Gubernur Kalimantan Selatan Dr (HC) H Sahbirin Noor meminta doa dan dukungan masyarakat semoga disetujui usulan gelar Pahlawan bagi ulama besar di provinsi ini, yakni, Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari yang wafat 216 tahun silam.

Gubernur dan ulama dihadiri ribuan jamaah menggelar haul ganal 216 atau peringatan wafatnya yang mashur dikenal juga Datu Kalampayan, karena makamnya di Desa Kalampayan, Kabupaten Banjar, Kalsel tersebut di Gedung Mahligai Pancasila, Banjarmasin, Kamis.

Pemerintah Provinsi Kalsel sudah mengusulkan ke pemerintah pusat untuk gelar pahlawan nasional bagi ulama besar yang lahir pada 1710 M dan wafat pada 1812 M atau 1227 hijriah.

Di mana, ulama yang hidup pada masa Kesultanan Banjar tersebut dinilai pantas mendapat gelar pahlawan nasional karena memiliki pemikiran dan karya besar di bidang keagamaan, sosial dan pemerintahan bagi Nusantara.

"Meskipun kita tahu beliau (Syekh M Arsyad Al-Banjari) tidak menginginkan gelar itu," ujar Gubernur.

Tapi dengan dukungan banyak ulama, tokoh-tokoh daerah dan juga pemuda hingga masyarakat Kalsel yang selalu memenuhi gelar haul Datu Kalampayan setiap tahunnya, Pemprov Kalsel berkomitmen untuk memperjuangkan itu, yakni, gelar pahlawan bagi Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari.

Gubernur Kalsel juga menyampaikan, haul besar ini digelar sebagai ajang silaturrahmi dan saling gotong royong bagi masyarakat di provinsi ini, di mana banyak ulama hadir, dengan harapan Kalsel selalu rukun, aman dan damai.

Salah seorang ulama Kalsel KH Wildan Salman mengatakan, selain untuk menghargai jasa Datu Kalampayan atau Syekh Muhammad Arsyad Albanjari yang sudah banyak menyebarkan ilmu-ilmu agama islam di Kalsel.

"Semoga haul ini bisa setiap tahun digelar, agar menjadikan Kalsel Rahmatan Lil Alamin," kata pimpinan Ponpes Tahfizul Qur'an Darussalam Martapura tersebut.

Prosesi haul diawali dengan lantunan syair-syair salawat kepada Nabi Muhammad SAW yang dipimpin Guru H Sa’aduddin Salman.

 Dilanjutkan zikir yang diikuti santri Madrasah Darussalam Tanfidz dan Ilmu Al Qur’an di Martapura, kemudian pembacaan ayat Alquran oleh Muhammad Abduh.

Pembacaan manakib atau sejarah dan profil Datu Kalampayan disampaikan KH Muhammad Hatim Salman.
 

Pewarta: Sukarli

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022