Khatib Ustdaz H Fahrurazi mengingatkan kaum Muslim agar memperhatikan atau membantu anak yatim piatu pada hari lebaran.
Ia tersebut mengingatkan itu pada khutbah shalat Idul Fitri 1443 Hijriah di Masjid Su'ada Desa Wasah Hilir (sekitar 135 kilometer dari Banjarmasin), Kecamatan Simpur, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), Kalimantan Selatan (Kalsel), Senin (2/5//22).
Keluaran Hadramaut Yaman mengingatkan perlunya menyantuni anak yatim piatu dengan mengutip sunnah atau cerita Rasulullah Muhammad Saw.
"Ketika itu di hari lebaran anak-anak bersuka ria dengan pakaian serba barunya. Tapi Rasulullah Saw melihat seorang anak menangis tertunduk," ceriteranya.
"Rasulullah pun mendekati dan menanys anak tersebut. Si Anakpun menjawab tak bisa bergembira seperti teman-teman sebayanya saat lebaran, karena kedua orangtuanya sudah tiada. Ayahnya meninggal dunia di medan perang," kutipnya.
Kemudian, lanjut khatib tamu dari daerah tetangga, Barabai (165 kilometer dari Banjarmasin), ibukota Hulu Sungai Tengah (HST), Kalsel, Rasulullah mengangkat anak angkat pada yatim piatu tersebut.
"Anak yatim piatu itupun bisa bersuka ria dengan teman-teman sebaya," lanjutnya mengutip ceritera Rasulullah Saw tersebut dengan tersedu sedan.
Ustadz yang juga mengajar pada Pondok Pesantren (Ponpes) Al Amin Pemangkih, Kecamatan Labuan Amas Utara, HST itu mengingatkan pula arti penting Ramadhan, suatu bulan penuh hikmah serta berisikan banyak pelajaran.
"Pelajaran tersebut, baik dalam konteks sosial kemasyarakatan, serta sikap kepribadian seperti sikap disiplin," lanjut ustadz dari "kota apam" Barabai sekitar 30 kilometer dari Kandangan, ibukota HSS.
Selain itu, seseorang yang sudah melaksanakan puasa Ramadhan dan melakukan berbagai amal ibadah dengan ikhlas karena Allah, pada Idul Fitri, kembali kepada "fitrah" (kesucian/ suci bersih).
"Dengan suci bersih dan dengan umur yang panjang merupakan modal untuk menatap masa depan yang lebih baik atau menggapai alam Surga," katanya.
Oleh karena itu, dia mengingatkan lagi, kaum Muslim tak perlu bersedih berakhirnya bulan Ramadhan, tapi tangisilah apakah bertemu lagi dengan Ramadhan yang akan datang, demikian Fahrurazi.
Shalat Idul Fitri 1443 di Masjid Su'ada atau Masjid Ba-angkat (pakai tongkat/sistem panggung yang didirikan Tahun 1328/1908 yang merupakan Cagar Budaya itu dimulai pukul 08.00 Wita dengan Bilal Mukhyar dari Kandangan.
Usai shalat 'Id tersebut jemaah bersalaman dengan Imam/khatib dan sesama kaum Muslim yang pada masa pandemi COVID-19 acara bersalam-salaman itu tidak ada.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022
Ia tersebut mengingatkan itu pada khutbah shalat Idul Fitri 1443 Hijriah di Masjid Su'ada Desa Wasah Hilir (sekitar 135 kilometer dari Banjarmasin), Kecamatan Simpur, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), Kalimantan Selatan (Kalsel), Senin (2/5//22).
Keluaran Hadramaut Yaman mengingatkan perlunya menyantuni anak yatim piatu dengan mengutip sunnah atau cerita Rasulullah Muhammad Saw.
"Ketika itu di hari lebaran anak-anak bersuka ria dengan pakaian serba barunya. Tapi Rasulullah Saw melihat seorang anak menangis tertunduk," ceriteranya.
"Rasulullah pun mendekati dan menanys anak tersebut. Si Anakpun menjawab tak bisa bergembira seperti teman-teman sebayanya saat lebaran, karena kedua orangtuanya sudah tiada. Ayahnya meninggal dunia di medan perang," kutipnya.
Kemudian, lanjut khatib tamu dari daerah tetangga, Barabai (165 kilometer dari Banjarmasin), ibukota Hulu Sungai Tengah (HST), Kalsel, Rasulullah mengangkat anak angkat pada yatim piatu tersebut.
"Anak yatim piatu itupun bisa bersuka ria dengan teman-teman sebaya," lanjutnya mengutip ceritera Rasulullah Saw tersebut dengan tersedu sedan.
Ustadz yang juga mengajar pada Pondok Pesantren (Ponpes) Al Amin Pemangkih, Kecamatan Labuan Amas Utara, HST itu mengingatkan pula arti penting Ramadhan, suatu bulan penuh hikmah serta berisikan banyak pelajaran.
"Pelajaran tersebut, baik dalam konteks sosial kemasyarakatan, serta sikap kepribadian seperti sikap disiplin," lanjut ustadz dari "kota apam" Barabai sekitar 30 kilometer dari Kandangan, ibukota HSS.
Selain itu, seseorang yang sudah melaksanakan puasa Ramadhan dan melakukan berbagai amal ibadah dengan ikhlas karena Allah, pada Idul Fitri, kembali kepada "fitrah" (kesucian/ suci bersih).
"Dengan suci bersih dan dengan umur yang panjang merupakan modal untuk menatap masa depan yang lebih baik atau menggapai alam Surga," katanya.
Oleh karena itu, dia mengingatkan lagi, kaum Muslim tak perlu bersedih berakhirnya bulan Ramadhan, tapi tangisilah apakah bertemu lagi dengan Ramadhan yang akan datang, demikian Fahrurazi.
Shalat Idul Fitri 1443 di Masjid Su'ada atau Masjid Ba-angkat (pakai tongkat/sistem panggung yang didirikan Tahun 1328/1908 yang merupakan Cagar Budaya itu dimulai pukul 08.00 Wita dengan Bilal Mukhyar dari Kandangan.
Usai shalat 'Id tersebut jemaah bersalaman dengan Imam/khatib dan sesama kaum Muslim yang pada masa pandemi COVID-19 acara bersalam-salaman itu tidak ada.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022