pembakaran lahan secara terbatas, seperti hanya pada kawasan padi terserang hama tersebut, demikian Karlie Hanafi Kalianda.
Kegiatan reses kali ini hadir Camat Anjir Pasar Muhammad Yusuf, yang mengikuti kegiatan reses dari desa ke desa di dalam wilayahnya, serta para kepala desa, tokoh masyarakat, tokoh agama serta masyarakat umum lainnya.
Dalam resesnya, 16- 18 Mei lalu itu, Karlie mengunjungi/menemui konstituen di Kecamatan Anjir Muara dan Kecamatan Anjir Pasar.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022